/0/2890/coverbig.jpg?v=015567bf43a894bd136553904d04346b)
Karena terus didesak oleh sang kakek untuk segera memiliki keturunan, demi meneruskan dinasti seluruh perusahaan Nagara Group membuat El Barack Gunadhya Nagara terpaksa harus mencari perempuan untuk melahirkan seorang keturunan untuknya. El Barack membeli seorang gadis dari seorang wanita yang diduga bibi dari gadis yang dibelinya dengan jumlah yang besar, dan menjalankan pernikahan singkat dengan gadis yang bernama Bellina Devanka Ammari. Kebencian terus dirasakan oleh Bellina ketika menjadi istri sah dari El yang terus menyiksa batinnya, dan hanya menginginkan keturunan dari rahim Bellina, bahkan Bellina pun harus berpisah dengan pria yang sangat dicintainya bernama Kevin Anumerta Sanjaya. Apakah Bellina akan keluar dari jeratan kehidupan dengan El? Atau sebaliknya jika perasaan cinta yang tumbuh seiring berjalannya waktu kepada El Barack, ketika suaminya menjadikan Bellina sebagai seseorang yang spesial dalam hidupnya dan terus menyelamatkannya.
Secara perlahan Bellina mulai membuka matanya, ketika ia merasakan sedang tertidur di atas ranjang king size milik seseorang. Kedua manik matanya yang begitu indah menatap lurus ke arah lampu hias yang menggantung di atas plafon yang dirasa penglihatannya masih kabur. Wajah perempuan berambut panjang sampai punggung itu tampak terlihat sayu menahan rasa sakit dan ngilu di area sensitif-nya. Tak lama ia mengedarkan pandangan ke arah pakaian yang sudah berantakan di tubuhnya yang polos.
Dengan cepat perempuan itu menarik selimut di sampingnya untuk menutupi beberapa bagian tubuh yang terekspos karena pakaian yang dikenakannya sudah koyak dan tak layak pakai.
Perempuan dengan mata hazel yang begitu indah tersebut mencoba bangkit secara perlahan untuk menyandarkan tubuhnya di punggung ranjang, dan mengingat kejadian semalam yang terjadi padanya. Walaupun ia harus menahan rasan sakit di kepalanya yang terus berdenyut dan juga di area sensitif akibat kegiatan semalam yang merenggut keperawanannya, setelah menjadi istri sah dari seorang El Barack Gunadhya Nagara, pengusaha sukses yang sangat terkenal di seantero perbisnisan di negara ini maupun di luar negeri. Namun perempuan itu tak tahu tujuan dari pria itu menikahinya untuk apa? Bahkan ia sama sekali tak mengenal sosok El Barack sebelumnya, walaupun pertemuan pertamanya dengan pria itu ketika ia memberikan sejumlah uang kepada sang bibi.
"Apa aku sudah tak perawan lagi?" lirih Bellina mendapati cairan berwarna merah yang menempel di kedua kakinya yang berjajar, bahkan cairan tersebut juga menempel di seprai putih yang merupakan saksi dengan kejadian semalam. Walaupun yang melakukan adalah suaminya sendiri, namun tetap saja pria itu merenggutnya secara kasar.
Terdengar suara langkahan kaki dari arah luar, dengan cepat perempuan itu mengedarkan pandangan ke arah pintu dan sudah terlihat jika handle pintu yang bergerak menandakan seseorang yang akan masuk. Jantung Bellina berdetak tak normal, terasa jika aliran darahnya pun mengalir tak sempurna di dalam tubuh. Ia merasakan jika keringat dingin sudah mulai mengucur di sekujur tubuhnya yang terus merasakan takut harus bertemu dengan pria kejam yang telah merenggut kesuciannya semalam.
Dengan cepat Bellina segera membenarkan pakaiannya yang berantakan, walaupun terlihat sudah koyak dan tak bisa menutupi beberapa bagian tubuhnya yang dapat dilihat oleh orang lain. Namun, tak ada cara lain yang dapat dilakukan oleh perempuan itu selain tetap memakai pakaian yang sudah koyak ini dan menutupnya dengan selimut, karena ia tak tahu bisa mendapatkan baju ganti dari mana.
"Ternyata kamu sudah bangun juga." Suara baritone itu terdengar jelas di telinganya, gerakan tangannya pun terhenti ketika ia masih sibuk membenarkan pakaiannya sehingga perempuan itu tidak melihat seseorang yang sedang mengajaknya bicara dan sudah berdiri di tepi ranjang.
Bellina mendongakkan wajahnya tepat di depan seorang pria yang sedang berdiri, dan pria itu tak lain adalah suaminya. Wajah tampan dari seorang El Barack tidak mampu membuat Bellina terpana akan pesonanya begitu saja, karena sekarang yang ada dalam hati perempuan itu adalah sebuah rasa kebencian kepada pria yang sudah merenggut semuanya dari diri Bellina, termasuk pernikahan paksa ini tanpa adanya cinta.
Pria angkuh yang sedang berdiri sembari menyilangkan kedua tangan di dadanya itu denagn santai bernama El Barack Gunadhya Nagara, seorang pria kaya dan penuh kuasa yang memaksa Bellina untuk menjadi istrinya, karena terus di desak oleh sang kakek Gerald Nagara untuk segera melahirkan garis keturunan demi melanjutkan dinasti kepemipinannya di Perusahaan Nagara Group. Bahkan pernikahan yang dilakukan keduanya pun terbilang sangat singkat. Bellina tidak bisa menolak ajakan El, ketika pria itu memberikan sejumlah uang dengan nominal yang begitu besar kepada sang bibi, satu-satunya keluarga yang masih dimiliki oleh Bellina setelah kedua orang tuanya meninggal dunia. Namun karena sang bibi begitu materialistis dan haus akan uang membuatnya begitu saja menjual keponakan untuk menjadi istri El Barack dan melahirkan keturunan untuknya.
El Barack adalah pria tampan, dengan postur tubuh yang proporsional, tatapannya begitu tajam dan memiliki rahang yang tegas. Sejuta pesona yang dimiliki pria berusia 29 tahun itu. Tak terhitung lagi para perempuan di luar sana yang menginginkan hanya untuk disentuh olehnya atau bahkan ingin menjadi istrinya.
Pria itu mendekat ke arah Bellina yang masih diam tertunduk lesu dengan keadaannya ini, bahkan terlihat jika seprai yang berwarna putih sudah terdapat bercak darah akibat hubungannya semalam, ketika Bellina sudah kehilangan keperawanannya yang diambil secara paksa oleh El Barack.
Pria itu menekan kuat dagu Bellina dan mengangkat dagu perempuan itu agar menatap ke arahnya. Bellina harus menambah rasa sakitnya lagi, selain di area sensitifnya dan kini juga di dagunya yang ditekan kuat oleh pria gila itu.
"Aku kira kamu adalah wanita jalang yang sudah tidak perawan lagi, tapi ternyata aku salah, punyamu terlalu sempit sehingga aku kesulitan untuk memasukkan milikku ke dalam milikmu itu," ucapnya sembari tersenyum kecil. Tanpa merasa kasihan dengan keadaan Bellina yang begitu menyedihkan.
Hati Bellina merasa teriris dan begitu sakit mendengar pelecehan verbal yang dilontarkan oleh El Barack, merasa jika masa depannya sudah hancur dengan diperistri oleh pria kejam sepertinya yang tak bisa menghargai seorang perempuan.
"Tapi kamu tenang saja, karena aku sudah memasukkan benih ke dalam rahimmu, mungkin sebentar lagi kamu akan segera hamil, dan yang kuinginkan dari kehamilanmu itu hanyalah keturunan untuk meneruskan dinasti kepemimpinanku di dalam Perusahaan Nagara," ucap El Barack yang melepaskan secara kasar cengkeramannya di dagu Bellina, dan tidak memperdulikan keadaan perempuan itu yang masih merasa kesakitan akibat ulahnya. Karena tujuan pria itu menikahinya hanya ingin memiliki keturunan dari rahimnya saja tak lebih.
Wajah El masih begitu dekat dengan wajah Bellina, pria itu menatap lekat wajah cantik Bellina yang tampak pucat dan menurunkan pandangannya ketika Bellina berusaha menutupi bagian puncak dadanya yang terlihat menggunakan kedua tangan, sedangkan perempuan itu hanya menatap penuh kebencian kepada El, walaupun belum ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya. Dan sekali lagi wajah tampan dan rupawan dari El Barack tidak mampu membuat Bellina langsung jatuh cinta kepadanya pada pandangan pertama. Bagi Bellina percuma memiliki wajah tampan namun hati bagai iblis yang merenggut kebahagiaan orang lain demi kepentingannya sendiri.
El segera kembali ke posisi semula dan akan membalikkan tubuhnya untuk segera pergi.
"Dasar pria jahat dan kejam!" tegas Bellina yang menghentikan gerakan tubuh El yang hendak berbalik. "Kenapa kamu tega sekali melakukannya kepadaku ... padahal aku sendiri tidak kenal siapa kamu, tapi dengan teganya kamu membawaku ke sini, memperistri dan melecehkanku, mengambil harta berhargaku satu-satunya untuk kuberikan kepada suami yang kucintai kelak," ucap Bellina dengan nada suara yang sedikit terisak, namun penuh penegasan.
"Jika kamu menginginkan seorang anak, kamu bisa menikahi perempuan lain dan tidak harus aku yang menjadi korbannya," ucap kembali Bellina dengan berani. Sesekali perempuan itu mengusap matanya yang terasa sudah mengeluarkan air mata, dan menahan rasa sakit di area sensitifnya. Bellina teringat jika El Barack melakukannya dengan cara yang sedikit kasar maka dari itu ia sangat merasakan kesakitan seperti ini, dan sedikit trauma dengan yang dialaminya walaupun tidak parah.
Pria itu sudah mengepalkan kedua tangannya kuat, ingin sekali ia menampar dan menyumpal mulut Bellina yang sudah berani berkata kasar kepadanya. Namun ketika kedua matanya melihat dengan jelas Bellina yang sedang meringis kesakitan sambil memegang area sensitifnya, bahkan darah segar yang mengalir di kaki jenjang Bellina, membuat pria itu sedikit melemah dan tidak sampai hati untuk melakukannya.
"Pelayan." Panggil El kepada salah satu pelayan yang bekerja di rumahnya.
Tak menunggu lama, sang pelayan pun tiba dan berjalan tergesa-gesa untuk berhadapan dengan El Barack, dengan posisi menundukkan kepalanya.
"Iya, Tuan El."
"Bibi, urus perempuan itu dengan sebaiknya, dan ganti seprai yang terkena bercak darah," titah El kepada sang pelayan yang bernama Emma.
"Baik, Tuan El."
Daripada El terus berdiri dan rasa kasihan tumbuh di hatinya. Lebih baik baginya pergi keluar, bagi hidup pria itu tak ada yang harus dikasihani termasuk Bellina. Karena ia sudah membayar mahal kepada bibi dari perempuan itu agar keponakannya mau melahirkan keturunan untuknya, di depan sang kakek yang sebentar lagi akan segera tiba ke tanah air.
"Ayo Non, biar bibi bantu," ucap sang pelayan perempuan yang bersikap ramah kepada Bellina. Bahkan wajah pelayan itu terus menyiratkan senyuman di wajahnya.
Bellina memegang tangan pelayan yang sudah diulurkan ke arahnya, untuk membantu memapahnya berjalan ke kamar mandi. Dengan penuh kesabaran pelayan perempuan itu membantu Bellina turun dari ranjang, bahkan di bagian kedua kakinya terus mengalir darah segar.
Sedangkan di depan pintu, El tak benar-benar pergi dan mengarahkan matanya kembali ke arah Bellina yang sedang kesulitan untuk berjalan. Bahkan terlihat raut wajah perempuan itu yang terus meringis kesakitan menahan rasa sakit dan ngilu. Terdapat sedikit rasa tak tega di dalam diri El melihat perempuan yang sudah ia nikahi dalam keadaan tak berdaya. Tapi El langsung menepis jauh-jauh perasaan kasihannya kepada Bellina. Bagi El jika Bellina hanya sebagai alat untuk melahirkan keturunannya, dan tidak ada perasaan kasihan di dalam hubungan pernikahannya dengan perempuan itu. El segera melangkahkan kakinya tegas pergi keluar.
To be continued...
"Saya pesan kamu!” tegas Kim yang mengeluarkan nada suara baritonenya yang sejak dari tadi ditunggu oleh Sasi, bahkan begitu terdengar maskulin oleh telinga Sasi. Sasi masih tercengang karena tidak mengerti maksud perkataannya. “Pesan saya, maksudnya?” tanya Sasi tak paham. Tidak hanya Sasi yang tercengang, melainkan sang sekretaris pun menampilkan wajah yang sama seperti Sasi. Win merasa bingung dengan ucapan atasannya itu. Kim mengubah posisi duduknya menghadap Sasi sekarang. Fokus kepada perempuan itu yang sedang berdiri di hadapannya, membuat Sasi sedikit merasa canggung ketika melihat dengan jelas rupa salah satu pengunjung spesialnya itu yang memang sangat tampan, dan mampu menggoda para perempuan. “Iya, saya pesan kamu untuk menemani saya malam ini di sebuah hotel berbintang,” tukasnya sambil tersenyum tampan, seperti tanpa beban bagi Kim mengatakan kalimat itu. “Saya akan memberikan apapun yang kamu mau, dengan syarat berikan tubuh kamu ke saya, mudah ‘kan.” Kim mengucapkan kalimat tanpa merasa bersalah dan berdosa sedikit pun kepada perempuan yang baru dilihat dan dikenalnya.
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Bianca tumbuh bersama seorang ketua mafia besar dan kejam bernama Emanuel Carlos! Bianca bisa hidup atas belas kasihan Emanuel pada saat itu, padahal seluruh anggota keluarganya dihabisi oleh Emanuel beserta Ayahnya. Akan tetapi Bianca ternyata tumbuh dengan baik dia menjelma menjadi sosok gadis yang sangat cantik dan menggemaskan. Semakin dewasa Bianca justru selalu protes pada Emanuel yang sangat acuh dan tidak pernah mengurusnya, padahal yang Bianca tau Emanuel adalah Papa kandungnya, tapi sikap keras Emanuel tidak pernah berubah walaupun Bianca terus protes dan berusaha merebut perhatian Emanuel. Seiring berjalannya waktu, Bianca justru merasakan perasaan yang tak biasa terhadap Emanuel, apalagi ketika Bianca mengetahui kenyataan pahit jika ternyata dirinya hanyalah seorang putri angkat, perasaan Bianca terhadap Emanuel semakin tidak dapat lagi ditahan. Meskipun Emanuel masih bersikap masa bodo terhadapnya namun Bianca kekeh menginginkan laki-laki bertubuh kekar, berwajah tampan yang biasa dia panggil Papa itu, untuk menjadi miliknya.