/0/4150/coverbig.jpg?v=4b6a31f08c19fc0b3bccf81189769194)
Bunga Lily jatuh cinta secara online dengan pemuda yang bahkan belum pernah ia temui. Laki-laki yang hanya Lily lihat melalui foto, bahkan di dalam foto tersebut lelaki itu memakai masker. Sayangnya, hubungan mereka kandas hanya dalam beberapa minggu. Lily yang terlanjur cinta susah move on, membuat sahabatnya stress mendengar cerita Lily tentang pemuda itu. Nabila--sang sahabat-- mengenalkan Lily kepada seorang dosen muda yang memiliki nama sama dengan kekasih online Lily. Adam, seorang dosen muda yang tidak banyak bicara, tetapi tegas dalam mengajar mahasiswanya. Ia dikenalkan dengan Lily, sahabat dari adik temannya. Siapa sangka, Siapa duga, ternyata Adam adalah dosen yang akan membimbing Lily saat menyusun skripsi. Dan entah keajaiban dari mana, ternyata Adam mengenal Lily. Lily, gadis tidak peka yang gampang tergoda dengan wajah tampan, dan Adam, pemuda dengan sedikit bicara yang tidak tahu cara mengekspresikan perasaannya. Bagaimana kelanjutan kisah mereka?
"Bunga, menurutmu apakah sistem perpustakaan saat ini sudah baik atau masih kurang. Berikan alasanmu."
Hening. Mahasiswa yang berada di kelas saling berpandang, seolah memberikan kode untuk menyadarkan seorang gadis yang sedang melamun.
"Lil, lo ditanyai dosen, tuh," bisik Nabila, berusaha menyadarkan sahabatnya yang terhanyut dalam lamunan. "Lil, bisa-bisa kita dihukum sekelas, nih!" bisik gadis itu. "Kalau mau ngelamun nanti aja, deh. Yang ngajar sekarang 'tuh dosen galak. Aduh, mampus gue." Nabila semakin gusar karna sahabatnya tidak kunjung sadar.
"BUNGA LILY, KELUAR DARI KELAS SAYA SEKARANG!"
"Hah, Kok saya dikekuarin?!" refleks Lily menyahut dosen yang sedang menatapnya tajam. Lily menoleh ke kanan-kiri, berusaha memahami situasi. Ia menatap Nabila, sahabatnya itu hanya menggelengkan kepala, memberi kode bahwa Lily tidak ada harapan lagi.
"Salah saya apa, ya, bu?" tanya Lily yang masih tidak mengerti apa yang terjadi. Sedangkan Nabila merutuki Lily yang lemot. Bisa-bisa, satu kelas kena hukuman karena Prilli yang tidak menyadari kesalahannya. Kalau satu kelas benar-benar dihukum, Nabila bersumpah tidak akan mendengarkan curhat Lily tentang pacar online-nya lagi!
"Keluar dari kelas saya sekarang!" Perintah Bu Dosen menahan amarahnya. "Kalau kamu tidak mau keluar, satu kelas ini akan saya hukum!"
"Lil, lebih baik lo keluar, deh. Bukannya gue gak setia kawan, tapi Bu Rina kalau kasih hukuman gak nanggung-nanggung," bisik Nabila, "kalau lo keluar sekarang, gue traktik soto, deh."
Mata Lily berbinar-binar. Anak kost mana yang mau menolak traktiran makan? Apalagi ini sudah tanggal tua. "Oke, gue keluar sekarang," jawab Lily bersemangat tanpa menghiraukan tatapan teman sekelas dan Bu Rina, dosen yang menatapnya dengan garang seolah ingin melempar meja ke arahnya. Dengan cepat gadis itu membereskan laptop dan buku. Setelahnya ia berjalan keluar kelas. "Saya pamit, ya, Bu."
"Cepat keluar!"
"Iya, Bu. Inikan saya mau keluar. Permisi, Bu," jawab Lily seraya keluar dari kelas.
"Semua mahasiswa sama saja, bikin sakit kepala," ujar Bu Rina memijit pelipisnya yang menegang, "Kelas hari ini, sampai di sini saja. Nilai satu kelas ini tidak akan lebih dari B." Setelah mengatakan itu, Bu Rina keluar dari kelas yang disusul dengan hela-an napas mahasiswa. Syukurlah, setidaknya mereka tidak dihukum. Mau dihukum atau tidak pun, memang tidak ada mahasiswa yang dapat nilai lebih dari B+ pada mata kuliah Bu Rina.
"Gila, tuh Dosen. Masa Lily dimarahin depan gue," ujar Nathan, mahasiswa yang dikenal bucin akut kepada Lily yang menganggapnya sebatas teman. "Lily-ku yang manis, malang banget nasibmu, sayangku-cintaku." Bukannya mengkhawatirkan nilai, ia malah mengkhawatirkan Lily yang sedang duduk tenang di kantin.
***
"Lily," panggil Nabila, "Lo kenapa, sih, sebenernya?" tanya Nabila. Mereka sedang berada di kantin. Nabila menepati janjinya yang mentraktir Lily soto.
"Aku lagi makan soto," jawab Lily.
Nabila menghela napas. "Gue nanya lo kenapa, bukan ngapain. Gak kaya biasanya lo gak fokus sama pelajaran."
"Gapapa," jawab Lily disela-sela ia menyantap soto.
"Lo lagi datang bulan?"
"Enggak."
"Jadi lo kenapa?"
"Gapapa, Bil."
"Kalau lo kasih tau, gue traktir jus, deh," bujuk Nabila. Sejak berteman dengan Lily, Nabila tidak pernah melihat Lily seperti ini. Nabila takut, Lily memendam semua masalahnya dan berakhir bunuh diri. Bisa dibilang pemikiran Nabila terlalu lebay, tapi Lily sering bilang mau bunuh diri ketika curhat tentang pacar online-nya.
"Aku udah putus, Bil," jawab Lily lesu, "Dia nuduh aku selingkuh, padahal dia yang lama balas pesan aku, padahal dia online."
Nabila bengong. Lalu setelahnya ia bertepuk tangan dengan heboh. "Lo udah putus? Sama cowok gak jelas itu?!" Nabila masih tidak percaya. "Gila, gue seneng banget. Lo udah putus sama cowok gila yang overprotektif itu." Sekarang Nabila sudah percaya.
"Bil, Adam bukan cowok gak jelas dan gila. Adam masih waras, kok," sanggah Lily, tidak terima kalau laki-laki yang ia cintai dihina sahabatnya.
"Siapa yang putusin?!" tanya Nabila menggebu-gebu, mengabaikan sanggahan Lily.
"Aku," jawab Lily lesu, "Aku nyesel banget putusin Adam. Dia cuekin aku, aku gak bisa diginiin, Bil. Adam bahkan gatau alasan aku minta putus, dia gananya apa-apa waktu aku minta putus. Dia cuma balas 'oke'," curhat Lily.
"Bukannya dia emang cuek?"
"Sekarang lebih cuek! Aku mau balikan, Bil," rengek Lily, "Aku cinta mati sama Adam! Aku gabisa hidup tanpa Adam, Bil. Adam itu cowok paling ganteng yang pernah aku lihat, aku mau nikah sama Adam!" lanjutnya dengan mata berkaca-kaca. Mungkin memang benar kalau gadis itu cinta mati pada Adam.
Nabila tersenyum miring. Ia tahu, kalau Lily sebenarnya tidak secinta itu pada Adam. Nabila tahu, kalau sahabat-nya yang setengah gila itu sebenarnya menyukai wajah Adam yang katanya sangat-teramat tampan. Inilah kesempatan Nabila untuk menghentikan penyakit bucin akut Lily. "Lo mau gue kenalin cowo ganteng, gak?" tanya Nabila memainkan Alisnya.
"Gamau, Bil. Gada yang lebih ganteng dari Adam buat aku."
"Yakin, nih?" tanya Nabila memastikan lagi. Nabila sangat tahu sifat Lily. "Katanya, semester ini ada dosen ganteng, loh, yang ngajar di fakultas kita. Dia temen abang gue juga, kalau lo mau kenalan bisa gue atur," ujar Nabila mengerlingkan mata.
"Ga usa ...."
"Itu orangnya." Tunjuk Nabila menggunakan dagu. Lily refleks menoleh ke arah yang ditunjuk.
"Gila, Bil." Lily menutup mulutnya menggunakan tangan, sedangkan matanya terus menatap ke arah pemuda yang sedang minum air mineral di dekat kulkas yang berisi berbagai macam minuman dingin. "Ganteng banget. Aku mau pingsan, Bil. Ganteng banget," lirih Lily.
Pemuda yang merasa ditatap terus-menerus menoleh ke arah Lily. Pemuda yang berstatus dosen itu tersenyum tipis melihat Lily. Seketika gadis itu melotot dan mengalihkan pandangannya. "Gila, rasanya gue mau mati," ucap Lily memegang tangan Nabila. Penyakit lebay Lily kambuh lagi membuat Nabila mengeleng-geleng.
"Lo mau guekenalin sama dia, gak?"
Lily mengangguk cepat. "Kalau mati setelah kenalan sama Abang itu, gue gak akan menyesal," ujar Lily.
"Abang?"
"Abang ganteng," ujar Lily melihat pemuda itu berjalan keluar dari kantin. "Ternyata kupingnya merah, imut banget," gumam Lily senyam-senyum sendiri melihat pintu kantin yang dilalui banyak orang.
"Gila," pikir Nabila.
‘Ikuti terus jatuh bangun perjalanan Sang Gigolo Kampung yang bertekad insyaf, keluar dari cengkraman dosa dan nista hitam pekat. Simak juga lika liku keseruan saat Sang Gigolo Kampung menemukan dan memperjuangkan cinta sucinya yang sangat berbahaya, bahkan mengancam banyak nyawa. Dijamin super baper dengan segala drama-drama cintanya yang nyeleneh, alur tak biasa serta dalam penuturan dan penulisan yang apik. Panas penuh gairah namun juga mengandung banyak pesan moral yang mendalam.
Yuvina, pewaris sah yang telah lama terlupakan, kembali ke keluarganya, mencurahkan isi hatinya untuk memenangkan hati mereka. Namun, dia harus melepaskan identitasnya, prestasi akademisnya, dan karya kreatifnya kepada saudara perempuan angkatnya. Sebagai imbalan atas pengorbanannya, dia tidak menemukan kehangatan, hanya pengabaian yang lebih dalam. Dengan tegas, Yuvina bersumpah akan memutus semua ikatan emosional. Berubah, dia sekarang berdiri sebagai ahli seni bela diri, mahir dalam delapan bahasa, seorang ahli medis yang terhormat, dan seorang desainer terkenal. Dengan tekad yang baru ditemukan, dia menyatakan, "Mulai hari ini dan seterusnya, tidak ada seorang pun di keluarga ini yang boleh menyinggungku."
Niat untuk melamar pekerjaan sebagai pengasuh, karena membutuhkan pekerjaan tambahan demi menyambung hidup dan membiayai pengobatan ayahnya, justru mengantarkan Laura pada kegilaan Greyson yang merenggut kesuciannya, dan mengikat untuk menjadi pemuas nafsu. Akankah Laura bersedia menjadi budak pemuas Grey demi sejumlah uang untuk pengobatan ayahnya?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya