/0/5801/coverbig.jpg?v=55cf897695110207c2916388d09865ba)
"Apa kamu bersedia menikah dengan aku?" Ucap seorang laki laki yang berada dihadapanku, mendengar kata itu terlontar jantungku berdebar kencang dua kali lipat dari biasanya, sebuah keputusan yang besar harusku ambil detik ini juga.Ryan, begitu orang orang biasa memanggilnya lelaki santun lagi sopan yang saat ini berada diruang tamu rumah orangtuaku untuk meminta putri tercinta mereka menjadi seorang ratu dikerajaan sang pangeran, 3 bulan lamanya aku dan Ryan menjalani perkenalan ini dengan perantara kedua orang tua kami mantap untuk melanjutkan keproses selanjutnya. Hatiku kembali dihinggapi rasa ragu apalagi tinggal menghitung hari kami melaksanakan khitbah. Ya Allah ujian apalagi ini, kenapa rasa ragu itu kembali dihati ini
Mengenalmu bukanlah suatu kebetulan, kamu memang dikirim Tuhan untuk melengkapiku, suatu kebahagiaan yang amat sangat kurasakan sekarang kamu berhasil membawa seluruh dunia padaku. Dia bukanlah lelaki yang sempurna tapi dia berhasil menyempurnakanku, sempurna tak melulu tentang harta dan pemberian tapi tentang dia yang bisa menaruh bahagia dan ketentraman jiwa.
"Apa kamu bersedia menikah dengan aku?" Ucap seorang laki laki yang berada dihadapanku, mendengar kata itu terlontar jantungku berdebar kencang dua kali lipat dari biasanya, sebuah keputusan yang besar harusku ambil detik ini juga. Kuanggukkan kepalaku untuk menjawab pertanyaan lelaki itu, aku tak tahu kenapa bibir ini seolah terkunci rapat sulit untuk menjawab pertanyaan dari sang lelaki gagah dihadapanku ini.
Belum lama aku dan dia saling mengenal tapi dia berhasil meyakinkanku untuk menetapkan pilihan padanya. Ryan, begitu orang orang biasa memanggilnya lelaki santun lagi sopan yang saat ini berada diruang tamu rumah orangtuaku untuk meminta putri tercinta mereka menjadi seorang ratu dikerajaan sang pangeran, 3 bulan lamanya aku dan Ryan menjalani perkenalan ini dengan perantara kedua orang tua kami mantap untuk melanjutkan keproses selanjutnya yaitu khitbah.
Bukan hal yang mudah memang mengambil keputusan dengan waktu yang sesingkat ini, tapi aku percaya bahwa orang yang baik pasti akan bersama orang yang terbaik pula menurut-Nya, doa demi doa kami panjatkan meminta petunjuk-Nya untuk ditegarkan dan diyakinkan jika memang dia orangnya. Setelah menerima keputusan dariku, orang tuaku meminta agar Ryan segera datang kembali bersama walinya untuk melanjutkan proses khitbah,
"Nak Ryan ada baiknya sesegera mungkin nak Ryan datang bersama kedua orangtua untuk melanjutkan proses khitbahnya" ucap seorang laki laki paruh baya yang tak lain adalah ayahku,
"baik pak minggu depan Insya Allah saya akan datang bersama abi dan umi saya" ucap Ryan diakhiri dengan senyuman yang membuat semua perempuan pasti melayang, "kalau begitu saya mau pamit pulang dulu pak bu sudah malam juga kebetulan" lanjutnya berpamitan dengan kedua orang tuaku,
"iya nak Ryan hati-hati kalau mau pulang salam untuk umimu ya" ucap perempuan ramah yang tak lain adalah ibuku, setelah cukup berbincang kami mengantarkan Ryan sampai kedepan teras tempat kendaraannya terparkir,
"mari pak bu, Ayu, Assalamu'allaikum" ucapnya sambil mengangguk berpamitan dengan kami sekeluarga, tak lama kemudian motornya melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan rumah kedua orangtuaku.
Ya namaku Ayu, Masayu Rinaldi panjangnya. Aku tak pernah menyangka akan secepat ini menemukan pangeran itu, hal yang tak pernah kuduga dan tak pernah kusangka sangka.
Ada banyak hal yang membuatku menerimanya untuk menjadi imamku kelak, sosok yang tak pernah kutemui sebelumnya sosok yang tak pernah kukenal bahkan tak pernah kusangka ada manusia sepertinya, dia yang dimata ibuku adalah seorang laki-laki yang sangat pantas mendampingi putrinya ini, aku memang bukan perempuan yang baik bahkan aku merasa aku tak pantas mendampinginya, tetapi takdir tidak ada yang tahu, dengan siapa kita bertemu dan dengan cara bagaimana pertemuan itu terjadi.
