/0/4023/coverbig.jpg?v=3b7b407dbda72bf48056115c9971ec78)
Riko seorang CEO tampan nan kaya raya, ia tidak sengaja bertemu dengan Nabila, seorang wanita malam. Saat itu ia menolong Nabila yang sedang bersembunyi dari suaminya yang ingin terus menjadikannya wanita malam sebagai ladang cuannya. Riko yang membantu proses perceraiannya tak sengaja mencintainya, tapi Ibu Riko tentu tidak setuju dengan hal itu, namun cinta mereka mengalahkan ego dan berjuang bersama meraih restu orangtua.
"Cuy, ayo ke Bar untuk mengurangi rasa stresmu. Sesekali lah tidakk masalah kan?" ujar seorang pria gendut pada Riko. Riko Adreseso adalah seorang CEO di kantor peninggalan ayahnya, ia yang adalah seorang CEO pasti sangat sibuk dan itu membuat ia merasa sangat stres, ia memang bukan tipe orang yang sering bermain ke Bar. Namun, untuk kali ini ia setuju karena ia berfikir mungkin benar yang dikatakan oleh temannya itu.
Riko mempunyai seorang sahabat yang bernama Reno, ia adalah seorang pria gendut yang selalu mendapat penolakan oleh perempuan, tapi ia sering sekali pergi ke Bar untuk bisa melihat perempuan-perempuan yang minim pakaian.
"Okey dah Bro! sepertinya apa yang kamu katakan itu ada benarnya juga, mungkin itu bisa menghilangkan stresku, tapi kamu itu lho jangan terlalu sering dong!" ujar Riko pada sahabatnya itu samping menepuk bahunnya menandakan keakraban mereka. Mereka sudah saling mengenal satu sama lain sejak mereka berada dibangku SD. Tak ada hari yang mereka lewati tanpa bersama.
Dengan bersemangat, mereka langsung pergi ke sebuah Bar dekat dengan kantor milik Riko menggunakan sebuah mobil sport mewah miliknya, dengan hembusan angina mereka pergi, membuka atap mobil itu. Sahabatnya juga berdiri bak cabe-cabean dengan memamerkan ke semua orang sepanjang jalan ini bahwa ia sudah berada dalam mobil sport mewah yang hargannya sampai mencapai angka miliaran rupiah.
Sesampainya di sana, sahabatnya itu langsung turun dari mobilnya dengan, loncat tanpa membuka pintu mobil yang slime dan pendek itu, dengan lenggak-lenggoknya, ia langsung menyapa semua orang yang ia kenal di luar Bar itu. Sedangkan, Riko turun dengan gaya calm dan terlihat biasa saja dengan kekayaan yang ia miliki, berbanding terbalik dengan sahabatnya yang sombong, tapi terlihat lucu karena badannya yang terlihat melipat seperti ulat bulu, namun berlenggok seakan dirinya langsing dan sangat tampan.
"Hoii Bro, udah lama Loe di sini?" tanyanya pada salah satu orang yang berada di sana, namun orang tersebut terlihat sangat bingung karena ia bahkan tidak mengenal Reno sama sekali. Riko yang melihat tingkah sahabatnya itu langsung menarik tangannya masuk ke dalam Bar itu.
"Apaan sih kamu, main sapa aja, dia gak kenal kamu sama sekali kok!" sambutnya karena merasa malu dengan sahabatnya itu, tak lama setelah itu sahabatnya itu juga langsung tertarik pada seorang perempuan yang berjalan di hadapannya, membawa segelas minuman bersoda dan berjalan dengan lenggoknya menunjukkan bentuk tubuhnya.
"Hai Cewek! Main sini dong sama Abang!" serunya pada perempuan itu, perempuan itu langsung melihat kearahnya dengan mengibaskan rambutnya pada panjang dan indah. Namun, tiba-tiba wajahnya berubah setelah ia melihat orang yang menyapanya itu, dengan wajah nyinyir, menaikkan alis dan bibirnya.
"Ihhh sok kenal deh Loe, badan melar gitu ngomongnya kayak orang ganteng aja. Ngaca dong ya!" jawabnya kasar pada Reno. Riko langsung tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang di katakan oleh perempuan itu, sahabatnya itu terlihat malu karena itu dan langsung menepuk bahunya.
"Ketawa kamu! Aku lagi di bully nih, harusnya kamu belain aku bukannya malah ikutan ngejek dong," keluhnya pada Riko, ia merasa sedikit marah pada Riko namun itu tidak lama, hanya membutuhkan waktu hitungan detik saja langsung berubah lagi.
"Kamu sih, gak kenal sok sapa! Ini dah balasannya yang kamu dapat hahahha. Yasudah lah gak masalah, cari yang lain lagi," ujarnya menasehati sekaligus memberikan semangat pada sahabatnya itu dengan ucapan, "Cari lagi!". Sahabatnya itu juga langsung tertawa dan mengajaknya untuk berjalan mengelilingi Bar itu karena sesungguhnya Riko tidak pernah masuk sebelumnnya ke dalam Bar. Ia terlihat sangat canggung dengan tempat itu, ia juga terkadang merasa sangat tidak nyaman melihat begitu banyak wanita dengan pakaian minim di sana, bukannya tertarik ia malah merasa rishi dengan hal itu.
Mereka berjalan mengelilingi setiap sisi dari Bar itu, semua terlihat sangat aneh baginya karena tidak pernah masuk. Banyak perempuan lalu lalang di hadapannya, suara music yang membuat telinganya tidak bisa mendengar suara sahabatnya itu berbicara padanya, melihat banyak perempuan cantik dan terbuka menari dan sesekali menggodanya. Ia sangat bingung dengan semua hal baru itu, ia haus tapi tidak berani minum karena ia tidak suka dengan bau minuman alcohol yang tinggi dan sangat pekat itu, lampu kelap-kelip membuat matanya tetap melihat bayangan lampu itu walau ia sudah menutup mata, kepalannya juga kian sangat sakit melihat lampu kelap-kelip dan suara music yang sangat keras dengan volume yang tinggi.
"Reno! Reno! Ayi pulang aku tidak suka dengan tempat ini!" teriaknya mendekatkan mulutnya kearah telinga sahabatnya itu karena ia takut suaranya tidak didengar oleh sahabatnya itu. Namun, benar saja Reno tidak mendengarnya sama sekali dan terus menggoyangkan kepalanya seturut dengan music yang diputarkan, sesekali ia juga menggoda perempuan yang lewat di hadapannya walaupun ia tidak direspon bahkan sesekali di hina oleh perempuan itu.
"Reno! Ayo pulang!" teriak Riko dengan suara yang lebih keras lagi karena ia sudah tidak tahan dengan itu semua, ia langsung menarik Reno keluar dari Bar itu menuju dimana ia memarkirkan mobilnya. Sahabatnya itu sangat bingung dengan apa yang dilakukan oleh Riko.
"Apa sih? Kamu kenapa Bro? lagi asyik nih ada cewek cantik dan bahenol Bro," ujarnya memberitahu Riko bahwa ia melihat cewek cantik di dalam Bar itu. Namun Riko tidak peduli sama sekali dengan hal itu karena ia memang sangat tidak nyaman dengan tempat itu sama sekali, ia merasa sangat rishi melihat wanita yang menggunakan pakaian yang menurutnya tidak sopan, apalagi saat mereka berjoget dan tidak memerhatikan apa pun lagi.
Namun, sekali lagi sahabatnya itu bingung melihat seorang perempuan yang sedang berada di pojok di samping sebuah tembok, sepertinya ia sedang bersembunyi dari seseorang, ia terlihat sangat ketakutan dengan orang itu. Riko juga melihat ada dua orang lelaki berbadan besar dengan wajah seramnya, sepertinya ia adalah seorang preman yang sedang mengejar perempuan yang di lihat oleh sahabatnya itu, tapi pada saat itu Riko belum melihat perempuan itu. Namun, Reno menepuk-nepuk bahu Riko ingin mengatakan sesuatu padanya, Riko malah bingung melihat sahabatnya itu yang terfokus pada sebuah tembok yang berada di sisi ujung di luar Bar itu.
"Bro! Bro itu ada cewek Bro!" ujarnya mengatakan kalau ia melihat perempuan dan menujuk ke tembok itu, Riko juga melihat ke tembol itu, tapi ia tidak melihat siapa pun di sana selain hanya tembok.
"Mana sih? Gak ada orang di sana, ayo ah pulang," ujarnya sambil menarik tangan sahabatnya itu berniat untuk segera pulang. Tapi, sahabatnya itu malah menarik kembali tangannya, karena badan sahabatnya itu jauh lebih besar darinya sehingga tubuhnya terikut kearah sahabatnya itu.
"Ada apa sih Bro! ayo pulang," ajaknya sangat malas mengikuti sahabatnya itu, namun mata sahabatnya itu tetap menuju kearah tembok itu.
"Itu ada cewek Bro, kasihan kayaknya ketakutan banget!" balas sahabatnya itu dan membawanya kearah tembok itu, dan sesampainya di sana ia sangat terkejut ketika ia melihat seorang perempuan dengan lebab di wajahnya sedang jongkok bersembunyi di balik tembok itu, ia menangis melipat kakinnya dan menahan menggunakan tangannya yang panjang. Saat ia melihat mereka, ia langsung mencoba untuk lagi dari sana karena ia sangat ketakutan, dengan refleks Riko langsung menangkap tangannya.
"Tolong lepasin aku! Aku gak mau ketemu orang itu lagi, aku benci, ia menyiksaku!" teriaknya sambil melihat kesisi lain, mencoba untuk melepaskan tangan Riko darinya.
Blurb : Adult 21+ Orang bilang cinta itu indah tetapi akankah tetap indah kalau merasakan cinta terhadap milik orang lain. Milik seseorang yang kita sayangi
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.
Yahh saat itu tangan kakek sudah berhasil menyelinap kedalam kaosku dan meremas payudaraku. Ini adalah pertama kali payudaraku di pegang dan di remas langsung oleh laki2. Kakek mulai meremas payudaraku dengan cepat dan aku mulai kegelian. “ahhhkkk kek jangannnhh ahh”. Aku hanya diam dan bingung harus berbuat apa. Kakek lalu membisikkan sesuatu di telingaku, “jangan berisik nduk, nanti adikmu bangun” kakek menjilati telingaku dan pipiku. Aku merasakan sangat geli saat telingaku di jilati dan memekku mulai basah. Aku hanya bisa mendesah sambil merasa geli. Kakek yang tau aku kegelian Karena dijilati telinganya, mulai menjilati telingaku dengan buas. Aku: “ahhkkk ampunnn kek, uddaahhhhh.” Kakek tidak memperdulikan desahanku, malah ia meremas dengan keras payudaraku dan menjilati kembali telingaku. Aku sangat kegelian dan seperti ingin pipis dan “crettt creettt” aku merasakan aku pipis dan memekku sangat basah. Aku merasa sangat lemas, dan nafasku terasa berat. Kakek yang merasakan bila aku sudah lemas langsung menurunkan celana pendekku dengan cepat. Aku pun tidak menyadarinya dan tidak bisa menahan celanaku. Aku tersadar celanaku sudah melorot hingga mata kakiku. Dan tiba2 lampu dikamarku menyala dan ternyata...
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"