Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Terjebak Cinta Sang Casanova
Terjebak Cinta Sang Casanova

Terjebak Cinta Sang Casanova

5.0
70 Bab
42K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Peringatan ++!!! Terdapat kata-kata kasar dan adegan dewasa, bocil dilarang ngintip entar timbilan. Bermula dari pertemuan yang tidak disengaja membuat Maisya Indira, seorang siswi SMA berusia 17 tahun, harus berurusan dengan Zifran Alanta seorang CEO berusia 25 tahun yang notabenenya adalah seorang Casanova dengan tingkat kemesuman level akut. Karena sebua kesepakatan membuatnya keduanya terlibat dalam drama percintaan demi menghindari perjodohan yang dilakukan oleh Sarah- Mama Zifran yang terobsesi dengan pernikahan putranya. Sering bertemu, membuat Zifran dan Maisya begitu nyaman dengan status kepura-puraan mereka hingga membawa mereka dalam sebuah hasrat terlarang tanpa status. Seperti apa kisah mereka selanjutnya? Penasaran? Makanya ikuti terus cerita Zifran dan Maisya di Terjebak cinta sang Casanova.

Bab 1 Awal pertemuan

Siapa sih yang tidak mengenal Zifran, pria tampan dan mapan berusia 25 tahun dari keluarga terpandang, anak semata wayang dari pasangan Tuan Arya dan Nyonya sarah yang merupakan CEO dari perusahaan terbesar di kotanya.

Pria dengan tingkat kemesuman level akut yang memiliki sejuta pesona yang dapat memikat hati setiap wanita.

Karena sifat itulah, Zifran terkenal akan julukan Sang Casanova yang membuat dirinya digilai banyak wanita yang siap menyerahkan tubuhnya kepada Zifran.

Meskipun Zifran adalah seorang casanova, pria sang penakhluk wanita, namun tidak pernah sedikitpun terbesit dalam hati Zifran untuk mempunyai hubungan yang serius dengan seorang wanita, karena menurutnya terikat dalam suatu hubungan sangat merepotkan

Berbeda dengan Zifran, kedua orang tua Zifran selalu dibuat ketar-ketir dalam menghadapi sifat putranya yang selalu bergonta-ganti pasangan. karena itulah orang tua Zifran selalu menjodohkan Zifran dengan beberapa wanita yang mereka pilih. Namun, Zifran selalu menolaknya dengan dalih 'Dia bukan tipeku'.Tetap saja orang tua Zifran terus kekeh dengan rencana mereka.

Di kamar sebuah apartemen mewah terdengar Suara des*ahan dan erangan dari sepasang manusia yang tengah larut dalam hasrat dan gairah mereka ketika melakukan suatu hubungan yang terlarang, siapa lagi jika bukan Zifran bersama wanitanya.

"Terus, yang agresif dong. Gue bayar lo kan mahal." Suara berat Zifran yang menahan hasratnya. Disaat seperti ini miliknya semakin meminta lebih untuk menuntaskan gairah yang tak tertahankan.

Tanpa menunggu lama, wanita itu langsung melakukan tugas dengan sebaik mungkin sesuai dengan arahan dari Zifran. Tubuh wanita itu meliuk-liuk bak ulet keket di atas tubuh Zifran yang tengah larut dalam buaian hasrat. Setiap gerakan dan goyangan wanitan itu mampu membuat kejantanan Zifran semakin tak kuasa menahan hingga membuat keduanya merasakan kenikmatan yang sulit diungkapkan.

Kini Zifran berada di atas tubuh wanita itu dan memimpin permainan mereka, dengan ritme permainan yang semakin cepat Zifran berusaha untuk mencapai puncaknya.

"Aahkh" Zifran menumpahkan benih miliknya di atas pa**dara wanita itu ketika sudah mencapai puncaknya.

Zifran langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur bersama wanita yang ia sewa.

****

Keesokan paginya...

Pergulatan panas kembali terjadi di dalam apartemen Zifran. Entah sudah berapa kali mereka melakukannya, hingga suara panggilan telepon menghentikan kegiatan mereka berdua.

Dengan deru nafas yang masih memburu Zifran menjawab panggilan teleponnya,

"Ada apa?" tanya Zifran.

"Lagi dimana lo? Kok ngos-ngosan gitu?" tanya balik seseorang dari sebrang sana.

"Apartemen," jawab Zifran singkat.

"Jangan bilang lo sekarang lagi enak-enak. Wah, parah nih anak udah jam berapa nih woy! Masih aja celap-celup."

"Nggak usah banyak bacot! Ngapain Lo pagi-pagi udah gangguin gue?"

"Lo nggak lupa 'kan sama meeting hari ini?" ucap seseorang dari sambungan telepon.

"Tapi meeting-nya kan dimulai jam sembilan."

"Meeting di majuin, lo nggak baca pesan yang gue kirim? Jam delapan meeting di mulai," ucap orang itu.

Zifran langsung melirik kearah nakasnya. "Shi*tt!" umpatnya saat melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 07:13 wib. "Ya udah gue ke sana sekarang!" timpalnya lagi.

Tutt.

Suara sambungan terputus, dan pelakunya adalah Zifran.

Zifran langsung berlari ke arah kamar mandi tanpa sehelai benangpun yang menutupi bagian tubuhnya. Sementara itu, seorang wanita yang berada di kamar zifran sedang mengomel tidak jelas saat Zifran meninggalkannya begitu saja.

Setelah selesai dengan ritual mandinya, Zifran berjalan cepat menuju ruang gantinya.

"Bayaran lo udah gue transfer, sekarang lo boleh pergi!" ucap Zifran yang baru keluar dengan setelan jas rapih.

"Aku ikut sama kamu ya, pliss," ucap wanita itu menggoda dengan mengelus lembut dada bidang Zifran yang terlapisi oleh baju.

"Tapi lo jangan macem-macem Ra, gue mau ke kantor." ucap Zifran kepada wanita bernama Rara. Ia takut jika Rara menggodanya seperti yang sudah-sudah dan berujung dengan keterlambatannya.

"Oke." balas Rara.

****

Jalanan ibukota pagi ini tidak terlalu padat seperti hari-hari biasanya sehingga Zifran lebih leluasa mengendarai mobilnya sedikit lebih kencang agar ia tidak telat untuk sampai ke kantor.

Ciiiittttt...

Suara decitan ban mobil yang bergesekan dengan aspal terdengar begitu nyaring bagi siapa saja yang mendengarnya.

Zifran yang terlalu fokus pada jalanan tidak memperhatikan jika lampu lalulintas sudah berganti warna menjadi merah, dengan gerakan cepat Zifran mengerem mobilnya secara tiba-tiba untuk menghindari tabrakan dengan mobil yang ada di hadapannya.

"Sia*lan," umpat Zifran sambil memukul setir mobilnya.

"Dahi lo berdarah!" ucap Rara panik.

"Aauwsh...!"desis Zifran.

"Sakit ya?" ucap Rara sambil membersihkan luka Zifran.

"Lum-ma..." ucapan Zifran terhenti.

Tok tok tok!

Suara ketukan kaca pintu mobil di ketuk oleh seseorang, "Ada apa?" tanya Zifran yang baru menurunkan kaca jendela mobilnya.

" Om, kalau mau berbuat mesum jangan di sini, Malu sama orang lewat," tegur seseorang yang berada di atas motor sport di samping mobil Zifran.

Zifran yang mendapat teguran seperti itu masih mencerna kata 'Mesum' yang baru saja di tujukan kepadanya.

'Emang gue ngelakuin apa?' batin Zifran.

"Siapa yang lo bilang mesum?"

"Ya, Om, siapa lagi?"

"Kamu--" Zifran menghentikan ucapannya.

"Buruan jalan Om, tuh lampunya udah hijau!" tunjuk wanita itu kearah lampu lalulintas yang ada di seberang jalan. "Hati-hati awas keciduk lagi Om," timpalnya lagi.

Sementara Zifran yang mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan wanita itu merasa kesal dan hendak turun dari mobil miliknya. Namun Zifran kalah cepat karena wanita itu sudah melajukan motornya di jalan raya.

"Turun!" Zifran melampiaskan kekesalan pada Rara.

"Tapi--."

"Gue bilang turun SEKARANG!" bentak Zifran.

Mau tidak mau akhirnya Rara turun dari mobil Zifran sambil menghentak-hentakan kakinya dengan rasa kesal. Segala umpatan kasar ia tujukan untuk Zifran yang sudah berani menurunkannya di jalan.

Demi cepat sampai di kantor, Zifran mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi hingga membuat pengguna jalan lain mengumpat kasar kepada Zifran yang seenaknya saja melajukan mobilnya di jalan raya.

***

Di sisi lain.

Seorang gadis dengan seragam SMA'nya baru saja memarkirkan motor sport nya di parkiran sekolah khusus untuk para siswa dan siswi SMA Bunga Darma.

Gadis itu turun dari motornya setelah melepaskan helm yang ia gunakan dan kemudian di letakkan di atas jok motor miliknya.

"Maisya, tunggu!" teriak seseorang dari arah gerbang sekolah. Gadis yang bernama Maisya itu menoleh kearahnya.

"Kok naik motor, mobil Lo kemana?" timpalnya lagi ketika sudah berada di samping Maisya.

"Mobil gue kemaren masuk bengkel gara-gara gue lupa buat ganti oli."

"Ah, elo mah kebiasaan. Nggak heran gue,"

"Isshhh. Lo mah nggak asik," dengus Maisya yang mengerucutkan bibirnya.

"Bibir Lo itu minta gue ci*ok ya?"

"Ih najis. Amit-amit gue masih normal kali Alya!" ucap Maisya sambil mengetuk kepalanya kemudian beralih ke lutut secara bergantian beberapa kali.

"Hahaha becanda Sya, gue juga masih normal kali?!"

"Kok lo nggak bareng sama Andin? Kemana tuh anak." Alya mengangkat kedua bahunya bersamaan. "Tak tau!" timpalnya lagi.

Ya begitulah, jika mereka sudah bersama sikap absurd keduanya akan terlihat nyata bagi siapa yang memandang, dan jika mereka sudah bertiga maka seluruh sekolah akan heboh karenanya.

Maisya dan Alya berjalan beriringan, sesekali keduanya saling melemparkan celotehan yang membuat suasana pagi itu menjadi riuh sejak Maisya tiba di sekolah.

Di kelas XII IPA-2.

Suasana di dalam ruangan terlihat begitu ramai dengan beberapa siswa dan siswi yang sedang santai di kursi mereka masing-masing dan ada juga yang sedang sibuk dengan urusannya. Maisya, dan Alya yang baru datang langsung menghampiri tempat duduk mereka. Namun tiba-tiba...

"Eh, eh. Kalian udah pada tau belum kalau hari ini sekolah kita bakal kedatangan pemilik dari SMA Bunga Darma?" ucap seorang siswi perempuan yang baru masuk dengan nafas terengah-engah.

Seja

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY