/0/5974/coverbig.jpg?v=b8f70cb098a478c5125a53be413817ce)
Tumbuh bersama dari kecil membuat Deriza terjebak dengan perasaan nya terhadap Albert. Namun rencana Albert yang ingin menikahi sepupu Deriza membuat nya dirundung kesedihan. Demi menenangkan hatinya Deriza mengunjungi club' tempat hiburan malam. Niat Deriza hanya ingin mencari ketenangan, namun yang terjadi malah ia terjebak dengan seorang pria yang tak dikenal dan membuat hidupnya berubah. Deriza ingin melupakan yang terjadi pada satu malam itu, tapi rupanya tak semudah yang dibayangkan. Bagaimanakah takdir memberikan jalannya pada Deriza? Akankah Deriza bertemu kembali dengannya? Ataukah melupakan satu malam panjang itu?
"Deriza sampai kapan kamu mau minum, sudah cukup! Hentikan Deriza." Seorang perempuan berjalan dan meraih gelas yang berada di genggamannya. Deriza berdecak kesal lantas meraih kembali gelas tersebut dan meminum segelas wine dengan sekali teguk.
"Aku tidak bisa Starla, kalau mau aku berhenti bicaralah pada Albert untuk membatalkan pernikahan nya dengan sepupu ku yang bermuka dua itu" balasnya.
"Sekali ini dengarkan aku deza, untuk apa mengharapkan dia. Kamu ini seorang Dokter sekaligus penerus di keluarga Nuenza, tak akan susah untuk mu mencari pria yang lebih baik dari bajingan itu. Apa yang kau harapkan dari nya? Hanya seorang manajer rendahan lalu kau tertarik?"
"Kamu tau aku menyukainya sejak kecil, tapi kenapa hanya disuguhkan tubuh bastard itu dia langsung melupakan janjinya pada ku"
Isak tangis nya semakin lama terdengar memilukan.
Oh tuhan, sekarang apalagi yang harus dilakukan Starla. Deriza tampak sangat kacau dan ia tak mungkin membawa Deriza pulang ke rumah. Sebab jika itu terjadi ia hanya akan mengundang bencana pada dirinya sendiri dan juga Deriza. Sebagai asisten sekaligus tangan kanan Deriza, Starla kini harus memutar otak untuk menyembunyikan atasan sekaligus sahabatnya ini.
Tak ada pilihan lain jika membawa Radeza ke hotel akan percuma saja, sebab dalam waktu singkat para bodyguard keluarga Nuenza akan menjemput Deriza dan ia pun akan terseret juga. Starla membawa Deriza ke apartemen yang dibelinya minggu lalu yang seharusnya menjadi kado untuk adik nya. Namun kini alih-alih memberikan pada adiknya justru Deriza lah yang pertama kali ia bawa ke sana.
"Starla, antarkan aku pulang. Aku akan meminta pada kakek untuk melamar Albert untuk menjadi suami ku."
Starla menarik napas panjang, jelas sekali Deriza sudah mabuk berat hingga meracau tidak jelas. Ini Indonesia mana bisa begitu. Belum ada sejarahnya perempuan yang melamar pria, meskipun zaman sudah modern tetap saja tidak bisa seperti itu. Starla hanya bisa menggeleng pelan, ia curiga Albert sudah memberi Deriza pelet yang sangat ampuh sampai mata atasan nya itu pun dibutakan oleh asmara yang ia rasa sedikit menjijikkan.
Starla membopong tubuh Deriza keluar dari tempat hiburan malam itu. Baru saja melangkahkan kaki nya keluar tiba-tiba ponsel Starla berdering, ia merogoh sakunya dan mendapati nama si penelepon adalah adiknya.
"Halo Dir, ada apa?"
'lekas lah pulang, ku mohon." Nada suara di seberang sana terdengar bergetar.
"ada apa memangnya? Kalau hanya membahas mengenai kekacauan yang kau buat, tadi bukankah sudah ku katakan besok aku yang akan menemui guru mu!"
'ini bukan tentang masalah ku, ibu jatuh dari tangga dan pingsan' ucap Dirta histeris.
Seketika wajah Starla memucat. Bagaimana ini, ia juga harus mengantarkan Deriza pulang. Tapi jika memilih mengantarkan Deriza duluan, Starla tak yakin punya cukup banyak waktu untuk menyelamatkan ibunya.
'Kak, kak.. halo kenapa diam saja. Cepatlah! Aku tak tau harus berbuat apa'
"Baiklah tunggu sepuluh menit lagi, aku segera pulang."
Starla mematikan teleponnya dan berpikir ulang, ia tak bisa mempercayai satupun bawahan keluarga Nuenza untuk kondisi seperti ini. Di satu sisi apartemen dan rumah nya juga berlawanan arah. Starla teringat kalau tempat hiburan ini punya kamar untuk pelanggan nya, meskipun tak sebaik hotel setidaknya bisa ditempati Deriza untuk saat ini.
Tanpa banyak berpikir lagi Starla kembali membawa Deriza yang sudah setengah sadar kembali masuk. Ia memesan kamar VVIP yang ada di tempat itu agar keamanan Deriza terjamin aman. Setelah memesankan kamar Starla membawa Deriza menuju kamar yang ia pesan dan membaringkan tubuh Deriza di kasur, namun karena terburu-buru Starla lupa mengambil kunci kamarnya setelah membayar kamar tersebut.
Dengan sedikit berlari Starla kembali ke bawah untuk mengambil kunci, kamar VVIP tersebut berada di lantai tiga sehingga Starla sedikit kelelahan hanya untuk sekedar mengambil kunci dan kembali lagi.
Di sisi lain, dua orang pria keluar dari lift dan berjalan di koridor lantai tiga. Salah satunya berjalan sempoyongan dan satu nya lagi berjalan di samping memapahnya. Dari pakaian yang dikenakan seperti nya ke duanya cukup terhormat, dengan memakai setelan tuxedo.
"Elkan cukup beri tau kamar nomor berapa dan kau bisa lekas kembali."
"Tidak Alden, biar ku antar saja sampai ke kamar."
Alden Renox Quart adalah CEO dari perusahaan MAC Corp. Salah seorang pengusaha muda di umur yang saat ini mencapai usia 27 tahun. Alden anak sulung dari keluarga inti yang ada di keluarga Quart. Sedangkan partner atau bisa dibilang saudara angkatnya yaitu Elkan Alkatiri Quart, merupakan Direktur di perusahaan yang dipegang Alden saat ini. Elkan sendiri adalah anak dari orang kepercayaan ayah Alden yang sudah meninggal demi melindungi ayah Alden. Karena mengenang itu akhirnya Elkan masuk sebagai saudara dan besar bersama Alden.
"Besok kau akan pergi bersama investor ke Bangkok jadi pulang lah. Aku bisa sendiri, besok pagi sekali aku akan minta supir di rumah menjemput. Jadi nomor berapa kamarnya?" Ujar Alden meyakinkan.
"Baiklah kalau begitu, ini kunci nya. Kamar mu berada di ujung nomor 6."
"Hm"
Alden dan Elkan berpisah di tengah koridor. Namun entah mengapa kepala Alden semakin bertambah berat dan merasa kamar yang ia tuju malah semakin jauh. Sungguh saat ini ia membutuhkan istirahat dan merebahkan tubuhnya di kasur, meskipun ia sudah biasa banyak minum dan tetap bisa menjaga kesadaran dengan kata lain meskipun ia banyak minum tidak akan membuatnya mabuk. Namun beda kasus malam ini, karena sebelumnya tadi pagi Alden memang sudah tidak seratus persen fit jadinya saat minum bersama kliennya tadi pusingnya semakin menjadi.
Di lantai tiga sendiri memiliki sepuluh kamar VVIP dan kamar Alden sendiri berada di ujung. Saat masuk ke kamarnya Alden tidak melihat jelas nomor kamarnya dan ia salah memasuki kamar nomor 5. Baru beberapa langkah terdengar pintu kamar dikunci dari luar, Alden tak banyak berpikir mungkin saja Elkan yang membantunya untuk menguncikan pintu.
Alden kembali berjalan menuju kasur dan melompat ke arah kasur king size tersebut. Namun bukannya nyaman ia justru malah mengenai sesuatu yang keras, dan tak lama terdengar suara rintihan.
"Awwss.. Starla, biarkan aku tidur sebentar saja." Racau nya.
Alden mengernyitkan dahinya. Kenapa ada seorang wanita disini? Apakah ini kerjaan Elkan? Tidak mungkin, ia tau betul Elkan meskipun Elkan seringkali menyuruh nya untuk mencari pasangan tapi tak akan mencarikan wanita untuk nya seperti ini.
Terpaksa Alden berjalan kembali untuk keluar, ia memutuskan untuk pulang saja. Akan sangat berbahaya kalau ia dan perempuan itu satu kamar semalaman. Belum lagi sepertinya perempuan tersebut juga tengah mabuk berat.
Namun saat memutar kunci, pintunya tidak dapat terbuka. Oh shit, Alden menyadari dirinya sudah salah memasuki kamar. Dan sekarang harus terjebak dengan perempuan yang tidak dia kenal sama sekali sebelumnya.
"Kau siapa? Dimana Starla? Oh apakah aku bermimpi? Oh god pria di mimpiku ini kenapa sangat tampan melebihi ketampanan Al. Kalau seperti ini mungkin saja aku tidak akan menyukai Al lagi." Ujar Starla yang kini berjalan mendekati Alden.
"Jangan mendekat sialan! Kau mau apa? Aku bisa membunuhmu saat ini juga," ancamnya.
"Oh ayolah aku hanya ingin melihat wajahmu lebih dekat," tambah Deriza.
Dalam hati Alden mengutuk dirinya kenapa harus seperti ini, ia hanya ingin istirahat dan kembali besok pagi tapi malah terjebak dengan wanita mabuk. Deriza juga semakin berani memeluk Alden dan mengalungkan tangannya di pundak Alden. Ini adalah cobaan berat untuk Alden, bagaimana pun juga dia adalah pria normal kan?
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.