Usiaku dan Ryan memang terpaut lumayan jauh, 10 tahun selisih umur kami, bukan menjadi alasan untuk mundur hanya karena usia, bagiku penilaian utama adalah akhlak dan perilakunya juga tentang hubungannya dengan orang tua dan kepada yang Maha Kuasa.
Aku tahu setiap orang punya masalalunya masing-masing tanpa terkecuali denganku dan Ryan, pengalaman masalalu mengajarkanku banyak hal tentang siapa yang pantas mendampingiku dan siapa yang harus aku tinggalkan, jujur saja tidak mudah untuk meyakinkan hati ini tapi karena kuasa-Nya akhirnya hatiku berhasil menetapkan sebuah pilihan walaupun banyak sekali halangan dan rintangan ujian yang harus aku dan Ryan jalani.
Awal pertemuan kami diawali ketika aku masih bersama seseorang yang juga belum lama aku kenal, bahkan bukan hanya Ryan seorang yang ingin mengenalku saat itu. Pada awalnya ibuku yang sangat mendukungku dengan Ryan bahkan beliau yang mendorongku dan meyakinkanku agar bersama dengan Ryan, jatuh cinta bukan kunci kita harus bersama sesorang tapi karena seseoranglah kita menemukan cinta itu, karena cinta tahu dimana ia harus pulang, cinta tahu dimana rumahnya berada, pada titik ini bisa kubilang aku belum mencintai Ryan secara garis besar aku belum memiliki rasa sama sekali, sejauh ini hanya perasaan kagum yang ada dihatiku, aku bahagia mengenalnya dan semoga tak ada penyesalan diantara kami.
Dasar sebuah cinta adalah dari sang maha pemilik cinta, manusia hanyalah wayang yang harus dengan pasrah digerakan oleh sang dalang,ada saatnya wayang digerakan dan ada saatnya sang dalang memasukkan wayangnya kembali kedalam kotak untuk siap dibawa pulang kembali, roda kehidupan pun terus berjalan, jodoh,rejeki,mati dan lahir pun sudah ada yang mengaturnya, sebuah pertemuan dan perpisahan sudah digariskan oleh Sang Maha Kuasa. Tidak ada yang pernah tahu tentang rahasia Tuhan semua tersimpan rapi dalam bingkai yang disebut dengan kehidupan.
Aku adalah anak tunggal dari pasangan yang saling mencintai karena Allah juga sebagai dasarnya, ayahku bernama Teguh Rinaldi seorang ayah yang sangat baik dan lembut dengan istri dan anaknya, tetapi juga tegas dalam mengambil keputusan, cinta pertama yang terbaik yang pernah ada dihidupku,dengan beliau aku belajar banyak hal tentang kehidupan dan nilai agama, ayahku adalah orang yang disiplin soal agama beliau pernah bilang ingin berkumpul dengan keluarga bukan hanya didunia tetapi juga diakhirat nanti, ibuku sangat mencintai ayahku meskipun beliau tidak pernah mengungkapkan itu tapi aku tahu cinta ibu dan ayah terus mengalir sampai kapanpun, ibuku berbeda dengan ayahku beliau adalah orang yang ramah kepada semua orang, ibuku orang yang tegas apalagi menyangkut tentang masa depan beliau ingin semuanya berakhir baik walaupun manusia tak pernah tahu tentang masa depan tapi paling tidak kita selalu berusaha dan berdoa agar semua berakhir baik.
Minggu depan adalah hari yang bersejarah bagiku dan Ryan juga keluarga kami, khitbah akan dilaksanakan minggu depan untuk melangkah kejenjang selanjutnya yaitu akad nikah.
Menikah adalah ibadah terlama dan terpanjang, dengan harapan hanya dilakukan sekali seumur hidup,sama-sama mencintai didunia dan sampai akhirat kelak, bersama meniti jalan kehidupan dan saling menjaga cinta dan kasih sayang.
Selama aku dan Ryan berkenalan aku berusaha untuk selalu terbuka tentang semuanya, aku tidak ingin Ryan menyesal dikemudian hari, walaupun memang pasti ada sesuatu hal yang sama-sama akan diketahui setelah menikah nanti,bukan hal yang mudah untukku mengambil keputusan besar ini ada banyak halangan rintangan dan ujian yang kami lalui, keraguan pun sempat aku dan Ryan rasakan, doa demi doa kami panjatkan kepada Allah Swt. Meminta petunjuk tentang ini semua, istikharah pun sama-sama kami lakukan, sampai pada akhirnya hati ini merasa yakin dengan Ryan.
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Aku bingung dengan situasi yang menimpaku saat ini, Dimana kakak iparku mengekangku layaknya seorang kekasih. Bahkan perhatian yang diberikan padaku-pun jauh melebihi perhatiannya pada istrinya. Ternyata dibalik itu semua, ada sebuah misteri yang aku sendiri bingung harus mempercayai atau tidak.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?