/0/6898/coverbig.jpg?v=b2ce81286f60c0b8f38f7da779991969)
18+ Laut pun terlihat tenang jika kita melihatnya, tapi apa kalian tau? Jika laut itu ada bahaya di dalamnya." - "Lautan akan muncul ombak dengan perlahan, badai akan menghancurkan kamu dengan cepat. Kamu harus memilih mati dengan perlahan atau mati sama seperti ombak yang menghancurkan dengan sekejap?" ---- Aliya tidak pernah menyangka kedua orang tuanya yang sangat kaya, membuat banyak orang ingin menghancurkan kekayaan itu. Dirinya masih kecil tidak tau apa-apa tapi harus masuk kedalam kerumitan. Saat suatu kejadian yang tak pernah ia harapkan terjadi membuat dirinya berpisah begitupun dengan pangerannya. Semula ia memiliki hati yang lembut berubah menjadi dewi kematian. Dalam hidupnya hanya ada banyak balas dendam. Darah di bayar darah itulah prinsip hidupnya. Aliya pikir balas dendam itu mudah, tapi ia salah, banyak kepingan fuzzle yang harua ia susun. Mencari teka-teki siapa dalang dibalik pembunuhan di sekolahnya dan mencari siapa yang membunuh kedua orang tuanya. Selain itu Aliya juga harus mencari pengerannya. Samudra, pengeran yang memiliki mata biru sebiru lautan. ____ "Jika ingatan yang membuatmu lupa tentang diriku, apakah hatimu juga sama?" "Berhentilah berharap gue adalah pangeran lo bodoh! Gue bukan pengeran lo!" "Sekeras apapun kamu menolak kehadiranku semuannya akan sia-sia saja." "Ayo kita ke pantai." "Untuk apa?!" "Lautan sudah menunggumu." ____
Lautan telah terombang ambing karena badai, perahu yang di naiki sekitar lima orang begitu panik. Salah satu dari mereka berteriak begitu keras kepada para bawahanya untuk membuang barang bawaan mereka yang begitu berat.
"Buang semua barang yang berat sekarang, agar perahu kita tidak tengelam!" teriak sang kapten. Mereka semua segera menuruti perintah sang kapten.
Bukan hanya mereka saja yang berada di perahu itu, tapi ada dua orang anak kecil yang sedang bersembunyi di balik tong untuk menyimpan ikan.
Dua anak kecil itu membuka penutup tong, karena penasaran dengan suara-suara yang begitu keras.
Dua anak kecil berbeda genre itu segera keluar dari tempat persembunyian yang selama dua jam mereka tempati.
"Aya pegang baju belakang aku erat-erat. Sutttt, jangan nangis kita akan selamat." Anak laki-laki itu menenangkan anak perempuan yang sedari tadi menangis ketakutan.
Dengan langkah kaki yang begitu kecil keduanya segera mengendap-endap, sesekali mereka berdua terombang-ambing oleh kapal.
Badai bergejolak, petir bergemuruh seakan lautan murka.
"Kapten semua barang-barang berharga berharga sudah kami buang, tapi air laut semakin naik kapten!"
Terdengar suara yang membuat telinga kedua anak itu merasa kesakitan.
Sirine pertanda bahaya terdengar.
Sang kapten kapal berpikir dengan frustrasi, tiba-tiba matanya melihat anak buahnya yang berdiam diri menunggu perintah darinya. Dengan otak yang begitu licik sang kapten mendorong satu persatu anak buahnya ke lautan yang begitu dasyat. Asalkan dirinya selamat cara apapun dia akan lakukan.
"Pria itu jahat Kak," ucap anak perempuan yang dipanggil Aya tadi.
Samudra juga takut, dia takut mati melihat pria yang berada tak jauh di depan mereka mendorong orang-orang begitu kejamnya.
Samudra harus segera menyelamatkan diri dan sahabatnya sebelum pria itu berbuat yang sama.
"Akhhhh! Sa-kit."
Tapi...
Sebelum dirinya akan berlari ia dicegat oleh pria iblis itu dengan segera dirinya melindungi sahabatnya. Dirinya terlambat karena Aya, sahabatnya telah didorong oleh pria iblis itu.
Samudra segera berlari kesisi kapal. Sial! Aya sudah terjatuh!
Bugh!
"Dasar iblis!"
Samudra mengigit pria iblis itu dengan kencang. Tiba-tiba gelombang air laut bergerumuh ke arah mer-
"Sial! Mimpi itu lagi!" geram Pria yang berhasil bangun dari mimpinya. Dengan napas memburu. Kenapa mimpi itu kembali lagi! Pria itu membantingkan vas yang berada di nakas.
Pyarr!
"Aya siapa sebenarnya kamu?"
*****
Bunyi suara knalpot terdengar begitu nyaring membuat seorang yang sedang duduk di halte Bus sedari tadi berdecak kesal.
"Woy setan!" Dia sudah kesal karena kedua orang tuanya menyita motor dan menyuruh dirinya untuk pergi ke sekolah menaiki Bus, sekarang ada lagi kesialan karena telinganya kesakitan mendengar suara knalpot yang terdengar sangat membagongkan. Dia ingin tenang sejenak malah di ganggu dengan suara bising knalpot.
Mungkin teriakannya terdengar begitu keras sampai para geng yang berpakaian serba hitam berhenti lalu berjalan ke arahnya.
"Bilang apa lo barusan?!"
Dewa berdecih, kenapa hari ini dirinya selalu sial?! Oke, mungkin sekarang dirinya lah yang salah karena meneriaki mereka.
"Lo ganteng, mirip Set*n," ucap Dewa dengan santai.
Sekitar dua orang yang yang berada di belakang tertawa dengan keras.
"Wah bos hajar tuh cowok belagu amat sama kita." Satu anggota dari The felix menimpal.
Dewa tau mereka bertiga yang berada di depannya. The Felix, orang-orang yang selalu menyiksa para korban di sekolah yang 2 bulan ia tempati.
"Lo ... Dewa kan? Cowok yang terkenal sombong dan suka menyendiri. Ck, kasihan banget idup lo."
Kemarahan Dewa tersulut, selama satu jam dua puluh menit ia sudah tahan kemarahannya dan sekarang ia bisa melampiaskan amarahnya kepada mereka.
Bugh!
Bugh!
Pertempuran pun tak terlelakan, Dewa dan ketika geng The Felix berkelahi. Oke, untuk pertamakalinya dirinya berkelahi setelah kejadian dua bulan lalu di sekolah lamanya.
Mungkin setelah ini Dewa akan mendapatkan ceramah yang sangat panjang lagi oleh Ayahnya.
"Bagus juga bela diri lo. Mau gabung ke geng kita?"
Dasar bajingan tengik ini, tadi lima menit lalu marah-marah sekarang malah menawarkan dirinya untuk bergabung ke geng mereka. Sorry gak mina ia sudah mempunyai geng lebih berkelas dari pada geng rendahan seperti mereka.
"Gak minat," ucap Dewa lalu pergi begitu saja. Ah, ia akan jalan kaki hari ini karena Bus yang sedari tadi ia tunggu sudah lewat saat dirinya berkelahi.
******
Di Draft High Scool atau sering orang bilang DHS, Sma ini penuh dengan misterius, banyak orang-orang yang sekolah disini selalu mengatakan jika banyak sekali korban yang bunuh diri. Sudah hal yang lumrah setiap sekolah pasti selalu ada yang bunuh diri kan? Tapi Aliya tau jika para korban yang bunuh diri itu bukan kemauan mereka tapi, ada suatu alasan Aliya yakin itu. Karena itulah dirinya berada di sekolah ini, sekolah yang penuh dengan teka-teki didalamnya.
Bruk!
Ini yang ke delapan dalam satu minggu dirinya selalu di tabrak oleh geng Wilona. Jika saja dirinya tidak berpura-pura menjadi Nerd dan bersikap menjadi orang yang baik, mungkin geng Wilona akan merasa ketakutan. Sial! Jika saja Bosnya tidak memerintahkan untuk bertugas di sini mungkin ia sekarang berada di Amerika untuk bersenang-senang bersama teman-teman setimnya.
"Ma-af," ucap Aliya dengan wajah menunduk sambil meremas Rok panjangnya.
"Mata lo ada 4 kan?! kenapa gak bisa liat gue!" bentak Wilona. Para ciclenya berada di belakang tersenyum sinis melihat Aliya.
Aliya semakin meremas roknya dengan kuat. Itukan cara orang yang ketakutan, meremas rok serta memasang wajah ketakutan?
Plak!
Tamparan dari Wilona membuat pipi kirinya berdenyut nyeri.
Saat Wilona akan menampar Aliya lagi, tiba-tiba datang gerombolan The Felix yang berjalan dengan wajah angkuhnya.
Aliya semakin tersiksa saja karena sudah datang lagi The Felix yang selalu membullynya. Sebelum The Felix memgetahui keberadaanya ia dengan segera berlari. Untung Wilona lengah Aliya bisa kabur dengan aman ke arah gudang.
Aliya mengendap-endap masuk ke dalam gudang.
"Lo telat." Gumaman dari suara dingin Regan begitu terdengar sangat dekat di telinga Aliya saat masuk kedalam gudang, padahal Regan sangat jauh berada di depanya tapi telinga Aliya yang tajam membuatnya bisa mendengar gumaman Regan.
"Ada kendala tadi," ucap Aliya. Aliya tau Regan juga mengetahui apa yang diucapkannya.
Regan menangguk lalu menyuruh Aliya untuk duduk di kursi yang berada di depannya.
"Gimana?"
Sial! Sudah satu minggu dan sekarang Regan pasti ingin mengetahui informasi yang ia dapatkan. Aliya menyengir lalu berdehem memasamg ekpresi serius.
"Lo tau kan kasus di sekolah ini belum menemukan titik terang? Jadi gue juga belum mengetahui orang itu bunuh diri atau di bunuh," ucap Aliya dengan serius, kacamata yang di pakainya ia lepaskan. "Tapi ... Gue nemu ini di rooftrop kemarin." Aliya menyerahkan gelang berwarna merah kepada Regan.
Regan menangguk dengan segera meneliti gelang yang di temukan Aliya.
"Oke lo inggat Tuan kita hanya kasih lo 5 bulan untuk mengusut kasus ini. 5 bulan sudah waktu yang terlama di tetapkan oleh Tuan. Mengerti?"
"Mengerti!"
"Lo boleh keluar dan ini tugas dari Tuan lagi untuk lo," ucap Regan sambil tersenyum miring.
Ya Tuhan apalagi ini?!
Aliya mengumpat dalam hati Tuannya sangat menyusahkan.
"Dua jam."
Aliya sangat mengerti kata 'dua jam' dari Regan, dirinya harus selesai dalam waktu dua jam untuk menyelesaikan tugas yang baru saja dalam tangannya.
"Rey siala-"
"Awas loh Tuan Reynaldo bakalan tau, diakan ada mata-mata dimana-mana."
Aliya segera pergi dari gudang meninggalkan Regan seorang diri.
"Ck, anak tak tau diri."
Suara dari telinga yang sedari tadi terdengar dari headset Regan disusul tawa yang begitu bahagia.
"Anda seharusnya tidak memberikan tugas yang baru kepada Aliya Tuan Rey," ucap Regan dengan wajah yang masih tetap sama, Datar.
"Tugas itu mungkin akan membawa dirinya untuk mengetahui keluarganya."
******
Posisi Aliya sekarang berada di rooftrop sedang mencari data tentang perusahaan Delton Cross, perusahaan yang terkaya di indonesia.
Aliya meregangkan jari-jarinya yamg pegal akibat kelelahan. Jadi Delton Cross di miliki oleh Nagama Mahendra, dalam data yang ia cari Keluarga Mahendra memiliki dunia gelap yang selalu di sembunyikan kepada khalayak. Keluarga Mahendra adalah keluarga yang tersembunyi mereka selalu menyembunyikan data-data dalam dunia gelap mereka, tapi semua data itu telah bocor oleh Aliya jadi apakah dirinya harus menyebarkan data ini?
Drett drett!
"Haloo Tuan Rey ada apa gerangan?"
"Sudah mencari data tentang keluarga Mahendra? Kalo sudah simpan baik-baik data itu tidak boleh jatuh ketangan orang lain. Mengerti?"
"Mengerti."
Tapi Sebenarnya untuk apa Tuan Reynold memerintahkan dirinya agar menyimpan data dunia gelap keluarga Mahendra? Apa ada hubungan dengan masalalu dirinya?
"Untuk apa aku harus menyimpan data ini?" Aliya mendengar decakan dari sebrang sana. Mungkin Tuan Rey kesal karena ia belum juga mengerti.
"Dasar gadis bodoh! Keluargamu yang hancur masih ada hubungan dengan keluarga Mahendra."
Degh!
Jantunya berdetak dengan kencang, benarkan apa yang ia pikirkan tadi.
"Apakah Keluarga Mahendra dalang dibalik kematian kedua orang tua ku Tuan?"
"Belum ada bukti, masih kemungkinan. Sekarang kamu fokus menemukan siapa pelaku pembunuhan di sekolah kamu Aliya."
"Siap Tuan Rey."
"Tetap waspadalah."
Setelah mendengar perkataan Tuan Reynold, sambungan telepon langsung terputus. Aliya menghela napas dalam-dalam wajahnya menengadah ke atas langit, dengan perlahan sudut bibirnya tertarik ke samping.
"Sedikit lagi akan aku balaskan dendam kedua orang tuaku."
"Balas dendam untuk apa."
Degh!
Aliya tersentak kaget sampai menjatuhkan sesuatu. Ia berbalik badan lalu dengan perlahan wajahnya memucat.
Mata pria itu...
Jantungnya seolah berhenti, udara disekitarnya seakan menghilang, ia tidak bisa menghirup udara. Dengan perlahan bibirnya mengucapkan dua kata yang begitu pelan.
"K-ak Sam."
Bruk!
Aliya terjatuh pingsan setelah mengucapkan kalimat itu.
Bersambung
____________
Alika namanya, dia hanya seorang anak kecil yang hanya bisa menutupi sikap menyedihkan dengan tingkah cerianya. Dibentak, ditampar, dipukul oleh daddynya Alika menerimanya. Dia, Alika seorang anak perempuan yang memiliki tubuh dan mental yang sangat kuat seperti baja. Dia pernah jatuh terpuruk ia masih bertahan. Dia pernah trauma dan menguncang fisiknya dia masih bertahan. Dunia kejam kepadanya bukan? Tapi... Tuhan selalu baik bukan? Karena itu Tuhan memberi Dia yang selalu melindunginya dan menyayanginya. Dia perisainya saat dia terpuruk. Sampai.. satu kejadian tragis menimpanya membuat Alika berubah.
Rumornya, Laskar menikah dengan wanita tidak menarik yang tidak memiliki latar belakang apa pun. Selama tiga tahun mereka bersama, dia tetap bersikap dingin dan menjauhi Bella, yang bertahan dalam diam. Cintanya pada Laskar memaksanya untuk mengorbankan harga diri dan mimpinya. Ketika cinta sejati Laskar muncul kembali, Bella menyadari bahwa pernikahan mereka sejak awal hanyalah tipuan, sebuah taktik untuk menyelamatkan nyawa wanita lain. Dia menandatangani surat perjanjian perceraian dan pergi. Tiga tahun kemudian, Bella kembali sebagai ahli bedah dan maestro piano. Merasa menyesal, Laskar mengejarnya di tengah hujan dan memeluknya dengan erat. "Kamu milikku, Bella."
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..