Unduh Aplikasi panas
Beranda / Adventure / My Handsome Partner
My Handsome Partner

My Handsome Partner

5.0
14 Bab
10 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Senja setelah sekian lama bekerja, ia tak kunjung diberi kesempatan untuk naik jabatan. Sahabat dan kekasihnya mendukung kekacauan yang terjadi padanya. Disaat yang bersamaan, Pimpinan perusahaanya memintanya untuk membuat berita di daerah bencana alam. Senja pun bergabung dengan Tim SAR. Namun, disaat ia ikut untuk evakuasi ia justru terbawa banjir dan membuatnya jauh dari pemukiman. Saat sadar dari pingsannya. Senja memilih untuk masuk hutan dan berusaha untuk bertahan diri sampai ditemukan. Ia bertemu dengan Peri hutan bernama Ella yang kemudian memanggilnya 'Sen’. Saat harus bertahan hidup dari banyak mahluk di hutan sendirian selama berhari-hari. Dalam masa bertahannya, ia menyelamatkan seorang laki-laki yang terjerat jaringan laba-laba raksasa. Sampai akhirnya mereka bertemu kembali di Desa Galie. Laki-laki itu bernama Salaar Bayu. Ia bertugas sebagai Jagawana di Hutan Sungai Hitam di dekat Galie. Ternyata Bayu dan Sen memiliki pandangan yang sama tentang masalah di Galie. Hal itu membuat mereka bekerjasama untuk memecahkannya. Suatu ketika mantan kekasih Senja yang berada di kota terus mencarinya. Saat tahu jika Senja masih hidup, Fajar datang dan menemuinya ke Desa Galie Akankah hatinya kembali pada Fajar? atau Senja akan memilih Bayu? Dapatkah mereka menyelesaikan masalah di Hutan Sungai Hitam?

Bab 1 Kalut

"Baiklah Pak, saya tahu ini tidak benar. Tapi suatu saat saya akan membuktikan kemampuan saya. Saya yakin, saya pantas untuk mendapatkan promosi jabatan," kata Senja

"Lebih baik kamu buktikan saja kinerjamu. Hari ini ada bencana alam cukup besar, cari sisi terbaik berita. Saya tidak mau yang biasa-biasa saja," kata Pimpinan

Senja menghela nafas. Rasa marahnya belum padam setelah ia tahu bahwa ia gagal dipromosikan karena ulah teman kerjanya. Kini ia tetap jadi wartawan biasa.

Suasana hatinya tak baik. Namun sesuai perintah atasannya, ia akan bergabung dengan tim sar yang akan mengevakuasi korban banjir bandang di pulau sebrang.

Sesampainya dirumah ia pun berkemas. Dengan tas ransel hitam kesayangannya ia membawa beberapa kemeja, kaos, perlengakapan liputan seperti kamera, alat tulis dan lainnya. Biasanya ia menolak untuk pergi ke pulau sebrang. Namun, demi karirnya, kali ini ia tak bisa menolaknya.

Sebelum berangkat dengan tim sar. Senja menyempatkan mampir kerumah kekasihnya, Fajar. Langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara gadis lain di dalam kamar kos Fajar.

Sembari mengatur nafas dengan degub jantung yang tak kalah kencangnya. Senja dengan santai membuka pintu kamar yang sudah sedikit terbuka itu.

"Ehem! Aku jadi paham kenapa kita sering tak sepaham, ternyata pengkhianat memang akan hidup rukun dengan sesama pengkhianat!" Kata senja pada Fajar yang langsung berdiri seketika

"Senja, dengarkan penjelasanku dulu," kata wanita yang ternyata adalah teman sekantor Senja itu

"Cukup! Tidak ada yang perlu dijelaskan. Sudah jelas kamu memanfaatkanku agar kamu bisa naik jabatan. Lalu, kali ini Fajar? Sepertinya semua yang aku punya sangat menarik buatmu ya!"

"Senja, maafkan aku," kata fajar

"Sudahlah. Tak berarti lima tahun yang telah kita habiskan. Setidaknya kamu bisa pilih wanita lain yang lebih baik dariku, bukan pengkhianat seperti dia, Jar!" Kata Senja dengan suara bergetar dan mata nya mulai berkaca-kaca

"Maaf," kata Fajar sekali lagi pada Senja

Senja pun akhirnya memilih pergi meninggalkan dua orang itu. Teman dan kekasih yang menyakiti hatinya hari ini. Sesuatu yang takkan ia lupakan.

Sesampainya di markas SAR. Senja berkumpul dengan tim. Mereka memberitahu kemungkinan-kemungkinan yang akan dihadapi di area bencana dan mereka diberi informasi dasar penyelamatan yang harus dilakukan.

Saat Ketua Tim menjelaskan. Pikiran Senja masih kalut. Ia tak habis pikir jika Fajar kekasihnya berkhianat bahkan dengan temannya yang juga pengkhianat.

Tengah malam semua tim berangkat menggunakan pesawat menuju area bencana. Senja hanya mengikuti arahan ketua tim. Saat pagi mereka sudah sampai di pulau sebrang. Mereka harus menggunakan truk menuju area bencana. Perjalanan panjang kurang lebih 7 jam untuk sampai di lokasi.

Senja. Dengan perasaan kalutnya. Ia hanya termenung dan menatap kosong ke berbagai arah. Kini ia kehilangan tujuan. Bahkan ia sudah tak lagi bersemangat untuk mencari berita seperti tujuan sebelumnya. Kini, ia hanya perempuan yang sedang patah hati karena dikhianati dua kali.

Sesampainya di lokasi. Anggota SAR kembali berkumpul untuk berbagi tugas. Sedangkan Senja mengambil beberapa foto disekitar. Ia menuju pos pengungsi dan sejenak merenungi dirinya. Melihat mereka yang terkena bencana, tentu patah hati bukanlah apa-apa.

Senja pun membantu menyiapkan makanan. Melayani pengobatan dan sesekali memotret mereka. Ia pun menulis berita singkat di ponselnya. Sayangnya saat hendak dikirim, tidak ada sinyal di area tersebut. Ia baru tersadar, akibat bencana banjir sarana penerangan dan komunikasi terputus sementara.

'Baiklah, aku disini hanya dua hari, maka tak perlu mengeluh,' kata Senja dalam hati

Ketua Tim SAR kemudian memanggil seluruh anggota tim nya untuk berkumpul. Mereka hendak menyisir area lokasi banjir dan mengevakuasi korban yang mungkin bisa diselamatkan. Anggota Tim menyiapkan alat-alat yang dibawa. Begitu juga Senja yang ikut berkemas dan mempersiapkan diri untuk ikut serta bersama tim itu. Ia tahu, ia sudah berkomitmen takkan pulang hanya dengan membawa berita yang dianggap pimpinannya biasa saja.

Hati nya miris. Melihat orang-orang di pengungsian yang menunggu dengan cemas sanak keluarganya yang belum ditemukan. Mereka hilang atau meninggal. Dua hal yang sama-sama menyedihkan. Senja tahu, bahwa berita korban meninggal adalah bagian dari kualitas informasi yang diberikannya pada publik. Tapi disisi lain itulah yang paling tidak diharapkan oleh orang-orang yang ada ditempat itu.

"Siap semua! Kita berangkat mengikuti sungai, karena jembatan penghubung desa terputus, kita akan melakukan penyebrangan sungai berkelompok, harap waspada dan perhatikan satu sama lain!" Kata Ketua Tim sebelum berangkat

Senja mengikuti tim. Berjalan dengab berbaris. Karena jalanan sempit dan berlumpur sehingga satu orang dan lainnya saling bantu hanya untuk menuju sungai.

Sungai terlihat sangat jernih airnya. Senja tak mengira kalau sungai itu sebelumnya membawa banjir untuk warga sekitarnya. Ia melihat sekitar, sisa-sisa batang pohon yang hanyut terbawa air, masih terlihat berserakan disekitar sungai. Pohon kelapa sawit dan pohon-pohon besar menyulitkan tim untuk berjalan menyusuri sungai.

