***
Lima tahun lalu.
"Mark tolong jangan pergi, kita akan segera memiliki anak, dia laki-laki, dia mirip denganmu. Mark jangan pernah pergi dari sisiku!" teriak Yasmin histeris.
Semua barang-barang di ruang tamu hancur, pertengkaran hebat terjadi anatara Mark dengan Yasmin. Yasmin menahan kepergian Mark dan meminta untuk tidak diceraikan karena dirinya tengah hamil anak Mark.
"Mark cepat! Kita harus pergi dari kota ini!" teriak seorang wanita dari dalam mobil Mark.
"Sebentar sayang, wanita ini menahan kakiku!" sahut Mark, sehingga membuat Selena murka dan datang menghampirinya.
"Wanita Si***an jangan pernah menghalangi kami, Mark dan aku akan segera menikah, dan saat ini kamu sudah menjadi janda, lepaskan Mark atau batu besar ini akan membuatmu masuk ke neraka!" sergah selena.
Yasmin menutup matanya saat Selena melemparkan batu sebesar bola kaki, namun batu itu tidak jadi mengenai dirinya. Mark dan Selena segera masuk ke dalam mobil dan pergi jauh entah kemana.
"Hiks ... jangan pergi Mark, sebentar lagi anak kita akan lahir, dia membutuhkan kamu!" lirih Yasmin yang menangis dan tidak sanggup berdiri karena terhalang perutnya yang begitu besar.
Selena mencium pipi Mark, ia begitu bahagia bisa membawa Mark pergi keluar kota dan menghabiskan semua tabungan milik Mark untuk berfoya-foya bersama Selena.
"Aku bahagia banget, akhirnya kita bisa berdua saja, kita bisa melanjutkan kisah cinta kita sayang, tanpa gangguan dari siapapun ha ha ha!" tutur Selena, atas perasaan bahagia yang sedang ia alami.
"Bagaimana dengan Yanuar? Apa dia tahu jika kamu akan meninggalkan dia selamanya?" tanya Mark.
"Tenanglah sayang, Yanuar itu pria lugu dan bodoh, saat ini ia sedang mengurusi ibunya yang tengah sakit keras, dia aku bohongi jika saat ini aku sedang bekerja di luar kota, dan segampang itu ia percaya ha ha ha!" ucapnya dengan senang.
"Iya, Yanuar dan Yasmin memang manusia bodoh, kita sudah memanfaatkan kerja keras mereka dan sekarang kita akan menuai hasil tipu daya kita!" sambung Mark.
Sementara itu Yasmin menangis tersedu, ia membuang semua barang-barang milik Mark yang masih tertinggal di kamar, ia juga melempar bingkai foto pernikahan mereka sehingga kaca bingkai tersebut retak dan pecah.
Yasmin menjadi frustasi, ia tidak menyangka jika pernikahan yang ia pikir harmonis, menjadi petaka untuk dirinya juga bayi yang dikandungnya.
Beberapa hari kemudian Yasmin melahirkan anak perempuan yang ia beri nama Calista Anggraini. Yasmin begitu bahagia menyambut kelahiran buah hatinya, sayangnya Calista tidak dapat melihat ayah kandungnya.
Yasmin mengesampingkan kesedihannya, setelah diperbolehkan untuk pulang ke rumahnya, Yasmin kembali harus merasa sakit hati karena rumah miliknya dengan Mark sudah disita oleh Bank, karena Mark sudah meminjam uang dan rumah Yasmin yang menjadi jaminannya.
Yasmin tidak bisa berbuat apa-apa, ia terpaksa kembali ke rumah sakit untuk menginap semalam bersama Calista.
Karena nasib yang tengah dialaminya saat ini, membuat luka di dalam hatinya, Yasmin hanya bisa berjanji di depan bayi mungilnya, kelak ia akan merebut apa yang seharusnya menjadi miliknya, karena semuanya sudah ia bangun dengan cinta bersama Mark.