/0/3037/coverbig.jpg?v=88214d6b45570198e54c4a8206c1938e)
Semua harapan yang pernah ada dihancurkan oleh kebodohannya sendiri, penghianatan dari pacarnya membuat gadis yang bernama Maria harus menahan derita. Ia hamil tanpa seorang suami dan hal itu membuat kedua orang tuanya meninggal karena tak sanggup lagi mendengarkan perkataan orang lain.
Pengantin yang menjadi raja sehari itu masih sibuk berfoto dengan sanak keluarga dan para tamu yang masih berdatangan.
Suara canda tawa masih terdengar dengan begitu jelasnya, raut wajah kebahagiaan terlihat dengan begitu jelas.
Namun kebahagiaan itu tak dapat dirasakan oleh seorang gadis yang masih duduk dengan linangan air mata.
Bagaimana tidak, laki-laki yang tengah bersanding dengan wanita yang baru dikenalnya itu tak lain adalah mantan kekasihnya.
Ia tak pernah menyangka jika laki-laki itu benar-benar akan meninggalkannya dan menikahi gadis yang baru saja dikenalnya.
"Maria, kamu tidak mau berfoto bersama dengan Radit?" Suara seseorang membuatnya terkejut.
Air mata yang tadi sempat tumpah lantaran rasa kecewa dan sedih segera ia hapus supaya sahabatnya itu tak bisa melihatnya.
"Aku malas, kamu saja yang berfoto dengan dia. Aku akan segera pulang."
Tanpa menunggu perkataan yang lain lagi dari sahabatnya itu ia segera meninggalkan tempat itu masih dengan isakan tangis.
Malam yang masih penuh dengan kegelapan itu tak ia pedulikan, rasa takut jika ditemui binatang malam tak lagi ia hiraukan.
Hanya ada linangan air mata setiap langkah kakinya, semua harapan dan keinginannya untuk bersama dengan orang yang ia cintai sudah kandas.
Hubungan yang sudah mereka bina selama empat tahun itu tak lagi berarti, Radit takkan pernah lagi menjadi miliknya.
Semua kenangan yang telah mereka lalui membuat Maria sangat tersiksa sekali, bagaimana tidak, padahal ia sudah memberikan segalanya untuk Radit.
"Maria, tunggu!"
Langkah kakinya terhenti pada saat mendengarkan suara yang begitu nyata ia kenali, suara itu tak lain adalah suara Radit.
"Apa lagi? Kamu mau pamer sama aku kalau kamu udah bahagia sama perempuan itu? Sebentar lagi kamu juga akan punya anak kan?"
Semua rasa kecewa yang sudah berusaha untuk ia tahankan tak lagi dapat dibendung sekarang ini, membayangkan Radit bersama perempuan itu saja sudah membuatnya gila.
"Ayo ikut denganku, kita akan pergi ke tempat biasanya kita menghabiskan malam berdua." Radit segera menarik tangan Maria.
Tak ada lagi pertanyaan, Maria yang masih merasa sangat kecewa hanya bisa mengikuti keinginan Radit dan segera naik motor.
Sepanjang perjalanan mereka harus melihat ke segela arah supaya tak seorangpun yang melihat mereka pergi berdua pada malam hari.
"Kenapa kamu menemuiku? Bagaimana dengan istrimu dan para tamu yang masih banyak itu? Mereka pasti mencarimu kan?"
Radit tak menjawab pertanyaan dari Maria dan hanya memintanya untuk terus mengawasi jika ada orang yang melihat mereka.
Seperti biasanya, Radit akan membawa Maria ke tempat rahasia mereka, tempat untuk menghabiskan malam bersama.
"Ayo cepat, Maria." Radit membantu Maria untuk berjalan di jalan curam yang penuh kegelapan itu.
Jalan setapak yang mereka rintis berdua untuk bisa sampai menuju gubuk kecil yang juga mereka buat berdua untuk dapat melepaskan hasratnya.
Tempat yang sudah selama dua tahun mereka bangun di tengah hutan itu, dan sampai sekarang masih belum ada yang mengetahui tempat itu kecuali mereka.
Motor yang tadinya mereka kendarai sudah disembunyikan diantara semak belukar yang sangat tebal dan takkan mungkin ada yang tau jika di sana ada motor.
Mereka terus berjalan menuju hutan itu, hutan yang sudah tak asing lagi bagi mereka berdua semenjak kejadian itu.
"Kenapa kamu membawaku ke sini? Bukankah seharusnya ini malam bahagia kamu bersama istri kamu itu?"
Isakan tangis tak lagi dapat dibendung dari gadis ini, semua bayangan buruk takkan bisa lepas dari pikirannya. Ia belum siap untuk kehilangan laki-laki itu,
"Hanya kamu orang yang aku sayangi, aku takkan pernah menikmati kebahagiaan itu bersama dia."
