/0/4312/coverbig.jpg?v=8259b29301e1a72896409b2d270cb8f2)
Kerap kali dihina dan ditekan dalam keluarga, membuat Karmila bangkit dengan caranya sendiri. Saat ini dia bukan lagi wanita lemah yang hanya bisa menuntut belas kasih dan nafkah dari sang suami. Pun penghinaan ibu mertua serta keluarga iparnya menjadikan pelecut dirinya agar bisa maju dan hidup lebih baik. Suami baik, mertua baik, biar aku saja yang jahat. Akan kubuktikan pada kalian, bahwa aku bisa menjadi wanita sukses dengan jalan yang tak disangka-sangka. Bagaimana perjuangan Karmila yang merajut harapan dan cita demi anak-anaknya dengan memanfaatkan barang-barang bekas, menyulapnya jadi kreasi yang indah dan bernilai jual tinggi. Akankah dia berhasil mencapai semua mimpinya?
"Ini jatah uang bulananmu," ucap Mas Haikal. Dia memberikan 10 lembar uang seratus ribuan padaku. Sebelumnya dia sudah menghitung uangnya lebih dulu.
"Tidak mas, kamu saja yang mengatur uangnya. Seperti yang kamu bilang, aku ini boros, tidak bisa mengatur keuangan, jadi lebih baik kamu saja yang mengatur semuanya, yang penting semua kebutuhanku dan anak-anak terpenuhi," tukasku.
Ya, aku bertekad lebih baik tidak menerima uang suami dari pada terus menerus jadi bahan cacian. Aku percaya Allah akan memberikan rezeki pada kami walau dari jalan yang tak terduga.
Mas Haikal memandangku dengan tatapan heran. "Kenapa? Kamu sudah tidak butuh uang, hah?"
Aku berlalu begitu saja. Malas sekali menanggapi ocehannya. Aku sudah lelah, Mas. Lelah. Berdebat denganmu dengan masalah yang sama, dan aku selalu kalah karena hanya kamu yang punya kuasa.
"Dasar istri belagu! Dikasih uang belanja sok-sokan gak mau! Awas saja kau minta uang ini lagi! Gak bakalan kukasih sepeserpun!" umpatnya lagi.
Aku tersenyum getir.
"Ada apa sih kamu ribut-ribut, Kal? Gara-gara Mila lagi?" Suara ibu terdengar lantang menuduhku.
"Ya iyalah Bu, siapa lagi kalau bukan dia! Dasar istri tidak berguna! Hanya numpang hidup saja belagu."
"Heleeh, istrimu emang begitu Kal, bisanya cuma ngurus anak! Mana tahu dia capeknya cari duit! Kerja juga kagak!"
Aku memilih tak peduli. Sudah sering begitu, telingaku sudah kebal mendengarnya.
Ah kalian tidak tahu saja, kalau aku punya uang sendiri dari hasil ngecraft. Ya, aku membuat beberapa kerajinan tangan dari barang-barang bekas, lalu menitipkannya ke toko-toko besar. Hasilnya selama ini sudah lumayan. Apalagi akhir-akhir ini banyak permintaan dari konsumen, jadi barang yang kutitipkan selalu habis. Meskipun jika tak sengaja kepergok, Mas Haikal selalu mencibirku kalau aku seperti pemulung. Lalu dia akan marah-marah tak jelas.
Hasil konsinyasi itu aku simpan, meskipun terkadang kuambil untuk menambal kebutuhan. Selama ini aku memang belum merambah dunia online, karena waktu produksi ku terbatas hanya siang hari saja saat Mas Haikal ada di kantor. Itupun harus sembunyi-sembunyi di kamar si kecil sembari melihatnya main bersama.
Terkadang juga ibu selalu tiba-tiba datang ke rumah tanpa permisi. Kalau tidak minta uang pada Mas Haikal, dia akan meminta makanan. Membuatku makin tak nyaman kalau ada ibu di rumah.
***
"Mil, buatkan kopi, gulanya dikit saja," ujar Mas Haikal sembari menyesap rokoknya.
Aku hanya meliriknya sekilas, sambil terus berselancar di dunia maya. Ya, aku ingin sekali hasil karyaku dijual secara online. Jadi aku harus belajar dari nol mengenai hal ini.
"Kopi ada tinggal sedikit, paling satu kali seduh lagi tapi gulanya habis mas. Silahkan beli gula ke warung dulu kalau mau ngopi."
"Ck!"
Dia berdecak kesal, lalu bangkit sembari mengambil uang di dompet.
"Tunggu, mas!"
"Apalagi?"
"Sekalian belanja sembako buat sehari-hari."
"Hah? Kenapa gak kamu aja sih yang belanja!"
"Kan sudah kubilang mas, atur sendiri uangmu, yang terpenting kebutuhanku dan anak-anak terpenuhi. Selama ini kamu selalu bilang kalau aku boros."
"Ya iyalah, dikasih uang satu juta tidak cukup!"
"Iya, makanya kamu sendiri yang belanja. Agar tahu seberapa banyak kebutuhan kita."
"Ya sudah, apa aja yang mau dibeli?"
"Sebentar mas, aku catat dulu."
Dengan cekatan, aku langsung menulis kebutuhan pokok kami sekeluarga. Mumpung Mas Haikal yang akan belanja, aku tulis dengan lengkap dari mulai bahan makanan pokok, beras, minyak, dan lain-lain hingga home care, sabun, odol, shampo serta kebutuhan anak-anak susu dan pampers.
Selama ini, aku selalu menutup kekurangannya dengan uangku. Tapi sekarang tidak lagi, aku tak ingin pusing sendirian.
"Sebanyak ini?" tanya Mas Haikal heran. "Jangan-jangan kamu nambah-nambahin dengan kebutuhanmu ya?"
"Apanya yang ditambah-tambah? Baca aja semuanya mas, apa ada kebutuhan pribadiku disitu? Tidak ada kan? Semua kebutuhan keluarga dan anak-anak. Itu baru kebutuhan pokok bulanan mas, belum yang lain belanja sayur dan lauk, tagihan air, tagihan listrik, uang kebersihan serta keamanan kompleks."
"Ck! Harusnya kamu bisa berhemat!"
"Itu sudah yang paling hemat mas, harus dikurangi apalagi? Berasnya? Silahkan kalau kamu gak makan gak apa-apa. Kalau aku dan anak-anak sih sudah terbiasa berpuasa. Kamu saja yang tidak menyadari kalau selama ini kami kekurangan."
Mas Haikal berlalu begitu saja. Sedangkan aku kembali melanjutkan cara belajar jualan dan berbisnis secara online. Untung saja anak-anak sudah tertidur dengan pulas.
Aku memeriksa ke dalam kamar si kembar. Dalam kamar ini ada tiga kardus yang berisi harta karunku, Mas Haikal tak pernah menginjakkan kakinya ke kamar Daffa-Daffi jadi aman. Kardus itu berisi alat dan bahan craftku, kain-kain perca yang kudapatkan dari tukang jahit serta barang rongsokan lain yang kudapatkan dari mengumpulkan sampah sekitar. Lalu alat dan bahan yang kubeli dulu dari sisa uang belanja. Aku membuat beberapa aksesoris seperti bros dari kain perca, kalung, bando, gantungan kunci, hiasan gorden lalu celengan hias dari kardus bekas yang dibentuk menyerupai rumah. Semua kukerjakan sendiri kalau ada waktu luang.
Deru mobil memasuki halaman, tak lama ia membunyikan klakson. Mas Haikal pulang. Sebenarnya belanja dimana dia sampai lama sekali, padahal warung terdekat saja ada.
Aku membukakan pintu saat mendengar bel. Dengan wajah ditekuk masam Mas Haikal berlalu ke dalam, sambil membawa beberapa gembolan di tangannya.
"Tekor, tekor kalau kayak gini!" umpatnya.
"Ada apa, Mas?"
Mas Haikal memberikan nota belanja itu padaku. Tak tanggung-tanggung, ia habiskan sekitar delapan ratus ribu rupiah dalam sekali belanja. Kedua sudut bibirku tertarik ke atas. Emang enak! Makanya jangan sekali-kali menghinaku. Dasar suami pelit.
Ah tidak, kamu kan tidak mau dibilang pelit tapi maunya dibilang suami baik, ibu mertua baik dan biar aku saja yang jahat.
Kuperiksa semua daftar belanjaannya. Lengkap. Sesuai yang kutulis, bahkan ada yang tidak tertulis masuk dalam belanjaan. Apalagi kalau bukan kebutuhannya sendiri.
"Kok bisa sih belanjaannya sebanyak ini?" tukas Mas Haikal kesal.
"Kan sudah kubilang, itu belum semuanya, Mas. Lauk, sayur, bumbu dapur belum kau beli."
"Ckck!"
"Dah capek ngurusin kerjaan di kantor, capek juga di rumah disuruh belanja ini itu. Kamu aja nih yang atur uangnya lagi!"
"Gak mau, Mas. Kamu kan yang bilang sendiri, aku gak becus jadi istri. Tak apa aku tak dikasih uang darimu dari pada terus-menerus dimaki. Yang penting kebutuhan pokok terpenuhi."
Kubawa belanjaan itu ke dapur. Kusimpan pada tempatnya.
"Aku udah capek-capek kerja. Masih harus ngurusin kayak ginian. Kamu yang di rumah aja tinggal okang-okang kaki sambil menikmati uangku!" umpat Mas Haikal kembali. Ia masih belum terima.
"Siapa yang menikmati uangmu, Mas? Yang jelas bukan aku ya! Kamu aja hanya memberiku jatah satu juta! Gimana ceritanya menikmati uangmu?!"
"Jadilah istriku enam bulan saja!" Bagaimana bila dua orang berbeda strata bersatu dalam ikatan pernikahan? Pernikahan yang di awali dengan sebuah perjanjian kontrak akankah berakhir sesuai rencana awal? Atau justru tumbuh benih-benih cinta diantara mereka? Yuk langsung saja, simak kisah kasih Inara dengan Harshil Arsyanendra, seorang cucu konglomerat, salah satu pewaris perusahaan Danendra Group yang sayangnya harus hidup dengan bantuan kursi roda.
Lili, seorang istri yang tengah hamil besar namun acap kali diabaikan oleh suaminya sendiri. Disaat perutnya kesakitan, ia ditinggal sendiri di rumah, hingga ia terjatuh dan menyebabkan pendarahan, anaknya meninggal dalam kandungan. Azzam, sang suami merasa menyesal, saat menghadapi kenyataan kalau bayinya tak bisa diselamatkan sementara istrinya masih kritis. Dia pun berjanji untuk berubah menjadi lebih baik. Namun, tekanan yang diberikan oleh sang ibu mertua kepada Lili membuatnya memilih kabur dari rumah. Akankah Azzam bisa menemukan Lili kembali? Bagaimana akhir dari hubungan mereka?
Nadia memergoki Rizki, sang suami berselingkuh dengan keponakannya sendiri, hingga sang keponakan hamil. Ia menolak dimadu dan memilih bercerai. Nadia bangkit, memulai bisnis kuliner sendiri hingga dipertemukan dengan seseorang yang pernah mewarnai kehidupannya dulu. Hasbi, sang mantan tunangannya yang dulu menghilang. Bagaimana kisah selanjutnya? Akankah kisah cinta mereka kembali terulang?
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"
Wanita bertubuh ideal tidak terlalu tinggi, badan padat terisi agak menonjol ke depan istilah kata postur Shopie itu bungkuk udang. Menjadi ciri khas bahwa memiliki gelora asmara menggebu-gebu jika saat memadu kasih dengan pasangannya. Membalikkan badan hendak melangkah ke arah pintu, perlahan berjalan sampai ke bibir pintu. Lalu tiba-tiba ada tangan meraih pundak agak kasar. Tangan itu mendorong tubuh Sophia hingga bagian depan tubuh hangat menempel di dinding samping pintu kamar. "Aahh!" Mulutnya langsung di sumpal...
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
BERISI ADEGAN HOT++ Leo pria tampan dihadapan dengan situasi sulit, calon mertuanya yang merupakan janda meminta syarat agar Leo memberikan kenikmatan untuknya. Begitu juga dengan Dinda, tanpa sepengetahuan Leo, ternyata ayahnya memberikan persyaratan yang membuat Dinda kaget. Pak Bram yang juga seorang duda merasa tergoda dengan Dinda calon menantunya. Lantas, bagaimana dengan mereka berdua? Apakah mereka akan menerima semua itu, hidup saling mengkhianati di belakang? Atau bagaimana? CERITA INI SERU BANGET... WAJIB KAMU KOLEKSI DAN MEMBACANYA SAMPAI SELESAI !!
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"