/0/7202/coverbig.jpg?v=cb71a8536a0faa9c92c114553f490d6d)
"Dara, maukah kau menjadi pasanganku untuk sisa hidup yang akan kita jalani ini?" Jeremy berlutut di depan Dara, membuka cincin dari kotak kecil berwarna merah. Wajah Dara langsung memerah melihat Jeremy yang dengan takzim berlutut, isu-isu tentang lamaran itu sudah terdengar beberapa hari sebelumnya. Tapi dia tidak menyangka kalau dia akan dilamar di salah satu restoran termahal di ibukota. Dengan pemandangan yang memperlihatkan gemintang di langit, duduk di samping kolam air mancur. Ditonton oleh puluhan pengujung yang datang, juga ada beberapa kolega kerja Dara dari kantor, dan kembarannya, Dira. Dara mengangguk, lantas berkata. "Aku siap dan mau, Jeremy." Kemudian memberikan tangan kecilnya untuk dipasangkan cincin. Jeremy dan Dara akhirnya melangsungkan pernikahan seminggu setelahnya. Tapi, tepat setelah acara pernikahan tersebut, Jeremy tidak sengaja 'menyentuh' kembaran istrinya, Dira, tepat di malam pertama mereka sebelum Dara sampai di rumah. apa yang terjadi dengan keluarga kecil Jeremy setelah itu? apakah Dara akan tahu kalau Jeremy tak sengaja 'menyentuh' Dira, adiknya?
"Dara, maukah kau menjadi pasanganku untuk sisa hidup yang akan kita jalani ini?" Jeremy berlutut di depan Dara, membuka cincin dari kotak kecil berwarna merah.
Wajah Dara langsung memerah melihat Jeremy yang dengan takzim berlutut, isu-isu tentang lamaran itu sudah terdengar beberapa hari sebelumnya. Tapi dia tidak menyangka kalau dia akan dilamar di salah satu restoran termahal di ibukota. Dengan pemandangan yang memperlihatkan gemintang di langit, duduk di samping kolam air mancur. Ditonton oleh puluhan pengujung yang datang, juga ada beberapa kolega kerja Dara dari kantor, dan kembarannya, Dira.
Dara mengangguk, lantas berkata. "Aku siap dan mau, Jeremy." Kemudian memberikan tangan kecilnya untuk dipasangkan cincin.
Jeremy yang melihat itu langsung melepas cincin dari kotak kecil berwarna merah dan memasangkannya di tangan Dara.
Tepat ketika cincin itu dipasangkan, kerumunan yang menonton bertepuk tangan.
"Cium...cium... cium...."
Mendengar seruan itu Jeremy sang pria keturunan inggris itu langsung menarik tubuh langsing Dara. Menempelkan bibirnya di bibir lembut Dara, menutup mata, menikmati setiap detik ciuman itu.
Kerumunan kembali bersorak-sorak.
"Let's party begin...." Rayyan, teman kerja Jeremy berseru kencang sembari membuka tutup champagne, menyemburkan air berbusa dari dalam botol kaca tersebut.
Musik dihidupkan, merayakan keberhasilan lamaran Jeremy.
"Selamat, Jer."
"Jeremy, selamat, kawanku. Kau mendapatkan yang terbaik dari yang terbaik."
"Waduh, waduh, ternyata Jeremy si paling tampan di kantor yang sekarang menjabat sebagai Direktur akan menikah."
Bermacam-macam tanggapan dari kolega kerja Jeremy atas lamarannya malam itu.
Dara juga mendapat pujian serupa, mereka adalah dua orang paling beruntung malam itu. bak pangeran dan putri, dua insan itu terlihat cantik dan menawan.
"ADara Cahyana, selamat." Suara berat itu menyapa.
"Zidan, hai," Dara tersenyum lebar menyambut sahabatnya itu.
"Aku tidak menyangka kau akan menyukai pria blasteran. Kukira seleramu lokal," ucap zidan sembari menatap Jeremy yang sedang bersalaman dengan beberapa orang berjas hitam.
"Jodoh itu tidak ada yang tahu, Zid. Semua bisa terjadi." Dara membalas lembut.
"Oh, ya, kembaranmu mana? Si Dira." Zidan memerhatikan sekitar melihat beberapa tumpukan kerumunan.
"Dira tadi ke kamar mandi. Dia makan banyak sekali kepiting, untung saja aku makan sedikit. Tidak lucu juga ketika Jeremy sedang berlutut perutku sakit, apalagi kalau kentut." Dara tertawa kecil. Perutnya ada masalah pribadi dengan kepiting, tapi dia dan adiknya, Dira, sangat tergila-gila dengan binatang laut bercapit tersebut.
Beberapa menit kemudian yang ditanyakan banyak orang akhirnya sampai.
"Dir, kok lama kali di toiletnya?" bisik Dara ketika melihat wajah pucat Dira.
"Kak, aku menyerah makan kepiting. Sangat menyiksa." Nafas Dira terengah-engah.
"Eleh, kita sudah mendeklarasikan menyerah puluhan kali, Dir. Tapi tidak ada yang berhasil. Nanti akhirnya itu jadi omong kosong," cetus Dara.
Dira yang di sampingnya tak lagi mempedulikan.
"Oh, selamat Dara." Salah seorang dari kolega kantor Dara memeluk Dira, yang wajahnya masih pucat.
"Kau tahu, Kawan. Kau baru saja memeluk orang yang salah," ucap Dira. Membuat wajah pria tersebut memerah malu.
Dara yang disamping sudah menahan tawa.
"Oh, maaf." Pria itu menatap Dara. "Kalian mirip sekali. Aku tidak bisa membedakannya."
Dara hanya membalas senyum, dan pria itu langsung melangkah meninggalkan mereka berdua.
SauDara kembar ini sangat identik satu sama lain. mulai dari bentuk wajah, tinggi badan, cara berbicara, model rambut, selera makanan dan minuman, candaan, tidak ada yang berbeda dari mereka berdua. Semuanya identik, orang lain hanya bisa membedakan mereka hanya di dalam foto. Setiap kalia mereka berdua berfoto, maka Dara akan menampakkan giginya, dan adiknya, Dira akan menutup mulutnya, menyimpulkan senyum selebar-lebarnya. Selain itu, hampir mustahil membedakan mereka berdua.
Itulah kenapa dua sauDara itu bekerja di tempat yang berbeda, sang kakak, Dara bekerjadi perusahaan digital ternama. Sedangkan adiknya, Dira, bekerja di perusahaan arsitek. Pada hakikatnya mereka berdua menjabat sebagai jabatan yang sama di perusahaan yang berbeda, yaitu desaigner, hobi mereka sama-sama menggambar.
Malam itu adalah malam bahagia bagi sang kakak, tapi tidak adiknya. Dia baru saja putuh cinta dari mantan tunangannya sehari sebelum Dara dilamar. Itulah kenapa saking stresnya, Dira memakan lima kepiting besar-besar. kesal dengan hidupnya, tapi tidak dengan kakaknya.
"Honey, abis ini aku akan pulang lama ke rumah, ada beberapa kerjaan di kantor." Di ujung pesta Jeremy menghampiri Dara, menyampaikan kabar buruk. Padahal malam itu dia ingin menghabiskan waktunya bercinta dengan calon suaminya tersebut.
"Iya, tidak apa-apa. Aku akan pulang sama Dira nanti." Dara berusaha tersenyum.
"Kau yang terbaik." Jeremy mengecup pipi Dara lantas melangkah kembali menemui kumpulan pria berjas.
Dara menatap lamat-lamat.
"Kak, jangan lama-lama ditatap begitu, nanti bosan pula." Dira mengejutkan lamunan Dara.
"Apaan, sih, Dir. Aku tuh gak akan pernah bosan dengan Bang Jeremy, dia itu selalu punya kejutan." Dara tersenyum lebar.
Setelah itu pesta selesai. Tamu-tamu undangan sudah berlalu pulang, tinggal beberapa lagi yang masih tinggal, termasuk Dara, Dira dan zidan.
"Mana si Jeremy?" tanya zidan sembari memerhatikan sekitar.
"Bang Jeremy ada kerjaan mendadak," jawab Dara. Mereka berjalan menuju luar restoran, ke parkiran.
Zidan mengangguk-angguk.
"Kalian pulang berdua? Mau aku antarkan?" tawar zidan setelah melihat tidak ada siapa-siapa lagi di parkiran.
"Tak usah, Zid. Kami bisa pulang sendiri, lagi pula kau besok akan ada pertemuan besar, kan, di gedung DPR." Dara tersenyum hangat, membuat zidan langsung mengalah. Zidan bekerja di Gedung DPR, menjadi ketua Departemen Administrasi disana. juga sering diundang ke televisi dalam beberapa bulan terakhir ini.
"Kalau begitu, aku aja yang pulang sama zidan. Siapa tahu kami bisa bersenang-senang." Dira berucap genit, matanya sayu, bau alkohol tercium jelas di mulutnya.
"Tidak usah dihiraukan, Zid. Adikku jatah mabuk hari ini, dia pasti banyak kali minum champagne tadi." Dara menarik tangan adiknya menuju ke dalam mobil, Dira melawan lembut, tidak punya lagi energi.
Mereka berdua langsung masuk mobil, memasang sabuk pengaman dan langsung berangkat membelah jalan. Meninggalkan zidan yang berdiri mematung disana.
Bukan hanya Dira yang sakit hati malam itu, tapi zidan juga ikut tersakiti. Dia juga mencintai Dara, tapi itu semua terlambat. Dia duluan masuk ke dalam friend zone yang buat Dara beberapa tahun lalu ketika pertama kali mereka bertemu.
"Dir, hari ini memang jadwal gantian mabuk kita. Tapi, jangan menyusahkan begitu dong," ucap Dara pada adiknya di dalam mobil.
Dira menggaruk kepalanya. "Kak Dara mangnya tahu apa tentang sakit hati, heh? Seharusnya malam ini juga malam bahagiaku."
Dara terdiam, iya, seharusnya malam ini mereka berdua akan dilamar oleh pujaan hatinya.
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Disuruh menikah dengan mayat? Ihh ... ngeri tapi itulah yang terjadi pada Angel. Dia harus menikah dengan mayat seorang CEO muda yang tampan karena hutang budi keluarga dan imbalan 2 milyar! Demi keluarganya, pada akhirnya Angel terpaksa menerima pernikahan itu! Tapi, ternyata mayat pengantin pria itu masih hidup! Apa yang akan terjadi selanjutnya? Baca sampai tamat yah, karena novel ini akan sangat menarik untuk menemani waktu santaimu. Salam kenal para pembaca, saya Yanti Runa. Semoga suka ya.
Sejak kecil Naura tinggal bersama dengan asisten Ayahnya bernama Gilbert Louise Tom, membuat Naura sedari balita sudah memanggilnya "Dady". Naura terus menempel pada laki-laki yang menyandang gelar duda tampan dan kekar berusia 40 tahun. Diusianya yang semakin matang laki-laki itu justru terlihat begitu menggoda bagi Naura.