/0/5887/coverbig.jpg?v=8e946cf608ac24d21cf00dbf7ac0af9b)
Setelah Hamza menikah lagi, Annisa selalu mendoakan kedzaliman suaminya. Bukan kepada Aina, istri keduanya. Tapi kepada Annisa sendiri, agar Hamza mendapat dosa dari luka yang sengaja lelaki itu torehkan.
Setelah Hamza menikah lagi, Annisa selalu mendoakan kedzaliman suaminya. Bukan kepada Aina, istri keduanya. Tapi kepada Annisa sendiri, agar Hamza mendapat dosa dari luka yang sengaja lelaki itu torehkan.
"Inilah doaku, yang kupanjatkan di setiap salatku, di setiap Tahajudku, satu-satunya hal yang kupinta kepada Tuhan-ku. Kuharap kamu menjadi suami yang tidak adil, kuharap kamu menjadi suami yang dzalim, kuharap pesonaku yang pudar membuatmu berpaling, hilang rasa cintamu karenanya dan kamu hanya mencintai istri keduamu. Agar halal bagiku untuk menggugat cerai kamu, agar aku bisa meninggalkanmu. Tapi sebagai suami kamu terlalu sempurna. Heran, kenapa cintamu padaku begitu kuat, seakan kamu tidak pernah mendua."
-Doa Istri Pertama-
>><<
POV Annisa
Inilah doaku, sebagai wanita. Sebagai istri pertama. Egois tidak egois, atau bahkan kurang ajar, tapi inilah doaku sebagai seorang istri.
"Mas, kuharap kamu menjadi suami yang dzalim."
Aku berbisik, saat melihat suami yang tadinya sangat kucintai bersanding dengan wanita lain. Mataku memerah, buliran air bening membasahi bingkai mataku. Kedua tangan mungilku saling mencekram satu sama lain. Sakit, sangat sakit. Luka ini begitu perih.
Tadinya, dia menjanjikan keadilan. Tapi aku tidak yakin, sekalipun iya, aku tidak mau memercayainya.
Doaku tetap sama,
"Mas, kuharap kamu menjadi suami pendusta."
Tatapanku mengintai sepasang pengantin baru yang bergandengan, melalui pijakan karpet merah, disambut begitu meriah. Mataku semakin basah, bibirku berbisik.
Dulu, kupikir pernikahan kami di masa lalu akan menjadi satu-satunya untuknya, tapi tidak. Sekarang, secara nyata pernikahan keduanya terpampang di hadapanku.
"Mas, kuharap kamu akan memberikan ketidakadilan."
"Mas, kuharap kamu terbuai oleh pesona istri keduamu, melupakanku, mengabaikanku dan membuatku terkatung-katung."
Aku tidak terima. Dia mendua, secara halal. Aku terluka, tapi dia tidak berdosa.
Jadi, kuharapkan ketidakadilannya atau kedzalimannya, agar dia berdosa atas luka yang dia torehkan sekalipun lebih mendalam.
Andai ancamanmu tidak menakutiku, di hari pertama dia meminta izin padaku untuk menikah lagi ingin aku ajukan gugatan cerai. Tapi aku tidak mau melibatkan keluargaku dalam urusan rumah tanggaku.
Aku takut untuk memutuskan karena kekuasaanmu yang berhasil mengendalikan keliargaku.
Jujur Mas, aku menyesal menjadikanmu kepala rumah tanggaku.
"Mas, kuberdoa semoga kecantikan istri keduamu membuat wajah menuaku terbuyarkan dari kepalamu."
Aku ingat, ungkapan cintanya yang masih sama. "Aku mencintaimu."
Omong kosong, mengingat kalimat buaiannya, dadaku sesak. Tentu saja dia berbohong. Tapi sekali lagi, kedzaliman atas kebohongan yang dia utarakan, tak dicatat dosa manapun untuknya. Karena jika aku membohonginya ataupun dia membohongiku, kami sama-sama tidak berdosa.
Aku memerhatikan wajah semringahnya dari jauh. Wajah tirusnya yang putih, hidungnya yang tinggi dan lurus, dan segaris senyum manisnya yang dulunya selalu memanjakan mataku.
Buliran air bening berjatuhan saat melihat lengannya mengetat di pinggang istri barunya. Kepalaku menunduk.
Mas, ini doaku.
"Semoga, kamu menjadi suami yang dzalim." Dan aku bisa menggugat cerai padamu dan berpisah darimu. Agar luka halal ini bisa dihapus.
Hinanya diriku berharap dan berdoa, lelaki setaat dan sesaleh dirimu jatuh pada dosa yang menjanjikan neraka?
.
.
Apakah Tuhan akan mendengarkan doaku? Apa yang kudoakan selalu sama. Doa yang buruk, seperti mengumpat suamiku sendiri.
Ibadah kuperbanyak dari hal rutin yang biasanya kulakukan, kubentangkan tangan. Mengucap nama suamiku, dan mengharapkan kedzalimannya. Tidak keadilannya. Dan kelalaiannya.
Tanpa malu, aku berdoa kepada Tuhan-ku seperti itu. Di setiap aku bangun Tahajud, dengan kaki kelu sampai Subuh, doaku masih sama.
Mas, semoga kamu menjadi suami yang dzalim.
Tak ada yang lain. Aku tak mengharapkan kamu mempertahankanku, ataupun menceraikan istri keduamu. Aku hanya mengharapkanmu menjadi suami yang dzalim. Agar luka halal yang kamu torehkan, menjadi sumber dosa untukmu. Agar ketidakadilanmu yang kudoakan, bisa menghalalkan diriku untuk pergi darimu.
Sebagai wanita yang lemah, aku tak bisa melakukan apapun selain berdoa. Tuhan mungkin tidak akan mendengarkan doaku atau bahkan mengabaikannya. Tapi sebagai istri pertama yang tak berdaya setelah dimadu suaminya, hanya satu hal yang bisa kulakukan. Yaitu berdoa.
Mengharapkan kedzalimanmu. Agar aku tidak bisa melakukan tindakan lain selain itu.
Setelah resepsi pernikahan Mas Hamza dengan Aina menjelang malam, apa yang akan mereka lakukan dan terbayang di kepalaku, kugantikan dengan dzikir.
Aku harus membuyarkan bayanganku yang membuat kepala dan hatiku panas, jemariku yang menggilir batu tasbih gemetar. Saat kubentangkan tangan hingga larut, doaku masih sama.
Mas, semoga kamu menjadi suami yang dzalim.
Ini ketidakadilan bagiku saat aku terluka, menangis dan tertahan sampai tidak bisa pergi, tapi kamu tidak berdosa untuk itu. Sempat menidurkan diri hanya setengah jam, kulanjutkan dengan Tahajud. Mendoakan hal yang sama, berdiri tegak, beribadah, terus sampai kakiku kelu.
Setelah pergelangan kakiku sakit, aku bersujud. Menangis, berdoa kepada Tuhan. Bukan mengharapkan ketabahan ataupun kesabaran dalam menempuh rumah tangga ini. Tapi ... Mas, semoga kamu menjadi suami yang dzalim. Tangisku berubah menjadi batuk parau di atas sajadah. Ketukan pelan di pintu, saking lirih suaranya aku tidak menyahut karena tidak mendengar.
Pintu yang lupa kukunci didorong, sosok itu terenyuh. Melangkah, mendekatiku dan mengusap punggungku. "Nisa ...." panggilnya, dengan suara hangatnya. Aku mengangkat kepala, berhenti membisikkan doa di atas sajadah. Mata merahku menatap Mas Hamza yang berjongkok di samping tubuhku, matanya berair.
Tangannya beralih ke pipiku mengusap pipi kusamku, "maafkan Mas, ya sayang." Kulihat sudut bibirnya bergetar. Dia pikir, aku beribadah berulang kali, bersujud, berdoa sampai larut, mendoakan ketabahan hati dan kesabaran diri atas pernikahan ini untuk bertahan?
Tidak, Mas. Aku hanya mengharapkan kedzalimanmu agar aku punya alasan untuk pergi.
Aku hanya mengangguk, menegapkan punggung dan mengusap sudut mata dengan kain serat mukenah.
"Kenapa Mas di sini?" Tanyaku, sekilas melirik wajah teduhnya di bawah gelapnya ruangan yang memang kusengajakan untuk mematikan lampu terlebih dahulu sebelumnya. "Bagaimana dengan Aina?"
"Tertidur di kamar." Jawaban lirihnya terdengar seperti merasa bersalah kepadaku.
Dari dekat, aku bisa mencium aroma Aina di tubuh Mas Hamza. Napasku sempit.
"Pergilah, Mas," pintaku.
"Kamu mengusirku?" Tanya Mas Hamza, seperti tersinggung.
"Jangan meninggalkan Aina, ini tidak adil untuknya."
Aku harap aku yang akan menjadi pihak yang tersakiti, Mas. Cukup dzalimi aku dan gilai istri barumu yang cantik itu.
Mas Hamza menghela napas.
"Aku masih mencintamu, Nisa. Sekalipun ada Aina di dalam pernikahan kita, aku tetap mencintaimu." Tangan besarnya yang lembut menyentuh pipiku.
Aku hanya mengangguk. Tapi, Mas. Aku sudah tidak mencintaimu.
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
"Aku sangat membutuhkan uang untuk membayar biaya pengobatan Nenek. Aku akan menggantikan Silvia untuk menikahi Rudy, segera setelah aku mendapatkan uangnya." Ketika saudara perempuannya melarikan diri dari pernikahan, Autumn terpaksa berpura-pura menjadi Silvia dan menikahi Rudy. Satu-satunya keinginannya adalah bercerai setelah satu tahun. Rudy adalah pria yang sangat kaya dan berkuasa. Namanya telah dikaitkan dengan banyak wanita. Rumornya, dia punya pacar yang berbeda untuk setiap hari dalam setahun. Mereka tidak menyangka bahwa mereka akan jatuh cinta dengan satu sama lain.
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."
© 2018-now Bakisah
TOP