Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / The Power of Mita
The Power of Mita

The Power of Mita

5.0
18 Bab
107 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

KHUSUS 21+ KE ATAS. Menjadi paranormal palsu sungguh tak mudah, terlebih kala diminta menggantikan seorang gadis untuk mengantikan dirinya kencan dengan seorang pria yang nyatanya sangat tampan. Mampukah Mita lepas dari jeratan pria yang nyatanya adalah mantan pacarnya dulu? Terlebih telah berganti muka, baca kisahnya

Bab 1 GADIS SEHAT MENURUT MITA

Seorang gadis bernama Mita tengah serius menghadapi pria yang saat ini duduk di depannya, Mita adalah seorang wanita yang kerjanya dibayar buat melakukan sesuatu. Misalnya mengawasi pacar orang, menyelidiki suami orang dan pura-pura jadi pacar orang.

Apapun akan Mita lakukan demi uang. Termasuk, pura-pura jadi peramal. Haduh ....

"Namanya siapa, Mas?" tanya Mita, pada pria gemuk yang saat ini ada di depannya.

"Tirto, Mbak," jawab pria bernama Tirto, pada Mita yang saat ini akan membantunya.

"Baiklah, katakan masalahnya!" perintah, Mita, langsung pada intinya.

"Saya mau menikah, Mbak. Tapi apakah Mbak bisa melihat? Kalau gadis itu sehat atau tidak?" tanya sang pria, cemas menatap Mita.

"Maksudnya?" dengan bingung Mita menatapnya.

"Aku hanya ingin tanya, gadis sehat itu terlihat dari apanya? Apakah fisiknya? Kadang yang bugar belum tentu sehat, Mbak. Bisa saja mandul."

"Oooo ... kalau mau tanya sehat kenapa tidak ke Dokter saja, Mas?" Mita memberi solusi tapi bukannya senang pria itu malah kesal.

"Tapi Mbak kan peramal, jadi ingin tanya Mbak aja."

"Oh! Ngomong dong. Aku kan lupa kalau aku peramal," tanpa rasa bersalah Mita tersenyum mendengar pria di depannya. Mita dengan sengaja memalingkan muka agar tidak terlihat oleh tamunya, tertawa di hadapan tamu sungguh tidak sopan menurutnya.

"Hahaha, Mbak lucu sekali," gerutu pria tadi, kesal.

"Pokoknya, Mas. Cari wanita itu yang dadanya montok, pantatnya kencang, dan yang pasti ... masih hidup. Kalau tidak, jangan dinikahi, cari yang lain lagi!"

"Maksudnya, Mbak?!"

"Ingat, dalam dada yang montok terdapat asi yang sehat, dan dalam pantat yang kencang, terdapat kentut yang kuat. Kalau kentutnya kuat, itu berarti dia sehat," jelas Mita membuat pria itu menggelengkan kepala tidak percaya.

"Apa benar begitu, Mbak?"

"Tentu saja! Aku dapat sumbernya dari google," batin Mita, berusaha menahan tawa.

"Benar, Mas. Jadi tugas Mas, habis ini pergi lihat dadanya. Montok atau tidak?! Setelah itu pantatnya! Ciumlah! Dan dengarkan baik-baik apa kentutnya bisa kuat, kalau kuat, silahkan dinikahi."

"Oh, saran yang bagus, makasih, Mbak. Ngomong-ngomong ... berapa biayanya, Mbak?" tanya Tirto mengeluarkan dompetnya.

"Ehem! Ahahahaha seikhlasnya saja, Mas. Toh ini hanya ucapan, kalau kejadian benar, itu murni takdir Tuhan. Kalau tidak benar itu ujian, jadi sabar, ehehehehe," Mita cengar-cengir tidak jelas.

"Ya sudah, ini ada lima ratus ribu, Mbak. Bawa dulu, kalau memang benar, nanti saya kesini lagi."

"Oh! Tidak usah! Ini kebanyakan, Mas. Saya jadi tidak enak," ucap Mita, salah tingkah.

"Em ... ya sudah, tiga ratus aja, Mbak."

"Jangan!! Lima ratus aja, terima kasih," Mita mempersilahkan pria itu pergi, tentunya setelah menerima uangnya, kalau tidak, bulan bisa turun ke bumi, mustahil terjadi.

Setelah pria itu meninggalkan ruangan ramal Mita. Mita berniat tutup dan menuju jendela buat menutup gordennya, tapi pemandangan di depan menarik perhatiannya.

"Kau ini apa-apaan sih, Tir?! Masak menyuruhku nungging di sepeda?! Jangan keterlaluan, ya?!" bentaknya pada pria yang ternyata adalah tamu Mita.

"Busyet!! Kenapa melakukannya di tempat umum?!" seru Mita, memegangi dahinya. "Gawat!" serunya lagi, gelisah. Dengan cepat Mita menghampiri mereka, kalau ada apa-apa, Mita bisa dalam bahaya, uang pemberian dari sang pria taruhannya.

"Aku hanya ingin mendengar kentutmu, Sayang," ucap sang Pria pada Wanita yang saat ini tengah nungging di pinggir sepeda.

"Waaaah! Mesra sekaliiii! Aku jadi iri!" seru Mita, pura-pura kagum melihat mereka.

"Eh! Mbak?! Mesra darimana?! Ini pria mau melihat pantat saya!! Setelah itu juga ingin mendengar kentut saya!! Apakah waras?!" seru wanita, yang ternyata adalah kekasihnya Tirto. Dengan cepat Mita harus membantu tamunya, tentunya memeriksa pantat calon istrinya, astaga ... Mita takut kehilangan uangnya.

"Itu mesra sekali, Mbak. Mbak bayangin deh! Hari gini ada pria rela mencium kentut kekasihnya itu karna saking cintanya, kalau cowok lain buru-buru mencium, dengar suaranya saja sudah kabur," jelas Mita berusaha meyakinkan kekasih Tirto.

"Oh, begitu?" lirih kekasih Tirto, menggaruk tengkuknya sendiri.

"Iya, Sabrina, kau harus mendengarkannya," ucap Tirto, membenarkan ucapan Mita.

"Apakah benar begitu, Mbak?" Sabrina ganti menatap Mita.

"Iya!" Mita semangat menyahuti ucapannya.

"Baiklah, apa maumu, Sayang?" tanya Sabrina, pada kekasihnya.

"Kentutlah, Sayang!" Tirto mendekatkan mukanya ke pantat Sabrina.

"Baiklah, sebentar. Em ... uh ...."

"Belum bisa, ya? Aku bantu, ya!" seru Mita, menggosok-gosok perut Sabrina. Dalam hati Mita berkata- "Tuhan ... kalau bukan karna uang, tidak mungkin aku mau melakukannya."

"Sedikit lagi, Mbak. Gosok terus!" Sabrina semakin erat memejamkan matanya sementara Mita terus semangat menggosok perutnya hingga tak lama kemudian ....

Duuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuutttt ....

Tirto menciumnya, matanya terpejam penuh rasa bangga, sementara Mita berusaha menahan bau yang sangat menusuk hidungnya.

"Haaaaaah ... legaaaa," Sabrina terharu menatap Tirto kekasihnya, rupanya benar apa kata Mita. Kalau pria lain pasti akan kabur mencium baunya, beda dengan Tirto. Entahlah, yang gila Mita atau mereka? Mungkin daki di pantat Sabrina saja juga tidak tahu.

"Gimana, Mas? Kencang! Kuat! Dan menyengat, bukan?!" Mita tersenyum menatap Tirto.

"Iya, Kau benar, Mbak!" seru Tirto, berbinar matanya. "Aku akan segera menikah dengan Sabrina!" serunya lagi bukan hanya membuat Mita bahagia tapi Sabrina juga semakin cinta pada kekasihnya.

"Aaaaawwww!! Makasih, Sayang. Kita akan menikah!!" Sabrina menciumi pipi Tirto, sementara Mita salah tingkah melihat kebahagiaan mereka, andai dia punya kekasih, pasti juga akan bahagia seperti Sabrina.

"Ya sudah, selamat tinggal, Mbak."

"Selamat tinggal," jawab Mita yang saat ini melambaikan tangan menatap kepergian mereka berdua. Hatinya lega.

Saat akan menutup ruangan ramalnya, tamu kembali datang dengan mata berkaca-kaca, dia seorang wanita. "Maaf, ramalnya sudah mau tutup, Mbak. Kalau ada masalah besok saja," ucap Mita, ramah menatap gadis di depannya, dia sangat cantik.

"Aku mohon, Mbak Mita, bantu, Aku. Aku mau dijodohkan oleh papa-ku! Aku tidak mau, aku sudah jatuh cinta pada pria lain," isaknya membuat Mita merasa iba.

"Tapi, Mbak ... melawan orangtua itu tidak baik, kalau orangtua sudah memilih, biasanya pilihannya baik."

"Dia tidak baik, Mbak. Banyak selingkuhannya, dia mau menikah denganku demi memperluas bisnisnya, aku sudah menyelidikinya," ucapnya membuat Mita garuk-garuk kepala.

"Aku mohon ... bantu Aku ya, Mbak," paksanya membuat Mita tidak sanggup mengatakan tidak.

"Apakah pria itu tahu, Mbak?" tanya Mita memastikannya.

"Tidak, Mbak."

"Apakah sama sekali belum pernah bertemu?!" Mita memastikan lagi.

"Belum," dengan tegas gadis itu menjawabnya.

"Baiklah, nama kamu siapa?" tanya Mita sambil berdiri menatapnya.

"Mexca."

"Oh, ok. Terus nama pria yang akan dijodohkan dengan kamu, siapa?" Mita terus mencari tahu calon sasarannya.

"Samuel, nanti aku kasih tahu foto beserta alamatnya," ucap Mexca, sedikit ceria.

"Tapi ... tidak murah loh, ya. Ini sedikit lama. Perlu bantuan beberapa team juga," ucap Mita, berharap gadis itu membatalkan niatnya.

"Berapapun akan saya bayar, mbak Mita."

"Baiklah! Besok temui saya. Aku perlu memikirkan cara untuk menghadapinya."

"Tentu saja, terima kasih, Mbak Mita."

"Panggil Mita saja," perintah Mita, tidak enak.

"Baik, Mita. Terimakasih," ulang Mexca, tersenyum ceria.

"Sama-sama," lirih Mita langsung menutup ruangan ramalnya, seharian ini beberapa tamu membuatnya lelah.

***

TBC.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY