/0/3679/coverbig.jpg?v=8f6da6ad998313917dcfed116459a623)
Sebuah kisah perjalan pencarian cinta sejati seorang anak muda bernama Rudi. Rudi sadar Rindu adalah sebuah cinta pertama dan terakhir baginya. Walau pada akhirnya Rindu direbut oleh Jaka sahabatnya sendiri. Tetapi Rudi dengan penuh sabar dan ikhlas menerima kenyataan. Walau puluhan cinta datang kembali pada Rudi. Tetap saja Rudi tak bisa melupakan kisah cinta masa kecilnya dengan Rindu. Bagaimanakah kisah akhir perjalanan cinta Rudi dan Rindu? Ikuti kisah mereka. Dalam serial cerita Cinta tanpa koma.
Rindu kembali menatap tubuhnya di depan kaca sambil tersenyum-senyum kecil sesekali nampak ia memutar-mutar tubuhnya dan berlenggok ke kanan-ke kiri. Betapa bahagia rasa dalam hatinya sebuah hari yang sangat iya tunggu dan di idam-idamkan akhirnya datang jua.
Dengan gaun indah berwarna putih bermotif batik bergaya sarimpit yang iya kenakan nampak sangat cocok melekat ayu di tubuhnya. Tak lupa sanggul terpasang di atas mahkota rambut panjangnya yang biasa tergerai kini tertata rapi bak permaisuri sebuah kerajaan.
"Hem, anak Ibu jadi begitu cantik ya hari ini. Bahagianya yang mau menikah," kata sang ibu menggoda Rindu.
Rindu terus menatap cermin sambil meneliti tubuhnya dari ujung kaki hingga ujung rambut, barangkali ada kekurangan agar bisa langsung ia benahi. Hari ini adalah hari spesial sekali seumur hidup bagi Rindu, iya tak mau ada kesalahan sekecil apa pun. Iya ingin tampil begitu cantik dan perfek di depan calon suaminya Rudi.
"Sudah-sudah, wes ayu (Sudah cantik), ayo Ndok (Sebutan untuk anak cewek dari ibunya dalam bahasa Jawa dari kata Genduk) orang-orang di luar sudah menunggu. Para tamu undangan Halimatul Arsy sudah pada hadir, penghulu pun sudah datang. Jangan biarkan Mas Rudimu menunggu terlalu lama," kata Sang Ibu menuntunnya keluar kamar menuju tempat akad yang terletak di ruang tamu rumahnya.
Disana ter gelar rapi tikar rajutan pandan dengan berbagai macam hidangan di atasnya. Di samping hidangan duduklah beberapa tamu undangan.
Di tengah ruangan terdapat meja kecil tempat surat-surat pernikahan dan buku nikah yang masih kosong diletakkan.
Pak Naip dan Pak Penghulu telah hadir duduk di satu sisinya. Sedangkan sisi yang lain duduklah seorang lelaki gagah nan rupawan bernama Rudi Antoko calon suami Rindu yang sangat terpukau melihat kecantikan alami calon istrinya. Saat Rindu keluar dari kamarnya seraya memakai gaun pengantin serba putih bergaya khas suku Jawa dengan sanggul di kepala.
Rindu berjalan perlahan menghampiri Rudi lalu duduk bersimpuh di sampingnya. Membuat mata Rudi begitu takjub dan tak kunjung berkedip melihat Rindu. Seakan Rindu adalah Bidadari turun dari kahyangan mampir ke bumi untuk iya cintai.
"Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh," ucap Pak Penghulu mulai membuka acara.
"Waalaikumsalam Warahmatullahi wabarakatuh," jawab para saksi dan undangan yang hadir
"Baik mari kita mulai acara akad nikah ini," kata Pak penghulu seraya mengulurkan tangan pada Rudi. Rudi pun menyambut jabat tangan Pak Penghulu dengan rasa mantap dan tekad bulat.
"Bismillahirahmanirahim, Saya nikahkan dan kawinkan Rudi Antoko Bin Kasturi dengan Rindu Antika Binti Ahmadi dengan seperangkat alat Shalat dan uang sebesar sepuluh ribu dibayar tunai," kata Pak Penghulu mendeklarasikan akad nikah Rudi dan Rindu.
"Saya terima nikah dan kawinya Rindu Antika Binti Ahmadi dengan seperangkat alat Shalat dan uang sebesar sepuluh ribu dibayar tunai," jawab Rudi menerima ikrar sumpah setia sehidup semati bersama.
"Sah...," teriak Pak Penghulu pada seluruh saksi dan para undangan yang hadir.
Sah, Sah, Sah,
"Alhamdulillah," teriak para undangan mengakhiri acara ijab kabul. Menandai awal baru bagi Rudi dan Rindu yang telah sah sebagai pasangan suami istri. Untuk berbagi suka dan duka bersama berbagi keluh-kesah bersama dalam mengarungi ombak samudra hidup di atas biduk perahu yang bernama rumah tangga.
Karena Indonesia masih tengah berada dalam masa pandemi jadi acara hanya diadakan sehari untuk akad sekalian syukuran tumpengan dalam bahasa Jawa. Itu pun tamu undangan dibatasi. Hanya tetangga sekitar rumah Rindu dan beberapa saudara saja dari pihak pengantin pria dan pihak pengantin wanita dengan melaksanakan protokol kesehatan yang ketat.
Nampak tamu yang hadir masih bercakap-cakap ditemani Rudi dan Pak Ahmadi ayah mertuanya, suasana begitu riuh kadang diselingi canda tawa di dalamnya. Tiada lupa hidangan serta bergelas-gelas kopi terhidang di hadapan para tamu undangan.
"Alhamdulillah acara berjalan lancar ya Pak Ahmadi. Cuaca pun sepertinya bersahabat terang-benderang Pak," ucap Pak RT sambil menikmati jajanan yang tersedia di sebuah piring kecil yang terletak di hadapannya.
"Ia Pak RT, Alhamdulillah Gusti Allah memberi rahmatnya sehingga acara berlangsung lancar tanpa kendala sesuatu yang berarti lagi pula ini berkat doa bapak-bapak semua," sahut Pak Ahmad juga tengah menikmati hidangan yang telah iya suguhkan untuk para tamu.
"Nak Rudi sekarang kerja dimanah?" tanya Pak RT pada Rudi yang sedari tadi hanya diam menyimak percakapan Pak RT dan Sang Mertua Pak Ahmadi.
"Saya sekarang sedang menggarap sawah Pak RT," jawab Rudi dengan penuh santun.
"Oh iya di desa Nak Rudi sedang tanam apa, sawahnya milik sendiri apa milik orang tua atau Nak Rudi menyewa?" tanya Pak RT sangat antusias dengan memberondong beberapa pertanyaan.
Iya selalu berapi-api jikalau ada anak muda yang mau bekerja sebagai petani meneruskan pekerjaan para orang tuanya terdahulu.
"Pak RT ini loh kalau bertanya suka diborong semua mbok ya satu-satu," kata Pak Ahmadi.
"Hahaha, habis saya sangat senang kalau ada pemuda yang mau bekerja di sawah melestarikan tradisi kita dahulu," ujar Pak RT.
"Sawah yang saya kerjakan milik saya sendiri kok Pak RT. Alhamdulillah tahun lalu ada rezeki untuk saya belikan sawah ya tidak luas Pak tapi saya bersyukur," kata Rudi tersenyum santun pada Pak RT.
"Bohong itu Pak sawah Nak Rudi sangat luas dua hektar," celetuk salah satu undangan yang hadir yang kebetulan pernah ikut membantu menjadi kuli disawah Rudi.
"Wah, wah, wah, ini, ini, berarti sampean (Anda) sangat beruntung Pak Ahmadi. Mendapatkan menantu yang sangat sopan dan santun serta rendah hati seperti Nak Rudi," kata Pak RT.
"Ah bukan saya yang beruntung Pak RT tapi Rindu yang beruntung mendapatkan suami seperti Nak Rudi sudah ganteng, sopan, rendah hati, sarjana pula," kata Pak Ahmadi memuji menantunya.
"Ah tidak Pak justru saya yang sangat beruntung mendapatkan istri Rindu.
Yang sangat ayu dan sangat patuh pada orang tuanya," kata Rudi kembali merendah dengan sopannya.
