Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Dijodohkan Hantu
Dijodohkan Hantu

Dijodohkan Hantu

5.0
101 Bab
62.6K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Erina adalah gadis berusia 25 tahun. Hidup seorang diri sejak kedua orang tua dan adik laki-laki nya meninggal dalam tragedi kebakaran lima tahun lalu. Sejak kecil Erina memiliki kemampuan istimewa. Dia dapat melihat hal yang tidak dapat orang lain lihat, orang-orang menyebutnya 'hantu'. Awalnya memang sedikit menakutkan namun, sekarang dia sudah terbiasa. Dia bahkan sudah mampu mengabaikan keberadaan mereka. Hanya saja sudah satu Minggu ini ada hantu wanita yang terus menerus mengikutinya. Erina yang kesal menanyakan keinginan hantu itu. Hantu tersebut meminta agar Erina mau menghibur suaminya yang bersedih karena kepergiannya. Erina awalnya menolak namun, karena kegigihan makhluk berwajah pucat itu, dia akhirnya setuju. Eldrick Damiano, pria yang merupakan suami dari hantu wanita itu. Pertemuan mereka menggerakkan hati Erina yang selama ini tidak tersentuh. Dia untuk pertama kalinya jatuh cinta. Namun, Eldrick sudah menutup hatinya. Dia berjanji untuk tidak jatuh cinta lagi. Mendiang istrinya adalah satu-satunya wanita dalam hidupnya.

Bab 1 Bagian Satu

Erina bekerja sebagai kasir di sebuah minimarket, jaraknya sekitar dua kilo meter dari rumahnya. Dia baru saja pulang kerja setelah lembur selama dua jam di tempat kerjanya. Saat ini dia sedang berdiri di depan rumahnya dengan pandangan lurus. Sudah lima tahun sejak seluruh keluarganya pergi meninggalkannya seorang diri. Erina yang memiliki kemampuan istimewa tidak sekali pun pernah melihat keberadaan orang tuanya ataupun adik kesayangannya itu. Mereka sepertinya tidak ingin melihat Erina lagi bahkan tidak sekali pun mereka datang ke mimpi Erina.

Erina menghela napasnya berat lalu membuka pintu rumahnya. Seperti biasa, dia disambut keheningan dan ruangan gelap. Hal yang tidak asing lagi baginya. Erina meraba dinding untuk menemukan saklar. Dia kemudian menutup matanya ketika cahaya penerangan ruangan itu menyala. Ada harapan agar dia melihat keluarganya walaupun hanya sedetik. Erina mendesah kecewa ketika dia membuka matanya. Hal yang dia harapkan tidak pernah terwujud.

Erina melirik wanita dengan wajah pucat berpakaian putih melalui sudut matanya. Ini pertama kalinya dia melihat wanita itu di rumahnya. Sebenarnya dia bukanlah satu-satunya yang menumpang di rumahnya. Ada dua lagi orang lagi yang menjadi penghuni rumahnya hanya saja mereka tidak pernah menampakkan diri secara sengaja cenderung menghiraukan keberadaan Erina. Ah ... bukan orang, sih. Mereka adalah makhluk yang tidak bisa dilihat oleh orang biasa. Dan wanita yang satu ini adalah penghuni baru. Ini pertama kali Erina melihatnya.

Erina mengabaikan keberadaan penghuni baru di rumahnya lalu masuk ke dalam kamarnya. Dia bersikap seolah-olah dia tidak melihat wanita itu. Erina langsung masuk ke dalam kamar mandinya dan membersihkan tubuhnya. Tidak butuh waktu lama untuk berada di dalam kamar mandi, Erina keluar dari sana dengan piyama andalannya yang berbahan katun lembut. Erina menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur lalu menarik selimut menutupi tubuhnya hingga sebatas dada.

"Selamat malam," ucap Erina pada dirinya sendiri. Dia lalu menutup matanya bersiap menuju alam mimpi yang bisa membuatnya lupa dengan kesepian yang dia alami selama lima tahun terakhir. Sejak kepergian keluarganya dia tidak lagi memiliki teman. Hanya ada dirinya sendiri yang terkurung dalam rindu untuk keluarganya.

***

Pagi menyapa Erina dengan langit yang menurunkan hujan gerimis. Berhubung hari ini dia libur, jadilah Erina menarik selimutnya kembali dan menutupi tubuhnya dari angin hujan yang berhembus melalui celah jendela kamarnya. Ketika Erina berbalik badan dia menemukan lagi wanita itu yang sedang duduk manis di meja riasnya. Erina menutup matanya mencoba tidur kembali.

Setelah bermalas-malasan selama satu jam, Erina turun dari ranjangnya. Masuk ke dalam kamar mandi lalu membasuh wajahnya. Erina keluar dari rumahnya untuk mencari sarapan. Kalau lagi libur atau dia kebagian shift Erina biasanya masak agak siang. Satu kali memasak dan itu sudah cukup sampai makan malam.

Erina kembali setelah mendapatkan sarapan yang dia inginkan. Erina menyalakan televisi lalu membuka bungkusan makanannya. Dia mulai makan dan mengabaikan makhluk yang duduk tidak jauh dari tempatnya duduk.

Hari-hari berikutnya hantu wanita itu selalu mengikutinya kemana pun dia pergi. Bahkan ke tempat kerja sekalipun. Erina mulai kesal namun, dia menahan diri. Dia tetap bersikap seolah dia tidak melihat wanita itu.

"Selamat datang, selamat berbelanja di Nine Market," sapa Erina pada calon pembeli yang baru saja masuk ke dalam minimarket. Pria itu hanya mengangguk tanpa melihat Erina. Dia lalu berjalan menuju rak minuman dingin. Tidak lama kemudian pria itu berdiri di depan meja kasir. Meletakkan dua minuman dingin beserta sebungkus roti tawar.

"Ini aja, Mas?" Erina bertanya seraya men-scan minuman yang pria itu beli.

"Iya," jawab pria itu pendek.

"Rokoknya, Mas? Lagi promo beli dua gratis satu." Erina menawarkan. Pria itu menatap Erina datar.

"Saya tidak merokok." Erina tersenyum masam.

"Totalnya dua puluh dua ribu, Mas." Pria itu mengeluarkan uang lima puluh ribu lalu memberikannya pada Erina.

"Kembaliannya, terima kasih telah berbelanja, se-" Erina belum selesai pria itu sudah meninggalkannya dengan wajah datarnya. Erina menggeleng pelan, ini bukan pertama kalinya dia mendapat pembeli seperti itu. Erina sudah menemui banyak orang dengan sifat yang berbeda-beda.

Erina melirik kecil pada hantu wanita yang terlihat gelisah. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu tapi urung karena Erina terlihat tidak peduli. Erina memang hanya melirik kecil setelah itu dia kembali bekerja melayani pembeli.

Erina meregangkan otot-ototnya setelah lelah berdiri seharian. Dia bersiap untuk pulang ke rumah setelah selesai hitung-hitungan dengan rekan kerjanya. Hari ini kasir yang Erina pegang minus lima ribu rupiah. Dia sudah menghitungnya secara teliti dan berkali-kali namun, hasilnya tetap sama. Mau tidak mau dia harus mengganti uang itu. Meski hanya lima ribu namun dia tidak ikhlas. Lima ribu sudah bisa membeli dua bungkus kopi instan.

Erina sadar hantu wanita itu sudah semakin menempel dengannya. Jika sebelumnya dia menjaga jarak namun, sekarang jarak mereka sangat dekat. Erina tidak takut akan tetapi dia merasa risih. Kembali ke rumah dengan mengendarai motornya dan Erina tidak kaget ketika melihat wanita itu sudah berada di depan pintu rumahnya. Entah bagaimana caranya, mungkin dia terbang, pikir Erina. Dia belum pernah berkomunikasi dengan hantu, jadi dia tidak tahu bagaimana cara mereka berpindah tempat.

Erina kali ini langsung masuk ke kamarnya kemudian dia menuju kamar mandi. Membersihkan tubuhnya lalu keluar lagi untuk makan malam. Erina akhirnya jengah dia menatap hantu wanita itu dengan kesal. Bahkan tadi hantu wanita itu mengikutinya hingga ke kamar mandi.

"Apa mau mu?" tanya Erina pada akhirnya. Dia sudah tidak nyaman dengan hantu wanita yang walaupun pucat tapi masih tetap cantik. Hantu wanita itu tersenyum tipis.

"Tolong temui suamiku dan katakan padanya untuk melepaskan kepergianku. Tolong hibur dia agar dia tidak bersedih lagi," pinta wanita itu dengan nada memohon. Erina terkejut ketika mendengar hantu itu berbicara. Nada suaranya terdengar pelan nyaris seperti berbisik namun, angin yang dihasilkan cukup membuat Erina merinding. Dilihat dari tampilannya Sepertinya dia belum lama berpindah alam.

"Kenapa aku harus melakukannya?" Erina tentu tidak mau menemui laki-laki itu. Bisa-bisa dia dikatakan orang gila. Zaman sekarang sudah canggih, sangat jarang ada orang yang percaya tentang hal-hal gaib atau sejenisnya.

"Dia sangat bersedih karena kepergian ku yang tiba-tiba. Tolong bantu dia untuk mengikhlaskan aku, agar aku bisa pergi ke tempat yang seharusnya."

"Maaf, aku tidak bisa membantumu. Menghibur suamimu bukan tugasku. Aku yakin masih banyak orang di sampingnya yang mampu melakukan itu," tolak Erina. Hantu wanita itu menggeleng.

"Dia tidak mau mendengarkan siapa pun. Aku yakin kamu adalah orang tepat yang bisa membuatnya bangkit kembali."

"Aku tidak bisa melakukannya. Silahkan cari orang lain untuk melakukan itu." Erina tetap kukuh untuk menolak. Orang terdekatnya saja tidak pria itu dengarkan apalagi orang asing sepertinya? Erina tidak mau mengambil resiko, dia juga tidak tahu bagaimana sifat pria itu. Bagaimana kalau dia adalah seorang psikopat? Atau mungkin pembunuh bayaran. Erina menggeleng ngeri.

"Aku akan terus mengikuti kamu sampai kamu setuju untuk bertemu dengan suamiku," ucapnya kukuh. Erina mengangkat bahunya cuek, dia sudah terbiasa bersama dengan makhluk sejenisnya. Jadi Erina yakin dia bisa bertahan dan membuat hantu itu pergi sendiri.

__________________

Bersambung...

Salam sayang, Emhy

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY