/0/5989/coverbig.jpg?v=3a0bc550784f440ea61d7003146d1f3e)
Seorang Suami yang ketahuan selingkuh dengan Ibu tiri sang Istri, membuat Sang Istri tidak ingin lagi untuk satu atap dengan sang Suami yang sudah menodai pernikahan Mereka, sakit itu membawa Nya ke arah pengadilan, setelah sang Tuan sudah mengetuk tiga palu barulah rada menyesal itu hadir di dalam benak nya.
"Naralia! " Panggil Celvin pada istri nya, Naralia seorang Wanita cantik yang penuh dengan kesederhanaan nya, membuat Celvin jatuh cinta pada Istri itu.
Naralia dan Celvin sudah menikah selama dua tahun lama nya, kedua nya saling mencintai dan melengkapi kekurangan satu sama lain membuat siapapun iri pada rumah tangga kedua nya.
"iya Mas! " sahut Naralia dari dapur, wanita itu tampak sedang memasak sarapan pagi nya terlihat dari celemek yang tergantung di badan body goals milik Naralia.
"Lia.. Mana baju Ku"ucap Celvin, tampak guratan rasa sebal di wajah cantik Naralia, Wanita itu berjalan ke arah lemari dan mulai mencari pakaian yang akan di pakai oleh Celvin sang suami yang selalu menjadi panutan nya selama ini.
..... " Ini Apa Mas?"tanya Naralia seolah Olah bersikap seperti Ibu Celvin yang selalu sebal saat dirinya tak bisa menemukan barang itu dengan pelan dan di perhatikan.
"Terimakasih
Cup
Celvin mencium pundak rambut Naralia, wanita itu hanya memeluk pingang suami nya yang belum memakai baju kantor nya.
" Udah Mas,Aku mau lanjut masak"celetuk Naralia sambil menjauh dari ttubuh sang Suami yang hanya tersenyum ke arah nya.
... "Mas mau bawa Nasi kan? " Tanya Naralia dengan berdiri di depan pintu.
Celvin hanya menganguk sambil memakai pakaian nya untuk pergi ke kantor nya, tempat mencari nafkah dan tempat di mana semua nya di mulai di sana.
"Okhyy!! " sahut Naralia lalu kembali ke dapur untuk menyiapkan milik Celvin, Wanita itu dengan cekatan menyiapkan segala nya untuk Suami tercinta nya.
Senyuman itu terus terbit di bibir nya, karena Celvin selalu mencintai nya sampai saat ini, Naralia harap Lelaki itu akan tetap Mencintai nya sampai akhir nanti.
"Lia udah belum, Mas mau berangkat nih! Seru Celvin dengan berjalan ke arah meja makan, tak lama kemudian Naralia datang dengan membawakan kotak bekal yang di balut dengan paper bag hitam.
" eh Mas tunggu "ucap Naralia, lalu setelah berbalik badan Naralia menjulur kan tangan nya dan mulai merapihkan dasi Celvin yang tampak berantakan.
.
.... " Lain kali kalau gak bisa, bilang Aku Mas"ucap nya saat sudah selesai membereskan dasi milik Celvin, Celvin hanya menganguk lalu ia pamit untuk pergi ke kantor.
Naralia melambaikan tangan nya saat mobil Celvin sudah keluar dari pekaragan rumah nya. Wanita berbalik badan dan kembali masuk ke dalam rumah nya.
"Lohh.. Hape nya Mas Celvin kan? " Tanya Naralia saat melihat ponsel Celvin yang tertinggal di kasur.
.
Saat Naralia ingin pergi ke kantor Celvin, tiba tiba saja Ponsel Celvin bergetar segara saja Naralia mengangat telepon itu.
[ RISA SAYANG ]
di sana tertulis nama Risa, Risa adalah Ibu tiri dari Naralia sontak Naralia langsung saja mengangkat telpon itu dan berharap ini semua tak nyata.
... "hallo sayang.. Kamu di mana, Aku udah nunggu di hotel nih! "
Deg!
Nafas Naralia seakan akan tercekat di tenggorokan, wanita itu terdiam sambil terus mendengarkan suara Ibu tiri nya dari balik telepon sana. lalu setelah Risa sudah selesai menelpon segera saja, Naralia matikan matikan ponsel itu.
Wanita itu menatap kosong ke arah ranjang di mana semua nya berlangsung, di mana tempat itu lah ia dan Celvin memadu kasih, terasa sesak saat mengetahui segala nya tanpa ia sadari. Selama ini cinta Celvin adalah sebuah permainan?
Brak
"Naralia!" Panggil Celvin dengan terburu buru.
.... "Mas" Lirih Naralia tak berdaya, ponsel Celvin masih ada di genggaman nya, wanita itu tak berbalik badan dan tetap menatap lurus ke arah ranjang, mata nya memanas saat mengetahui semua ini.
"Lia... Mana ponsel Aku" Ucap Celvin dengan menatap ke arah Naralia yang hanya diam, sontak saja pandangan Celvin tertunduk dan melihat Ponsel nya yang sudah di gengam oleh Naralia.
"LEPAS MAS! " bentak Naralia saat sadar bahwa Celvin memegang bahu nya, Wanita itu mengembalikan ponsel milik Suami nya, lalu ia berlari ke taman belakang berusaha untuk tetap kuat dan tetap tegar menghadapi segala nya.
"NARALIA! " panggil Celvin dengan mengejar Naralia yang berlari ke arah Taman, di sana wanita itu menanggis tak bisa menahan segala rasas sakit.
Saat, Celvin datang segera saja Naralia menghapus air mata itu dan menatap Celvin dengan tatapan yang tak bisa di jelaskan.
"Lia.. " Lirih Celvin mencoba mendekati Naralia yang terduduk di bangku taman.
.... "Mass, sudah berapa lama?"
"Baru satu tahun"
Naralia terdiam saat mendengar jawaban Celvin,apa nya yang di sebut 'baru satu tahun'? Kata mana yang bisa sedikit membuat Naralia tenang.
"... Aku minta maaf Lia" Ucap Celvin mencoba membawa Naralia dalam dekapan nya, tetapi sayang seribu sayang Naralia bahkan menolak pelukan itu, Wanita itu memilih untuk pergi dan tak ingin kembali menatap Celvin lagi.
Celvin mengacak acak rambut nya prustasi, kacau semua nya rusak sudah pernikahannya yang selama ini ia pertahanan kan bersama dengan Naralia, perempuan cantik yang banyak di cintai oleh lelaki.
✧・゚: *✧・゚:*
Di kamar, Naralia berdiri di depan jendela, wanita itu menatap kosong ke arah langit yang sedikit mendung mungkin langit pun bahwa hati nya sedang tidak baik baik saja.
Wanita itu terdiam tanpa suara, entah harus apa yang ia lakukan untuk pernikahan nya ini. Sedangjab, Celvin tidak benar benar mencintai nya dan malah memilih mencintai Ibu tiri nya.
Ciek
"Lia.. "
"Aku tak apa Mas" Ucap nya tanpa berbalik badan menatap Celvin, Celvin hanya diam di ambang pintu.
Hati Naralia memang susah jika sudah terluka seperti itu, hati nya akan mengeras dan tak ingin mendengar penjelasan apapun.
.
... "Sekarang jawab Mas, apakah cinta itu untuk Ibu tiri ku? " Tanya nya sambil terus memandangi langit yang mendung.
"Iya"...
Jawaban Celvin membuat Naralia semakin yakin dengan keputusan nya untuk mengakhiri semua kisah cinta nya untuk Celvin.
" Aku akan mengajukan surat perceraian kita Mas"
"Tidak Naralia! "
Jawaban Celvin membuat Naralia membalik kan tubuh nya menatap lurus ke arah Suami nya.
"Keputusan ku tetap bulat! " Lanjut nya, tetapi lagi lagi Celvin menggeleng kepala nya tak trima dengan perceraian nya ini.
"Khe... Untuk apa Mas, Aku satu rumah dan menjalin cinta dengan lelaki yang tidak mencintai ku" Ucap Naralia menatap datar ke arah Celvin,
Dulu memang, Naralia sangat mengagumi segala perjuangan Celvin untuk mendapatkanya, tetapi sekarang ia malah ingin berpisah dengan lelaki seperti nya.