"Maaf, kalau boleh tau, apakah sebelum bencana daerah ini daerah kelapa sawit?" Tanya Senja pada seorang di Tim SAR yang berjalan di depannya

"Iya, betul. Hati-hatilah, lihat apa yang kamu pijak, kita berharap bisa menemukan korban yang hilang dalam keadaan hidup atau mati," kata anggota Tim pada Senja

Setelah perjalanan sekitar 3 jam. Akhirnya mereka beristirahat. Beberapa membawa bekal makan. Sebagian lagi hanya minum kopi dan memakan cemilan. Senja melihat isi tas nya, mereka saling berbagi makanan.

"Kita besok akan kembali ke markas. Lalu bertukar dengan tim lain. Manfaatkan waktu kita sebaik-baiknya. Jangan lengah, hari ini sepertinya akan hujan lebat, bisa jadi akan terjadi banjir susulan," kata Ketua Tim

"Siap pak!" Kata anggota tim kompak

Senja melihat barang-barang yang dibawa oleh anggota Tim SAR. Ia melihat kantong mayat yang sedang dilipat. Hatinya sedih membayangkan apa yang akan mereka dapatkan dalam perjalanan menyisir sungai.

"Apa ini, Pak?" Tanya Senja menunjuk ke kotak kecil yang hendak dimasukan oleh salah seorang anggota tim

"Ini Survival Kit. Ambilah satu untuk berjaga-jaga," katanya

"Beritahu saya apa saja isinya dan bagaimana menggunakannya," kata Senja

"Perhatikan, ini ada kompas, pisau lipat, selimut darurat, senter, peluit dan beberapa alat serbaguna," kata seorang anggota tim sambil mencontohkan cara menggunakannya

Senja lalu memasukan beberapa korek api dan benang jahit yang ia bawa kedalam survival kit itu. Senja lalu turunke sungai, ia hendak membasuh wajahnya dengan air sungai. Tak terlihat ikan atau binatang apapun meski air sungai nya terlihat begitu jernih.

"Pak! Pak! Saya menemukan sesuatu!" Teriak senja pada tim yang kemudian bergegas mendekati Senja

"Ambil kantong plastik!" Kata orang yang lebih dulu mendekat pada Senja.

"Ini potongan jari seseorang," kata anggota lain

"Iya. Barangkali kita bisa menemukan jasadnya tak jauh dari sini," kata Ketua Tim

Senja spontan merasa bulu kudugnya berdiri. Ia membayangkan harus menemukan jazad yang mungkin tak berbentuk.

Anggota tim kembali berkumpul. Namun Senja masih terpaku dan berjongkok diatas batu sungai. Ia kemudian mengencangkan ranselnya. Memasang strap di dadanya. Lalu mengikat tali sepatunya. Tanda bahwa ia sudah siap untuk menghadapi hal lainnya.

Tiba-tiba terdengar suara semacam gemuruh. Senja melihat ke arah langit yang ia pikir akan terjadi hujan. Lalu seseorang berteriak dari jauh

"Banjir! Banjir! Banjir!" Teriaknya

Senja tak mendengarnya dia makin bingung dan suara gemuruh terdengar makin keras di dekatnya. Ia sadar saat air bah datang dengan keceapatan sangat tinggi kearahnya. Menghantam tubuhnya awalnya berdiri diatas batu. Kini ia terbawa arus banjir sungai yang membuatnya terombang ambing diatas air dan sesekali tenggelam. Kini ia tak tahu akan menjadi bagian korban atau selamat. Tubuh dan pikirannya sudah pasrah.

Setelah satu hari satu malam, Senja pun dinyatakan sebagai korban yang hilang.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 14 Patroli   07-19 19:16
img
1 Bab 1 Kalut
17/06/2022
2 Bab 2 Terdampar
17/06/2022
3 Bab 3 Pertolongan
17/06/2022
5 Bab 5 Monster Saltic
17/06/2022
7 Bab 7 Roh Pelindung
17/06/2022
8 Bab 8 Ular Legenda
17/06/2022
9 Bab 9 Perpisahan
17/06/2022
11 Bab 11 Kebakaran Bukit
05/07/2022
12 Bab 12 Gelang Kaum Ayn
05/07/2022
13 Bab 13 Pulang
05/07/2022
14 Bab 14 Patroli
05/07/2022
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY