/0/3053/coverbig.jpg?v=e84af31a87e430ee978b1e3f4d35abf1)
Jika lahir dari rahimmu kau sebut sebagai hutang Bu, maka kuserahkan tubuh ini untuk menebusnya. Mungkin cacat ini akan membuat hatimu luluh, hingga ampunan terucap dari hatimu yang tulus.
Jika lahir dari rahimmu kau sebut sebagai hutang Bu, maka kuserahkan tubuh ini untuk menebusnya. Mungkin cacat ini akan membuat hatimu luluh, hingga ampunan terucap dari hatimu yang tulus.
"Berhenti di sana, selangkah saja kakimu keluar dari pintu jangan anggap lagi aku Ibumu dan ku haramkan ASI yang telah ku berikan padamu!" Tersentak dan kaku tubuh ini mendengar ucapan Ibu. Seperti ada badai petir dalam hati. Kembali ku langkahkan kaki memasuki rumah.
"Baik Bu, jika di lahirkan dari rahimmu kau sebut sebagai hutang, maka Gilang serahkan tubuh ini untuk menebus nya." Lirih kata yang keluar dari mulut ini. Ku tahan sesak dan bimbang dalam hati. Vina sedang kontraksi, dia sendirian di rumah. Sedangkan Ibu menahan ku di sini.
[Ya Allah, hamba pasrahkan keselamatan Istri dan Anak Hamba dalam kuasa Mu.] Batin ku merintih sakit.
"Bagus, Ibu kira kamu akan terus melawan. Ternyata kamu masih paham cara menghormati Ibu." Ketus Ibu mencerca ku.
"Gilang mohon Bu, saat ini Vina membutuhkan Gilang. Vina akan melahirkan Bu, sudah terasa kontraksi dari dua jam yang lalu. Ijinkan Gilang pergi dan membawa Vina ke Bidan . Hanya ke Bidan Bu, bukan ke klinik atau Rumah Sakit kalau menurut Ibu itu pemborosan. Gilang mohon Bu."
"Tidak! Kau tetap di sini!Telepon saja Bidannya untuk datang ke kontrakan mu!" tolak Ibu dengan tegas
"Vina juga butuh Gilang untuk mendampinginya Bu." Rintihku memelas
"Jangan membantah Gilang, Kau anak lelaki ku satu-satunya yang ku perjuangkan dari bayi sampai sebesar ini seorang diri. Surga mu ada pada ku Ibu mu. Paham kamu?!" seru Ibu tegas.
"Vina akan melahirkan cucu Ibu, darah daging Ibu. Gilang mohon, ijinkan aku pergi Bu."
"Ibu melahirkan mu juga seorang diri. Bapak mu meninggal kecelakaan saat kau masih dalam kandungan.Ibu datang sendiri ke tempat dukun bayi. Ibu juga membesarkan mu seorang diri, tapi setelah kau menikah kau tinggalkan Ibu seorang diri di sini!" ketus Ibu mengingatkanku akan jasanya dalam mengasuhku.
"Bukan begitu maksud Gilang Bu."
"Setelah menikah semua perhatian mu tercurah untuk Istrimu. Kau hanya datang sebulan sekali saat menyerahkan sebagian kecil dari gaji mu, bahkan tidak ada sepermpat nya. Semua untuk istri yatim piatu mu itu. Begini cara mu membalas Budi?" Terhenyak aku mendengar semua ucapan Ibu. Selama ini aku tak pernah sama sekali mendengar keluhan Ibu. Ku pikir semua baik-baik saja.
"Maafkan Gilang Bu, aku yang salah Bu. Gilang yang tidak peka dengan perasaan Ibu. Aku terlalu fokus pada kenyamanan untukVina tanpa sadar itu menyakitimu Bu. Ampuni Gilang Bu!" pintaku dan tangis tumpah ruah berharap Ibu kembali luluh dan memberi ijin padaku mendampingi Vina melahirkan.
"Setelah Ibu sakit dan hampir mati baru kamu bicara seperti ini. Setahun ini kemana saja kamu ? Lupa kalau masih punya Ibu ? . Bahkan setiap ke sini tak lebih dari sepuluh menit setelah menyerahkan sedikit uang langsung pergi . "
Aku betul-betul gelisah memikirkan keadaan Vina. Segera ku ambil handphone dan menelepon bidan Riyani untuk datang membantu persalinan Vina.
Tuuut
Tuuut
Tuuut.
[Assalamualaikum Bu Bidan, Ini saya Gilang Bu, suami dari Vina yang mengontrak rumah di dekat rumah Ibu. Saat ini sepertinya Vina sudah kontraksi Bu mohon bantuannya Bu, segera datang ya Bu ke rumah kami.]
[......]
[Baik Bu secepatnya ya Bu, Mohon maaf merepotkan. Ini saya baru di kota sebelah Bu . Saya Usahakan secepatnya pulang. ]
[......]
[Baik Bu. Terima kasih. Wassalamu'alaikum.]
Tut.
"Gilang sudah telpon bidan Bu. Atau Ibu mau ikut ke rumah Gilang nanti ku pesankan taxi online."
"Kamu ndak lihat Ibu baru sakit!" bentak Ibu.
"Gilang lihat Ibu sehat dan baik-baik saja. Dari tadi juga teriak memarahi aku. Ayolah Bu kita lihat cucu Ibu. Selama ini Vina USG hanya untuk melihat kondisi dan posisi bayi Bu. Jadi belum tahu jenis kelaminnya apa. Katanya biar jadi kejutan Bu. Apa Ibu Ndak penasaran dengan cucu Ibu?" tanya ku merayu berharap Ibu luluh.
"Tidak, biarkan Vina merasakan nikmatnya kesendirian . sebagai balasan untuk kesendirian Ibu selama setahun belakangan ini. Kamu tetap duduk di sini disamping Ibu. Ibu mau tidur. Kepala Ibu tiba-tiba sakit lagi." Ucap Ibu lirih dan memejamkan mata.
[Apa yang harus ku lakukan Ya Alloh.] Batin ku betul-betul bingung dengan keadaan yang ku hadapi saat ini. Mondar-mandir sambil berfikir mencari solusi.
[Lebih baik Aku telepon Bidan Riyani lagi, gimana keadaan Vina sekarang.]
TUUUT
TUUUT
TUUUT
[Hallo, Assalamualaikum Bu. Bagaimana keadaan Vina Istri saya Bu?] tanyaku tak sabar setelah tak beberapa lama panggilanku di angkat.
[ .........]
[Sudah pembukaan enam ya Bu, Baik Bu. Mohon bantuannya ya Bu. Bisa saya bicara dengan Vina Bu?]
[ ........]
[Halo Assalamualaikum Dek, gimana keadaan mu?]
[ .......]
[Iya Dek, Ibu masih sakit. Belum bisa bangun dari pembaringan. Mas juga masih Bingung ini.]
[ ....... ]
[O, begitu ya. Ya Alhamdulillah kalau begitu. Yang sabar ya Dek, yang kuat. Mas yakin kamu bisa. Maafin mas ya . Tidak bisa mendampingi Adek lahiran.]
[...........]
[Iya Dek. Alhamdulillah kalau begitu. Baik. Wassalamu'alaikum.]
[ .........]
TUT.
Kulihat Ibu melirik dari pembaringan nya. Walau sekejap langsung memejamkan mata lagi berpura-pura tidur. Ku Hela nafas kasar. Seiring doa yang terucap dalam hati untuk keselamatan Istri dan Anak ku .
******
Bersambung.
Setelah tiga tahun tanpa cinta, pengkhianatan Nando sangat melukai Kumala. Dia tidak membuang waktu untuk menyingkirkan pria itu! Setelah perceraian, dia mengabdikan dirinya untuk mengejar karier. Menjadi terkenal sebagai desainer top, dokter yang terampil, dan peretas brilian, dia menjadi figur yang dihormati. Nando, menyadari kesalahan besarnya, mencoba dengan-untuk memenangkannya kembali, hanya untuk menyaksikan pernikahannya yang megah dengan orang lain. Saat sumpah mereka disiarkan di papan reklame terbesar di dunia, Farhan menyelipkan cincin ke jari Kumala dan menyatakan, "Kumala sekarang adalah istriku, harta karun yang tak ternilai harganya. Biarlah semua orang yang menginginkannya berhati-hati!"
Kirani dipaksa menikah dengan Devon, seorang preman terkenal. Adik perempuannya mengejeknya, "Kamu hanya anak angkat. Nasibmu benar-benar sial karena menikah dengannya!" Dunia mengantisipasi kesengsaraan Kirani, tetapi kehidupan pernikahannya ternyata disambut dengan ketenangan yang tak terduga. Dia bahkan menyambar rumah mewah dalam undian! Kirani melompat ke pelukan Devon, memujinya sebagai jimat keberuntungannya. "Tidak, Kirani, kamulah yang memberiku semua keberuntungan ini," jawab Devon. Kemudian, suatu hari yang menentukan, teman masa kecil Devon mendatanginya. "Kamu tidak layak untuknya. Ambil seratus miliar ini dan tinggalkan dia!" Kirani akhirnya memahami perawakan sejati Devon, orang terkaya di planet ini. Malam harinya, gemetar karena gentar, dia membicarakan masalah perceraian dengan Devon. Namun, dengan pelukan yang mendominasi, pria itu mengatakan kepadanya, "Aku akan memberikan semua yang kumiliki. Perceraian tidak bisa dilakukan!"
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Selama tiga tahun, Cindy setia mengurus rumah tangga dengan sabar. Namun, suaminya justru meninggalkannya dengan kejam. Bahkan, pria itu memamerkan kekasih barunya, menjadikan Cindy bahan tawaan di seluruh kota. Setelah perceraian, Cindy mulai mengasah bakatnya yang dulu diremehkan. Seiring berjalannya waktu, dia meraih kesuksesan luar biasa, membuat semua orang terkejut. Ketika mantan suaminya menyadari bahwa Cindy adalah wanita berharga, dia mengemis, "Sayang, maafkan aku. Ayo kita rujuk!"Dengan senyum sinis, Cindy menjawab: "Pergi! Jangan datang lagi."Tiba-tiba, seorang pria tampan melingkarkan tangannya di pinggang Cindy. "Dia sekarang istriku. Jangan mengganggu kami lagi!"
Bayangkan menikah dengan seorang pria miskin hanya untuk menemukan bahwa dia sebenarnya tidak miskin. Katherine tidak tahu apa lagi yang harus diharapkan setelah dia dicampakkan oleh pacarnya dan akhirnya menikah dengan pria lain keesokan harinya. Suami barunya, Esteban, tampan, tetapi dia pikir kehidupan pernikahannya tidak akan istimewa sama sekali. Dia terkejut ketika menemukan bahwa Esteban sebenarnya sangat lengket. Anehnya, semua masalah yang dia temui setelah pernikahan diselesaikan dengan mudah. Ada sesuatu yang ganjil. Dengan curiga, dia bertanya padanya, "Esteban, apa yang terjadi di sini?" Sambil mengangkat bahu, Esteban menjawab, "Mungkin keberuntungan ada di pihakmu." Katherine memercayainya. Bagaimanapun, dia telah menikah dengan Esteban ketika pria itu akan bangkrut. Dialah pencari nafkah keluarga mereka. Mereka terus menjalani hidup sebagai pasangan sederhana. Jadi, tidak ada yang mempersiapkan Katherine untuk kejutan yang dia terima suatu hari. Suaminya yang sederhana tidak sesederhana itu! Dia tidak percaya bahwa dia benar-benar menikah dengan seorang miliarder. Sementara dia masih memproses keterkejutannya, Esteban memeluknya dan tersenyum. "Bukankah itu bagus?" Kathrine punya sejuta pertanyaan untuknya.
© 2018-now Bakisah
TOP