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Cerita rumah tangga dan segala konflik yang terjadi yang akhirnya membuat kerumitan hubungan antara suami dan istri
Kedua orang yang memegangi ku tak mau tinggal diam saja. Mereka ingin ikut pula mencicipi kemolekan dan kehangatan tubuhku. Pak Karmin berpindah posisi, tadinya hendak menjamah leher namun ia sedikit turun ke bawah menuju bagian dadaku. Pak Darmaji sambil memegangi kedua tanganku. Mendekatkan wajahnya tepat di depan hidungku. Tanpa rasa jijik mencium bibir yang telah basah oleh liur temannya. Melakukan aksi yang hampir sama di lakukan oleh pak Karmin yaitu melumat bibir, namun ia tak sekedar menciumi saja. Mulutnya memaksaku untuk menjulurkan lidah, lalu ia memagut dan menghisapnya kuat-kuat. "Hhss aahh." Hisapannya begitu kuat, membuat lidah ku kelu. Wajahnya semakin terbenam menciumi leher jenjangku. Beberapa kecupan dan sesekali menghisap sampai menggigit kecil permukaan leher. Hingga berbekas meninggalkan beberapa tanda merah di leher. Tanganku telentang di atas kepala memamerkan bagian ketiak putih mulus tanpa sehelai bulu. Aku sering merawat dan mencukur habis bulu ketiak ku seminggu sekali. Ia menempelkan bibirnya di permukaan ketiak, mencium aroma wangi tubuhku yang berasal dari sana. Bulu kudukku sampai berdiri menerima perlakuannya. Lidahnya sudah menjulur di bagian paling putih dan terdapat garis-garis di permukaan ketiak. Lidah itu terasa sangat licin dan hangat. Tanpa ragu ia menjilatinya bergantian di kiri dan kanan. Sesekali kembali menciumi leher, dan balik lagi ke bagian paling putih tersebut. Aku sangat tak tahan merasakan kegelian yang teramat sangat. Teriakan keras yang tadi selalu aku lakukan, kini berganti dengan erangan-erangan kecil yang membuat mereka semakin bergairah mengundang birahiku untuk cepat naik. Pak Karmin yang berpindah posisi, nampak asyik memijat dua gundukan di depannya. Dua gundukan indah itu masih terhalang oleh kaos yang aku kenakan. Tangannya perlahan menyusup ke balik kaos putih. Meraih dua buah bukit kembarnya yang terhimpit oleh bh sempit yang masih ku kenakan. .. Sementara itu pak Arga yang merupakan bos ku, sudah beres dengan kegiatan meeting nya. Ia nampak duduk termenung sembari memainkan bolpoin di tangannya. Pikirannya menerawang pada paras ku. Lebih tepatnya kemolekan dan kehangatan tubuhku. Belum pernah ia mendapati kenikmatan yang sesungguhnya dari istrinya sendiri. Kenikmatan itu justru datang dari orang yang tidak di duga-duga, namun sayangnya orang tersebut hanyalah seorang pembantu di rumahnya. Di pikirannya terlintas bagaimana ia bisa lebih leluasa untuk menggauli pembantunya. Tanpa ada rasa khawatir dan membuat curiga istrinya. "Ah bagaimana kalau aku ambil cuti, terus pergi ke suatu tempat dengan dirinya." Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membawaku pergi bersamanya. Hingga ia terpikirkan suatu cara sebagai solusi dari permasalahannya. "Ha ha, masuk akal juga. Dan pasti istriku takkan menyadarinya." Bergumam dalam hati sembari tersenyum jahat. ... Pak Karmin meremas buah kembar dari balik baju. "Ja.. jangan.. ja. Ngan pak.!" Ucapan terbata-bata keluar dari mulut, sembari merasakan geli di ketiakku. "Ha ha, tenang dek bapak gak bakalan ragu buat ngemut punyamu" tangan sembari memelintir dua ujung mungil di puncak keindahan atas dadaku. "Aaahh, " geli dan sakit yang terasa di ujung buah kembarku di pelintir lalu di tarik oleh jemarinya. Pak Karmin menyingkap baju yang ku kenakan dan melorotkan bh sedikit kebawah. Sayangnya ia tidak bisa melihat bentuk keindahan yang ada di genggaman. Kondisi disini masih gelap, hanya terdengar suara suara yang mereka bicarakan. Tangan kanan meremas dan memelintir bagian kanan, sedang tangan kiri asyik menekan kuat buah ranum dan kenyal lalu memainkan ujungnya dengan lidah lembut yang liar. Mulutnya silih berganti ke bagian kanan kiri memagut dan mengemut ujung kecil mungil berwarna merah muda jika di tempat yang terang. "Aahh aahh ahh," nafasku mulai tersengal memburu. Detak jantungku berdebar kencang. Kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, mendapatkan rangsangan yang mereka lakukan. Tapi itu belum cukup, Pak Doyo lebih beruntung daripada mereka. Ia memegangi kakiku, lidahnya sudah bergerak liar menjelajahi setiap inci paha mulus hingga ke ujung selangkangan putih. Beberapa kali ia mengecup bagian paha dalamku. Juga sesekali menghisapnya kadang menggigit. Lidahnya sangat bersemangat menelisik menjilati organ kewanitaanku yang masih tertutup celana pendek yang ia naikkan ke atas hingga selangkangan. Ujung lidahnya terasa licin dan basah begitu mengenai permukaan kulit dan bulu halusku, yang tumbuhnya masih jarang di atas bibir kewanitaan. Lidahnya tak terasa terganggu oleh bulu-bulu hitam halus yang sebagian mengintip dari celah cd yang ku kenakan. "Aahh,, eemmhh.. " aku sampai bergidik memejam keenakan merasakan sensasi sentuhan lidah di berbagai area sensitif. Terutama lidah pak Doyo yang mulai berani melorotkan celana pendek, beserta dalaman nya. Kini lidah itu menari-nari di ujung kacang kecil yang menguntit dari dalam. "Eemmhh,, aahh" aku meracau kecil. Tubuhku men
Bagi Sella Wisara, pernikahan terasa seperti sangkar yang penuh duri. Setelah menikah, dia dengan bodoh menjalani kebidupan yang menyedihkan selama enam tahun. Suatu hari, Wildan Bramantio, suaminya yang keras hati, berkata kepadanya, "Aisha akan kembali, kamu harus pindah besok." "Ayo, bercerailah," jawab Sella. Dia pergi tanpa meneteskan air mata atau mencoba melunakkan hati Wildan. Beberapa hari setelah perceraian itu, mereka bertemu lagi dan Sella sudah berada di pelukan pria lain. Darah Wildan mendidih saat melihat mantan isrtinya tersenyum begitu ceria. "Kenapa kamu begitu tidak sabar untuk melemparkan dirimu ke dalam pelukan pria lain?" tanyanya dengan jijik. "Kamu pikir kamu siapa untuk mempertanyakan keputusanku? Aku yang memutuskan hidupku, menjauhlah dariku!" Sella menoleh untuk melihat pria di sebelahnya, dan matanya dipenuhi dengan kelembutan. Wildan langsung kehilangan masuk akal.
21+ Alena Adriani Quensyah, harus menerima kenyataan pahit, ketika hidupnya hancur dalam semalam. Bayangan akan masa lalunya pun tidak pernah hilang dalam benaknya. Lagi-lagi Alena harus mengetahui kedua orang tua nya yang pergi begitu saja dan menjadikan nya sebagai jaminan pada seorang Mafia, membuat hidup Alena seperti didalam penjara. Akankah Alena bisa bertemu dengan orang tuanya kembali? Dan apa penyebab mereka meninggalkannya?
Kisah seorang ibu rumah tangga yang ditinggal mati suaminya. Widya Ayu Ningrum (24 Tahun) Mulustrasi yang ada hanya sebagai bentuk pemggambran imajinasi seperti apa wajah dan bentuk tubuh dari sang pemain saja. Widya Ayu Ningrum atau biasa disapa Widya. Widya ini seorang ibu rumah tangga dengan usia kini 24 tahun sedangkan suaminya Harjo berusia 27 tahun. Namun Harjo telah pergi meninggalkan Widy sejak 3 tahun silam akibat kecelakaan saat hendak pulang dari merantau dan karna hal itu Widya telah menyandang status sebagai Janda di usianya yang masih dibilang muda itu. Widya dan Harjo dikaruniai 1 orang anak bernama Evan Dwi Harjono