/0/6123/coverbig.jpg?v=ec88d0414f3f5478a07192276d2b7e18)
Tidak mudah dalam mempertahankan sebuah hubungan. Meski terjalin atas dasar cinta, cobaan selalu datang menerpa mereka. Seakan menguji seberapa kuat mereka bisa melewati semuanya dan bertahan. Ara dan Dave berusaha melewati cobaan itu bersama, tapi terlalu keras arusnya membuat salah satu pegangan terlepas. Ada yang lelah dan menyerah. Lantas masih bisakah mereka bersama saat salah satu sayapnya patah?
New York Universty, Gerbang Kampus.
Ara memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang di hadapannya. Sesekali dia akan menyapa mereka yang dikenalnya dengan ramah dan terdiam di detik berikutnya. Helaan napas panjang kembali terdengar. Kepalanya menunduk, menatap sepasang flat shoes putihnya yang mulai kotor. Kira-kira sudah berapa lama dirinya berdiri seperti patung di tepi jalan seperti ini?
Ara mengutuk sifat pelupanya yang tidak bisa hilang. Tadi malam setelah berkabar dengan sang kekasih dan mengobrol panjang lebar, dia malah lupa tidak kembali mengisi daya benda pipih itu dan membuat ponselnya mati di saat urgent seperti saat ini.
Dia tidak bisa menghubungi sang kakak untuk menjemputnya. Sedangkan menunggu sang kekasih, sepertinya hanya akan membuang waktu saja. Entah untuk alasan apa lagi saat ini. Ara lelah berdiri, perutnya sudah lapar. Dia butuh segera pulang dan istirahat secepat mungkin.
Di sela menunggunya, sebuah motor merah dengan warna yang sangat menyilaukan mata berhenti di depannya. Ara tersentak, kakinya mundur spontan. Dia mengamati gerakan si pengendara yang membuka helm fullface-nya. Sepertinya dia tidak asing dengan postur tubuh si pengendara. Dan benar saja, Ara langsung membulatkan tatapannya melihat siapa yang tengah berada di depannya dengan wajah super tengil.
"Sendiri?"
"Athes?" pekik Ara tanpa sadar. Kedatangan pria itu seperti dewa penolong baginya. Senyumnya merekah, dia menatap pria itu dengan binar mata yang sangat cerah.
Athes mengorek telinga, seakan terganggu dengan pekikan yang Ara lakukan tadi.
"Athes mau nganter Ara?"
Pria itu mengerutkan kening dan menggeleng setelahnya. Hal yang sukses membuat wajah Ara kembali meredup.
"Kata siapa aku mau nganter?"
"Tapi Athes tadi tanya-"
"Cuma tanya, bukan berarti mau nawarin tumpangan," potong Athes dengan wajah yang sangat menyebalkan.
Ara mengerucutkan bibirnya, tatapannya menyiratkan rasa sebalnya pada pria yang masih duduk di atas motornya. Sama sekali tidak memiliki rasa kasihan padanya yang sudah lelah berdiri seperti orang jalanan.
Athes Madison, pria yang beberapa semester ini selalu menjadi teman sekelasnya. Meski cukup tampan dan kaya, tapi sifat menyebalkannya sering membuat orang-orang kesal. Athes bukan pria yang irit bicara atau dingin, malah pria itu cukup cerewet dengan mulut pedasnya. Lebih baik menghindar ketimbang mendapatkan kata-kata mutiara yang membuat hati terluka. Namun, saat ini Ara butuh Athes untuk membawanya pulang.
"Ara tidak bisa pulang," beritahu Ara dengan suara pelan, berusaha menarik simpati pria itu. Wajahnya dipasang semelas mungkin yang biasanya selalu ampuh pada keempat kakaknya.
Athes yang pada dasarnya memiliki nol simpati, hanya mengedikkan bahunya acuh. Dia menatap lurus ke depan, seakan tengah memikirkan sesuatu setelahnya kembali menatap Ara. "Kamu masih punya dua kaki, kan?"
Ara mengangguk dengan raut bingung. Tidak tahu maksud pertanyaan pria itu yang dinilainya terlalu menyimpang dari topik sebelumnya. Ini Ara butuh tumpangan, bukan pertanyaan dadakan seperti ini. Ara hanya berani menggerutu dalam hati.
"Masih bisa jalan?"
Lagi, Ara mengangguk.
Athes mengangguk dengan wajah yang mengundang kecurigaan. "Jarak kampus ke rumahmu kira-kira hanya 40 km, tidak terlalu jauh. Kamu bisa jalan kaki sekalian olah raga. Mungkin dengan begitu, kakimu tidak akan sependek kelinci begini."
Ara menganga tanpa sadar. Ternyata jalan pikiran pria itu benar-benar di luar nalar. Bagaimana bisa pria itu mengucapkannya dengan ekspresi santai, seakan tengah menyuruh seseorang makan sampai mati. Dengan kesal, Ara menghentakkan kakinya, tatapannya menajam pada pria itu.
"Sudahlah. Jika Athes tidak mau nganterin, mending pergi sana. Hus ... hus!"
"Oke." Hanya itu dan Athes kembali memasang helm-nya. Tanpa belas kasihan, pria itu melajukan motornya meninggalkan Ara yang terbelalak dengan wajah syoknya. Ah, Ara salah lagi.
"Dasar tidak punya perasaan! Athes jahat!" teriak Ara dengan kekesalannya. Ara mengamati sekitar, tidak ada lagi orang yang dikenalnya. Sedangkan sebentar lagi hari beranjak malam. Ara tidak mau di sini semalaman dan membuat keluarganya khawatir. Apa dia harus mengikuti saran pria itu?
Saat dia akan mengikuti saran pria itu, ya hitung-hitung olah raga, sebuah taksi berhenti di sampingnya. Awalnya Ara tidak terlalu peduli, dikirannya itu pesanan orang. Namun, sopir itu membuka jendela mobil dan memanggil namanya.
"Nona Aurora?"
Ara berhenti. Keningnya mengerut samar dengan anggukan kecil. "Ah, iya. Saya."
"Mari masuk."
"Tapi, Ara tidak memesan taksi." Ara menggaruk pipi kanannya dengan ekspresi bingung.
Sopir tersebut tersenyum maklum, sebelum menujukkan sebuah pesan pada aplikasinya. "Pesanan untuk Nona Ara."
Ara melihatnya, memang benar di sana atas nama dirinya. Tapi Ara tidak merasa memesan taksi. Ara sendiri tidak punya aplikasi tersebut. Tunggu, tiba-tiba tatapannya tertuju pada kolom note khusus yang berada di paling bawah. Dia menajamkan matanya dan membaca kalimat di sana.
Rabbit, tidak usah jalan. Kakimu tetap akan pendek. Lebih baik naik taksi dan segera pulang. Bye, Rabbit.
Ara merasakan rahangnya hampir jatuh ke bawah setelah membaca pesan tersebut. Tanpa menyebutkan siapa pelakunya, dia seakan sudah bisa menebak dengan benar. Tidak ada satu orang pun yang memanggilnya kelinci, kecuali Athes. Entah dia harus kesal atau bersyukur. Pria itu memang tidak bisa ditebak sama sekali.
Vicy Ellanor sudah terlalu banyak terluka sampai jiwa lemahnya tenggelam dan lahir jiwa yang baru. Tidak ada lagi air mata dan sosok lemah, Ellanor seakan menjadi sosok baru yang tidak bisa disentuh oleh siapapun. Tujuan hidupnya hanyalah memberi penyesalan bagi orang-orang yang sudah menyakitinya kemarin. Ellanor tidak akan membiarkan mereka semua lolos dan bahagia setelah menorehkan luka yang selalu membekas selama hidupnya. Satu persatu rahasia yang harusnya sudah terkubur oleh waktu mulai terkuak. Ellanor yang sudah mati rasa seakan tidak peduli dengan alasan mereka membencinya. Kata maafnya sudah terkunci, yang diinginkannya hanyalah penyesalan mereka. Dengan bantuan seseorang yang tak pernah diduganya, Ellanor pun mulai menjalankan satu persatu misinya. Sanggupkah Ellanor benar-benar membalas semua orang, terutama keluarganya sendiri?
ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***
Kebanyakan orang mengatakan bahwa cinta adalah hal yang indah, tetapi bagi Gina tidak demikian. Dia tidak bisa mengerti mengapa kehidupannya yang sempurna tiba-tiba menjadi seburuk neraka. Setelah mengalami keguguran dan cacat wajah, karier dan reputasinya juga hancur. Kehidupan Gina yang sempurna mulai hancur setelah dia bertemu dengan Evan. Pria itu dengan kejam menghancurkan hatinya menjadi berkeping-keping. Hati Gina benar-benar tertusuk oleh duri-duri cinta.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Setelah menikahi akhwat cantik yang lama diidam-idamkan, pria milyarder itu merasa sangat bahagia. Mereka menikmati kehidupan rumah tangga yang bahagia, meski baru seminggu. Namun, ada satu hal yang membuat sang istri merasa terganggu. Suaminya mempunyai kebiasaan yang cukup mengkhawatirkan. Hampir setiap saat, suaminya meminta jatah. Sebelum tidur, saat menyiapkan makanan, bahkan saat mereka sedang santai di ruang keluarga. Sang istri merasa kewalahan. Dia tidak pernah menyangka bahwa suaminya begitu rakus akan kepuasan duniawi. Suatu hari, ketika sang istri sedang memasak di dapur, sang suami mendekatinya dan mulai merayunya. "Sayang, ayo kita berduaan sebentar di kamar," bisik suaminya, sambil mencium leher istri. Dengan wajah merah padam, sang istri mencoba menolak. "Aku sedang memasak, nanti saja ya, Sayang," ujarnya lembut. Namun, suaminya tidak terima penolakan. Dia semakin mendesak, bahkan mulai meraba tubuh sang istri. "Aku tidak bisa menahan nafsu ini, Sayang," desahnya. Akhirnya, sang istri menyerah pada desakan suaminya. Mereka pun bergegas ke kamar untuk melampiaskan hasrat mereka. Sang istri merasa kewalahan menghadapi keperkasaan suaminya yang mencapai 27cm. Dia merasa tubuhnya terlalu lemah untuk mengimbangi nafsu suaminya yang tidak pernah habis. Setelah berhubungan intim, sang istri terkapar lemas di tempat tidur, sementara suaminya bangkit dengan senyum puas
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?