Bahkan sering diadakan pesta besar-besaran pada perayaan Halloween setiap tahunnya. Pada 1920, daerah Transylvania berpindah tangan dari Hungaria ke Rumania yang saat itu berbentuk kerajaan. Kastil ini kemudian menjadi milik keluarga Kerajaan Rumania, bahkan sempat dijadikan rumah sakit oleh salah satu anggota Kerajaan Rumania, yaitu Putri Ileana, ketika Perang Dunia II meletus.
Vampir sebagai tokoh mitologi yang digambarkan menghisap darah manusia masih menjadi perdebatan hingga kini, sedang Count Dracula sebagai leluhur vampir dikabarkan sebagai makhluk terkeji yang pernah dilahirkan untunglah sudah tiada.
Sehingga kemasyhuran nama Putri Ileana yang terkenal sangat dermawan membantu rakyat kecil sedikit mengaburkan legenda menyedihkan kastil Bran yang penuh dengan kekejaman.
Yang tidak diketahui banyak orang adalah Putri Ileana mempunyai cucu yang sangat tampan, hasil kisah cinta dari putrinya yang sangat cantik Putri Carmelina dan Vlad Tepes(Vlad III). Cucunya itu mempunyai keistimewaan yang dirahasiakan hingga kini dia dinamakan Vlad IV Kazıklı Voyvoda.
Keadaan yang telah berubah membuat semuanya lebih mudah bagi para pengawal abadi untuk mengurus dan melindungi Vlad IV yang dipanggil dengan nama Kazi.
***
Malam ini di Kazi mengikuti pelatihan merangkai bunga di Jemima Foral Education. Program pembelajaran yang ditawarkan bermacam-macam salah satunya adalah kelas European Flower Arranging membuat rangkaian bunga bergaya eropa.
Miss Daniella menjelaskan, "Bisnis florist tidak hanya cukup terampil merangkai bunga saja, namun juga memiliki pengetahuan sebanyak-banyaknya mengenai bunga dan konsep bisnis yang matang."
Sejenak Miss Daniella berhenti menjelaskan, "Anna jangan kau buat mainan bunga itu lagi! Nanti bunga bagianmu akan patah semua sebelum pelajaran dimulai lo!"
Kazi melihat ke arah Anna yang ditegur oleh Miss Daniella tadi terlihat cuek, matanya melamun dan pandangannya menerawang jauh.
Gadis yang sangat cantik, berkulit seputih salju dengan rambut hitam berombak yang sangat indah. Badannya sangat berlekuk. Akan tetapi dia berpakaian seenaknya, sweater kedodoran menutupi tubuhnya yang aduhai. Mata Kazi yang sangat tajam mampu melihat kemolekan Anna yang tak mampu dilihat orang normal.
"Oasis banyak kalian pakai untuk berlatih. Oasis, busa yang bisa digunakan untuk rangkaian vas meja. Sedangkan bamboo dan stereofoam digunakan untuk rangkaian bunga seperti ucapan selamat atau turut berduka cita. Selain itu, sediakan juga alat pemotong bunga, kawat, tang potong, pita, foral tape, alat penyemprot bunga, wadah atau vas bunga dan lainnya."
Kazi melirik ke arah Anna yang tetap melamun, ingin sekali rasanya menyentuhnya untuk mengingatkan agar lebih konsentrasi agar tak dimarahi kembali oleh Miss Daniella.
Tiba-tiba mata Anna menatap Kazi dengan ramah, "Hei kau lihat bulan di sana? Bulan terasa sangat indah malam ini, bulat bersinar bundar menerangi halaman yang cukup rindang."
"Hei ssst, sudah jangan ramai saja, nanti kau ditegur kembali oleh Miss Daniella."
"Ah biarin dia memang sangat cerewet."
"Mengapa kau tidak pernah takut sama sekali padanya?"
"Dia masih terhitung bibiku, dari mulai kecil hingga sekarang aku selalu dicerewetin walaupun aku tidak melakukan kesalahan kau tahu nggak?" kata Anna sampai berbisik.
Kazi menggeleng, "Bagaimana aku bisa tahu kalau kau belum menceritakannya?"
"Sekarang pikiranku bukan ada di sini. Aku sedang disibukkan dengan hitung-hitungan untung dan rugi, pemasukan dan pengeluaran tokoku minggu ini. Soal hitung-hitungan yang sangat membuatku pening."
"Lalu yang membuatmu sangat gembira dan merasa senang itu kegiatan apa?"
"Apa ya? Aku suka jualan dan berkreasi. Tentu saja tidak mengikat seperti merangkai bunga ini, yang harus beginilah... harus begitulah."
"Ah rupanya jiwamu sangat bebas."
Kazi sekarang tahu bahwa segala hal yang berkaitan dengan administrasi sangat membuat Annaya merasa sangat kesulitan. Rupanya Tuhan Maha Baik, inilah cara Kazi mendekati Anna, dia sangat pandai urusan matematika, karena hidupnya yang panjang memberikannya banyak waktu untuk belajar. Benaknya bagai kalkulator yang mampu menghitung dengan cepat.
"Haduh mengapa bulu kudukku terasa merinding ya?"cetus Anna lagi.
"An....naa, jangan ganggu Tuan Kazi, dia pelanggan terbaik toko bunga kita dan baru pertama kali ikut pelatihan merangkai bunga ini."
"Oh maafkan aku yang telah mengganggumu ya," Anna merasa malu.
"Tak mengapa, " kata Kazi menenangkan Anna yang kelihatan sangat sedih. Kazi sedikit kesal pada Miss Daniella yang senang sekali menegur Anna.
"Mengapa kau ada di sini kalau kau memang mempunyai toko sendiri?"
"Setiap malam aku menjemput bibi. Dia adalah adik bungsu ibuku yang merawatku dari mulai bayi walaupun cerewet dia sangat baik. Sebagai pengganti ibu waktunya dihabiskan untuk menggangguku hehehe."
"Oh begitu."
"Setelah aku mengantarnya pulang aku akan kembali ke toko."
"Tokomu terletak dimana?"
Di area pertigaan yang sangat ramai, tempat turis biasa berkunjung.
"Tokomu menjual souvenir?"
"Ya segalanya."
"Baiklah sekarang silakan kalian boleh merangkai bunga, dan kau Anna aduuh, jangan mengganggu Tuan Kazi teruuus."
Kazi mau membuka mulut untuk membela Anna, langsung dipegang tangannya oleh Anna untuk melarangnya membuka suara.
Anna tersenyum dengan manis lalu menggeleng pelan.
"Aku sudah terbiasa," terdengar bisikannya yang manja.
"Sudah tidak berpengaruh lagi untukku. Ayo mulai bekerja jangan hiraukan aku."
Tangan Kazi yang cekatan mulai membuat karya yang sangat indah, dia telah berlatih berabad-abad. Merangkai bunga melatih kekuatannya agar tetap lembut dan mampu mengira-ngira berapa kekuatan yang dibutuhkan untuk merobek setangkai bunga. Saat tidak ada yang melihatnya, dia memotong tangkai itu dengan kuku dan tangannya, kekuatan yang terukur membuat potongan bunga dan rangkaian bunganya sangat bagus.
"Wah seharusnya kau tak usah kursus lagi Tuan Kazi, buatanmu sangat artistik dan kelihatan berkelas, ini bukan karya kelas pemula."
Anna mendengus dengan tanpa gaya melihat hasil karya Kazi.
"Huh mengapa aku tak bisa membuat sepertimu? Mendekati aja tak bisa."
Kau kurang pengalaman baik waktu atau latihan, ucap Kazi dalam hati.
Daniella mendekati Kazi kembali sambil membawa brosur lomba, "Kazi kau mau ikut lomba merangkai bunga? Mewakili kelas ini, pasti kau akan menang! Selama ini kelasku tak pernah mengirimkan peserta yang handal. Baru kau muridku yang sangat pandai."
Anna tersenyum manis,"Bagaimana mau pandai kalau bibi selalu cereweeet!"
"Annaaa...."
"Baiklah maafkan Anna, oh ya Bibi mau pulang jam berapa? Soalnya Anna masih banyak kerjaan nih."
"Sebentar lagi, Sayang. Oh ya Tuan Kazi bagaimana?"
"Maafkan saya tak bisa."
"Kenapa?"
Kazi bingung untuk menjelaskan. Bagaimana mungkin dia menjelaskan dunianya yang harus tetap dirahasiakan?