"Bisa saja kamu Nak Rudi," kata Pak RT sambil tertawa memukul pundak Rudi dengan niat bercanda.
"Aduh...," Rudi sontak berteriak kesakitan.
"Eh sakit ya maaf, maaf, masak juragan tidak tahan sakit, hahaha...," kata Pak RT menggoda Rudi.
Di dalam kamar Rindu tengah berganti pakaian di temani adik perempuannya Sekar yang tengah mematung memandangi kakaknya dengan tak henti-hentinya memuji kecantikan Rindu.
"Memang cantik," celetuk Sekar.
"Apa sih Dek?" sahut Rindu.
"Hehehe..., Duh senangnya Nyonya Rudi," ujar Sekar menggoda Rindu.
"Adek! kok julid ya sekarang," kata Rindu dengan gaya tolak pinggang melihat ke arah Sekar.
"Sebentar-sebentar kak," Sekar memutar-mutar tubuh Rindu.
"Memang Cantik kakakku ini pantas Mas Rudi termehek-mehek," kata Sekar terus menggoda Rindu.
"Adik....!" teriak Rensi dengan wajah cemberut karena terus di goda oleh Sekar.
"Kenapa, Ada apa Rindu?" kata Ibu Wulan yang baru masuk dari dapur.
"Ini Bu, Sekar menggoda aku terus," kata Rindu mengadu pada Ibu Wulan.
""Sekar!" kata ibu melirik pada Sekar pertanda bahwa Sekar harus menghentikan jailnya pada Rindu.
"Ia Ibu," jawab Sekar terdiam menyun.
"Sekar dengarkan Ibu Nak, Kakakmu sekarang sudah memiliki suami. Jadi kebiasaanmu yang sering merecoki Kakak kamu, yaitu sering keluar masuk kamar Kakakmu harus dihentikan sekarang. Sudah ada Mas Rudi kan takutnya nanti Masmu itu risi atau tidak enak hati," ujar Bu Wulan.
"Ah tidak Asyik ah Mas Rudi!" ujar Sekar seraya pergi mengeloyor begitu saja.
"Loh Dek, Sekar," panggil Rindu namun tidak di gubris oleh Sekar tetap pergi keluar kamar.
"Sudah-sudah, Adikmu satu itu memang begitu nanti biar Ibu yang menasihati. Sekar hanya belum dapat menerima kalau Kakak kesayangannya yang cantik satu ini di ambil Mas Rudi," kata Ibu Wulan menenangkan Rindu yang khawatir dengan Sekar yang tengah mengambek.
"Sekarang kalau Rindu sudah selesai berganti baju keluar ya Ndok temani suamimu menemui para tamu," ujar Ibu Wulan.
"Inggeh Ibu..," kata Rindu mulai melepas gaun pernikahannya untuk berganti memakai busana muslim yang telah di belikan Rudi sebagai hadiah pengantin pria terhadap pengantin wanita tadi pagi.
Sebuah kisah perjalanan hidup Effendik. Seorang pemuda kampung dalam mencari cinta sejati dan jati diri. Kisah dari kelahiran hingga masa dewasa, ternyata sangat tidak mudah dan berliku. Sedari kecil Effendik sudahlah mengenyam kesengsaraan. Sampai suatu hari dari penantian sepuluh tahun. Setelah kegagalan cinta pertama yang sangat menyakiti hatinya. Malah Effendik dipertemukan dengan seorang gadis bernama Chusnul. Bahkan jawaban dari doa-doanya adalah dia. Effendik semakin terpuruk, saat tahu kalau Chusnul masih sepupu jauhnya. Tetapi Effendik sudah terlanjur jatuh cinta. Tetapi Chusnul malah sudah memilimi tambatan hati dari pria lain selain Effendik. Bagaimanakah kisah kehancuran hati Effendik. Temukan kesedihan menyayat-nyayat dicerita Tapal Batas?
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Warning !! Cerita Dewasa 21+.. Akan banyak hal tak terduga yang membuatmu hanyut dalam suasana di dalam cerita cerita ini. Bersiaplah untuk mendapatkan fantasi yang luar biasa..
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!