Ia mulai menggenggam tangan mulus kekasihnya itu dan memintanya untuk bisa percaya lagi seperti sebelumnya.
Perlahan ia menghapus air mata yang sudah membasahi wajah Maria, ia berusaha untuk terus meyakinkan kekasihnya itu.
"Aku tak bisa membayangkan kamu dan dia akan melakukan itu nanti, sementara aku takkan ada laki-laki yang akan mau sama perempuan yang sudah tak gadis lagi."
Belum sempat semuanya ia katakan, mulutnya sudah dibungkam oleh mulut Radit, tanpa memberikan aba-aba apapun terlebih dahulu.
Mendapat perlakuan seperti yang ia dapatkan seperti pada saat pacaran membuat Maria mulai berontak.
Ia tak ingin menikmati itu lagi karena ia sangat tahu jika sekarang orang yang ada di depannya sudah menjadi suami orang lain.
"Kenapa kamu menolak? Percayalah aku takkan pernah meninggalkanmu."
Radit tak menyerah, ia kembali membungkam mulut Maria dengan mulutnya, dan perlahan ia membaringkan kekasihnya itu diatas gubuk yang sederhana itu.
"Aku hanya akan melakukan itu bersama kamu, aku hanya menikahinya dan tak pernah berniat untuk memiliknya."
Ia melepaskan mulutnya itu sementara waktu untuk bisa memberikan ruang bagi Maria untuk bisa bernafas.
"Apa buktinya jika kamu hanya akan melakukan itu denganku saja?" Ia terlihat masih ragu dengan ucapan Radit.
"Aku akan melakukan ini setiap malam bersamamu dan meninggalkan istriku sendirian di kamarnya."
Setelah mengatakn semua itu ia kembali melanjutkan aksinya itu, dua gunung kecil itu menjadi sasaran utamanya, menjelalahi keduanya dengan sangat lembut meski hanya dari luar baju saja.
Ia tahu betul bagaimana cara untuk menaklukkan kekasihnya itu, cara yang tak pernah gagal sebelumnya.
"Malam ini kita akan melakukannya tanpa pengaman supaya kamu percaya jika aku hanya mencintai kamu saja."
Gerakannya mulai terhenti, matanya kembali memandangi kekasihnya yang sudah mulai nampak menikmati hal itu.
"Bagaimana kalau aku hamil dan kamu sudah punya istri tidak mungkin untuk menikahiku, lebih baik seperti biasa saja."
Seperti apapun kekecewaannya kepada laki-laki itu jika sudah di bawa ke gubuk itu pasti ia akan segera melupakan semuanya.
"Kita akan melakukannya sampai pagi, dan aku takkan memberikanmu kesempatan untuk menolaknya."
Hanya anggukan yang diberikan oleh Maria, rasa kecewa tak lagi ia rasakan. Bagaimana mungkin Maria akan melewatkan malam itu dengan sia-sia.
Radit yang sudah mendapatkan lampu hijau itu segera melanjutkan aksinya itu kembali dengan lebih ageresif.
Baju hijau yang masih menutupi tubuh indah Maria segera ia tanggalkan dan memperlihatkan dengan sangat jelas dua gunung kecil itu.
Tak ingin ketinggal, Maria juga mulai melepaskan baju pengantin yang masih melekat di tubuh radit.
Perlahan ia mulai memainkan kedua gunung kecil itu, meremasnya dengan perlahan dan sesekali memasukkan mulutnya ke sana.
Tangannya yang satu lagi juga sudah mulai bergerak dengan liar, menjelajahi area bawah yang sudah basah itu.
"Cepat Radit, aku sudah tidak tahan!"
Maria yang sudah sangat tidak tahan segera menarik tangan Radit dan membimbingnya untuk masuk ke dalam rok yang masih melekat dengan sempurna itu.
"Sabar dulu sayang."
Wira menemui pacarnya yang ia kenal secara online, ia berpikir jika pacarnya itu amat menyayanginya, tetapi ternyata...
Pernahkah kalian berpikir jika yang kita lihat di dalam cermin pada saat kita bercermin itu bukanlah kita, melainkan mereka dari dimensi lain yang ingin menipu kita? Benarkah wajah yang kita lihat di cermin itu wajah kita sendiri? Bukankah kita tak pernah sekalipun melihat wajah kita sendiri secara lansung tanpa media apapun? Inilah yang selalu aku pikirkan pada saat hendak bercermin, bagiku menatap cermin itu adalah sesuatu hal yang amat menakutkan. Lebih tepatnya, semenjak kejadian yang menakutkan yang pernah aku alami maka saat itu juga aku tak pernah lagi menatap cermin. Semuanya mengubah sudut pandangku tentang cermin.
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?