/0/5472/coverbig.jpg?v=10b7f3df1d4895a07dbbd640a08d6b4d)
Bagaimana jadinya jika seorang perempuan yang tangguh dan juga bar-bar mendapatkan kenyataan pahit kedua orang tuanya meninggal dihari kelulusannya? Kisah ini dialami oleh Alexa Banderas seorang gadis yang berusia 18 tahun. Alexa tidak tahu kalau selama ini kedua orang tuanya mengalami masalah pelik. Ketika hari kelulusan tiba kedua orang tuanya dibunuh oleh pamannya sendiri demi mendapatkan sebuah dokumen Taurus Corps. Disisi lain Alexa harus menikahi seorang pria yang bernama Martin Snowden yang mempunyai sifat dan perangai kasar. Namun Alexa harus melindungi sang suami dari kekasihnya yang di mana ingin menguasai aset keluarganya itu. Mampukah Alexa menjalankan perusahaannya besar itu? Mampukah Alexa membalas dendam atas kematian kedua orang tuanya? Dan mampukah Alexa mampu menaklukkan hati Martin yang keras itu?
Pagi yang cerah di kawasan Jakarta. Alexa membuka mata dan melihat jam dinding. Sungguh terkejut sekali Alexa melihat jam yang sudah menunjukkan 06.30. Alexa bergegas bangun dan membersihkan tubuhnya. Setelah selesai Alexa segera memakai baju. Di ruangan makan Winda sedang mempersiapkan sarapan. Sambil clingak-clinguk Winda mencari keberadaan Alexa yang belum turun juga.
"Huh... ini anak belum bangun jam segini! Padahal hari ini kelulusan sekolahnya!" geram Winda.
Tak lama datang Gio sang suami mendekatinya sambil mengendus aroma tubuh Winda. Gio memeluk tubuh Winda dan menciumnya sambil bertanya, "Kenapa kamu geram gitu?"
"Putri kita belum bangun," jawab Winda yang kesal.
"Kalau begitu Mama gih bangunin. Papa ingin bicara dengan Alexa," suruh Gio yang serius.
"Baiklah," balas Winda yang melepaskan pelukannya lalu menuju ke kamar Alexa.
Sesampainya di kamar, Winda mengetuk pintu. Namun Alexa tidak kunjung keluar. Lalu Winda berteriak memanggil Alexa, "Alexa... Alexa... buka pintunya... mama ingin masuk."
Alexa yang selesai berkemas langsung membuka pintu. Kemudian Alexa melihat Winda sambil melemparkan senyuman yang manis itu, "Mama."
"Kamu enggak sekolah? Kok bangunnya siang banget," tanya Winda yang masuk ke kamar Alexa.
"Aku kesiangan bangun. Rasanya aku hari ini malas sekali berangkat sekolah," jawab Alexa.
"Hmmp... dasar anak muda sekarang. Bisa-bisanya ngomong malas. Bagaimana mau sukses kalau sedari awal malas begitu?" kesal Winda pada Alexa. "Mama tunggu di bawah dulu."
Alexi menganggukan kepalanya sambil melanjutkan berkemas. Lalu Alexa mengambil tas sekolahnya dan menuju dapur.
***
Sesampainya di dapur Alexa melihat Gio yang sudah rapi. Alexa memicingkan matanya sambil tersenyum kecut. Bagaimana bisa sang papa kembali ke rumah ini setelah dirinya dan sang mama ditinggalkannya begitu saja? Tanpa basa-basi Alexa menyapa Gio dengan memakai bahasa formal, "Selamat pagi Pak Gio."
"Lexa," panggil Winda. "Jangan panggil papamu dengan Pak Gio."
"Dia bukan papaku. Dia adalah musuh terbesarku di dalam hidupku. Mama tahukan selama ini kita menderita karena ulah orang ini," tunjuk Alexa ke arah Gio dengan penuh amarah.
"Winda... jangan diteruskan. Biarkan Alexa memanggilku apa," ujar Gio yang menyuruh Winda diam.
Winda terdiam sambil menuangkan susu untuk Alexa. Setelah selesai Winda duduk di samping Gio. Setelah semuanya kondusif, Gio meminta Alexa duduk di hadapannya, "Alexa duduklah."
"Aku tidak mau," ketus Alexa.
"Alexa... Duduklah sebentar! Papa ingin bicara sesuatu sama kamu!" tegas Gio.
Alexa menuruti kemauan Gio. Alexa duduk di depan Gio sambil menghembuskan nafasnya. Kemudian Gio mengeluarkan suaranya, "Alexa.... Terserah kamu memanggil papa apa? Papa enggak jadi masalah. Tapi ingatlah suatu hari kamu akan mengerti apa yang terjadi?"
"Kenapa papa pergi ketika Lexa menginginkan pelukan hangat darimu? Kenapa papa tidak pernah hadir ketika ulang tahun Alexa? Kenapa papa menghilang dari hidup Lexa? Kenapa pa?" tanya Alexa yang kecewa.
"Papa tidak bisa cerita sekarang. Jika ada waktu yang baik papa akan cerita," jawab Gio.
"Sebenarnya ada apa sih pa?" tanya Alexa yang bingung.
"Papa tidak akan cerita sekarang. Mulai saat ini papa akan serahkan kamu ke keluarga Snowden," jawab Gio yang serius.
"Maksud kamu apa mas?" tanya Winda yang pura-pura tidak tahu masalah sebenarnya.
"Kamu harus menikah dengan Martin Snowden. Titik tidak pake koma!" tegas Gio.
Mata Alexa membulat sempurna. Alexa menatap sendu wajah sang papa. Alexa sungguh kecewa dengan keputusan sang Papa yang mendadak itu. Alexa tidak habis pikir dengan keputusan sang papa, "Pa... setelah papa enggak pulang bertahun-tahun. Meninggalkan Alexa yang sendirian bersama mama. Lalu papa datang dengan menyuruhku menikah dengan Martin Snowden. Apakah papa pikir Alexa bahagia mendengar kabar berita itu?"
Gio hanya bisa menghembuskan nafasnya secara perlahan. Gio bingung harus menjelaskan awal mula dirinya yang menghilang.
"Alexa... kamu harus dengerin papa. Menurutlah pada papa jika kamu ingin selamat. Papa sudah tidak mempunyai harapan hidup lagi. Jika umur papa masih panjang. Papa akan bercerita kenapa keluarga kita bisa terpecah begini? Dan jika papa sudah tidak ada kamu jangan pernah menangis," pinta Gio. "Papa hanya meminta kepada kamu. Setelah kamu dari sekolah. Pergilah ke mansion Snowden. Jangan pernah kembali lagi ke sini."
Entah kenapa Alexa merasakan firasat buruk yang menimpa kedua orang tuanya itu. Alexa menganggukkan kepalanya dan berusaha menahan ingin tahunya itu.
"Makanlah. Mungkin ini masakan terakhir mama buat kamu," pinta Winda.
Alexa tersenyum keluh. Alexa mencoba memegang pisau dan sendok itu yang menghembuskan nafasnya sambil memakan sarapannya itu.
Dengan pelan Alexa mengunyah makanannya. Ada rasa sesak di dalam dada. Ingin rasanya menangis namun tidak bisa. Setelah mereka sarapan Alexa memeluk erat Gio dan mengendus aroma tubuh sang papa. Alexa berharap sang papa tidak akan pergi lagi dari rumah dan kehidupannya. Selesai memeluk Gio, Alexa berpindah ke Winda. Alexa membenamkan wajahnya di dada Winda dan memintanya jangan pergi.
"Mama!!! Jangan pergi dari Alexa," ucap Alexa yang menangis.
Winda yang merasakan Alexa menangis, hanya bisa menghapus air matanya. Selama ini Winda tahu apa yang dialami keluarganya itu. Beberapa tahun terakhir Winda dan Gio sering mendapatkan teror dari orang yang tidak dikenalnya. Lalu Gio mencoba menghadapi sang peneror itu. Namun usahanya sia-sia. Sang peneror itu selalu bersembunyi.
Setelah menangis Winda melepaskan Alexa dan berkata, "Janganlah menangis. Ingat pesan papa. Pergilah ke keluarga Snowden. Papa sudah menjodohkan kamu sama Martin. Seminggu lagi pernikahan kalian akan dilaksanakan."
"Kalau aku tidak ingin menikah?" tanya Alexa.
"Kamu harus menikah dengannya. Nanti kamu akan aman bersamanya," jawab Winda.
Alexa menganggukkan kepalanya dan melihat Winda dan Gio. Sambil menatap kedua orang tuanya Winda tersenyum manis sambil berkata, "Aku tidak jadi sekolah ya Ma."
Winda menggelengkan kepalanya sambil membalas senyumannya itu, "Pergilah ke sekolah. Mama ingin melihat nilai kamu."
Dengan berat hati Alexa langsung menganggukan kepalanya. Tak lama Alexa pergi meninggalkan kedua orang tuanya. Alexa hanya bisa menghela nafasnya dengan berat.
Beberapa menit setelah Alexa pergi. Ada sekawanan orang yang memakai baju serba hitam datang. Mereka memasuki rumah Alexa dan mengepung Winda dan Gio.
"Apakah kalian sudah bersiap mati?" tanya seseorang yang baru masuk ke rumah itu dan mendekati Gio.
Gio melihat seseorang yang berada di depannya hanya bisa tersenyum sinis. Lalu Gio menatap wajah seseorang itu dengan penuh kebencian, "Nano... dari dulu aku memang sudah bersiap mati. Tapi kamu tidak bisa membunuhku."
"Jangan sombong. Sebentar lagi aku yang akan menghakimimu," geram Nano nama pria yang berada di depan Gio.
"Cih... apakah kamu Tuhan yang berhak menghakimi seseorang?" tanya Gio dengan dingin.
Nano tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan dari Gio. Lalu Nano menjawab pertanyaan dari Gio dengan tegas, "Aku adalah Tuhanmu yang berhak menghakimimu. Di mana kamu taruh dokumen Taurus Corps?"
Bagaimana jadinya seorang gadis tiba-tiba saja mengandung benih dari sang pengawal pribadinya yang selama ini didaulat untuk melindunginya? Kisah ini dialami oleh Vita Jaya Kusuma berusia 23 tahun. Vita dijebak oleh seseorang. Yang tidak lain adalah sahabat dekatnya sendiri. Hingga Vita mengandung bayi sang pengawal itu sendiri. Setelah mengetahui yang menjebaknya, Vita hanya bisa terdiam dan mencari jawabannya. Kenapa sang sahabatnya itu menjebaknya? Hingga satu tabir yang tersingkap antara keluarga Vita, sang sahabatnya dan juga sang pengawalnya itu. Indra Yanuar seorang pria berusia 28 tahun yang sengaja ditugaskan untuk menjaga Vita. Indra adalah pria sebatang kara yang memiliki hidup pas-pasan. Namun dibalik hidup pas-pasan Indra memiliki otak jenius. Sehingga Indra dapat membantu pekerjaan kantor Vita yang menumpuk. Namun Indra tidak sengaja menghamili Vita sang bosnya itu. Mau tidak mau Indra harus bertanggung jawab atas kehamilan Vita. Apakah perjalanan pernikahan mereka akan mulus? Atau mereka akan berpisah meninggalkan luka untuk sang putra?
Delapan pria yang masih perjaka tampan tiba-tiba saja disuruh menikah dengan orang tuanya masing-masing. Namun mereka tidak memiliki jodoh sama sekali. Ketika tahu masa lajangnya sudah ditentukan kapan berakhir oleh orang tua mereka. Apa yang mereka lakukan? Apakah mereka mencari wanita yang mau? Atau mereka akan melakukan berbagai cara agar tidak dijodohkan? Saksikan kisah kedelapan pria tersebut.
Nama saya Darren. Saya berusia 32 tahun. Saya seorang pembenci wanita. Bukannya aku tidak menyukai wanita. Hidupku hancur karena seorang wanita. Di situlah saya mulai alergi terhadap wanita. Nama saya Salsa. Saya berusia 20 tahun. Saya seorang marketing dan pembuat kue. Tapi hidupku hancur karena Darren. Ketika kisah kami sedang hangat-hangatnya. Mantan pacar Darren datang. Akankah Darren menerima Salsa dan putranya? Atau apakah Darren kembali ke wanita yang menghancurkan hidupnya? Jika Darren kembali, apa yang akan terjadi pada Salsa dan putranya?
Bianca tumbuh bersama seorang ketua mafia besar dan kejam bernama Emanuel Carlos! Bianca bisa hidup atas belas kasihan Emanuel pada saat itu, padahal seluruh anggota keluarganya dihabisi oleh Emanuel beserta Ayahnya. Akan tetapi Bianca ternyata tumbuh dengan baik dia menjelma menjadi sosok gadis yang sangat cantik dan menggemaskan. Semakin dewasa Bianca justru selalu protes pada Emanuel yang sangat acuh dan tidak pernah mengurusnya, padahal yang Bianca tau Emanuel adalah Papa kandungnya, tapi sikap keras Emanuel tidak pernah berubah walaupun Bianca terus protes dan berusaha merebut perhatian Emanuel. Seiring berjalannya waktu, Bianca justru merasakan perasaan yang tak biasa terhadap Emanuel, apalagi ketika Bianca mengetahui kenyataan pahit jika ternyata dirinya hanyalah seorang putri angkat, perasaan Bianca terhadap Emanuel semakin tidak dapat lagi ditahan. Meskipun Emanuel masih bersikap masa bodo terhadapnya namun Bianca kekeh menginginkan laki-laki bertubuh kekar, berwajah tampan yang biasa dia panggil Papa itu, untuk menjadi miliknya.
Sejak kecil Naura tinggal bersama dengan asisten Ayahnya bernama Gilbert Louise Tom, membuat Naura sedari balita sudah memanggilnya "Dady". Naura terus menempel pada laki-laki yang menyandang gelar duda tampan dan kekar berusia 40 tahun. Diusianya yang semakin matang laki-laki itu justru terlihat begitu menggoda bagi Naura.
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?