Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / TERJEBAK PESONA CEO
TERJEBAK PESONA CEO

TERJEBAK PESONA CEO

5.0
121 Bab
133.2K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Bertemu di sebuah club lalu berakhir di ranjang karena mabuk. Dan berujung di sebuah pernikahan karena terpaksa. Akankah membuat Arion dan Quin bisa menjadi satu? Dua karakter yang berbeda membuat Arion dan Quin sering sekali bertengkar. Membuat Arion selalu saja merasa frustasi jika harus menghadapi istrinya yang keras kepala. Akankah mereka berdua bertemu pada titik yang tenang dan damai? Mampukan keduanya membuka hati yang masih sama-sama beku itu? Follow Instagram author @natalia_theresyana87

Bab 1 Pertemuan Yang Panas

Dentuman music DJ dan kepulan asap rokok mulai memenuhi ruangan ini. Alunan musiknya membuat para pengunjung mulai menggerakkan tubuh mereka.

Malam ini Arion sedang mengunjungi club malam milik sahabatnya yang juga ia pegang. Pria tampan itu mengunjungi tempat ini seperti biasanya. Ia pun ikut menikmati alunan music disco di dalam sana.

Arion suka minum. Tapi ia masih bisa mengontrolnya. Menurutnya terlalu banyak juga tidak baik untuk kesehatannya. Ia tidak ingin mati muda.

Arion duduk di depan meja bar. Ia memesan minuman beralkohol. Arion akan melihat wanita malam yang akan menari dengan pakaian seksinya.

Di sebelah Arion terlihat wanita yang baru saja datang dengan wajah yang kusut. Ia mengabaikannya. Arion akan membuat kesenangan sendiri tanpa merugikan orang lain.

Beberapa wanita yang bekerja di sana tidak berani menyapa Arion. Atau mereka akan menyesal sendiri jika berani menggodanya. Arion tidak akan sungkan menegurnya jika wanita itu kegatelan terhadap dirinya.

Wanita yang berada di samping Arion memesan minuman beralkohol. Kelihatannya wanita itu sedang frustasi. Sesekali, wanita cantik itu menjambak rambutnya sendiri.

Semakin larut membuat suasana di tempat ini semakin ramai. Alunan music semakin menjadi-jadi dan para wanita-wanita seksi mulai menampilkan keahlian mereka dalam menari. Dan beberapa pelanggan banyak yang mulai tergoda dengan kemolekan tubuh penari itu.

Arion hanya suka melihatnya, tapi tidak pernah tertarik dengan para wanita malam itu. Menurutnya, wanita itu tidak layak untuk menjadi pendamping hidupnya. Menyantuhnya saja ia tidak mau, merasa jijik karena bekas disentuh banyak orang.

“Dasaaarrr brengseekkkk!!!” umpat wanita yang ada di samping Arion, ia menoleh ke arah wanita itu.

Arion bisa mendengarnya dengan jelas. Tapi ia memilih mengabaikannya saja. Lagi pula ia tak mengenal wanita itu.

Tapi tak lama wanita itu muntah. Muntahannya terkena pakaian yang Arion kenakan.

Arion jadi murka. “Apa kau sudah gila? Apa kau tahu harga jaketku?” sahut Arion ketus.

Wanita itu tidak peduli, ia langsung memeluk Arion dengan erat.

“Aku mohon, jangan tinggalkan aku,” rancau wanita itu.

“Apa wanita ini sering datang ke sini?” tanya Arion ke salah satu bartender.

“Tidak, sepertinya dia baru pertama kali datang ke sini Pak,” jawab bartender itu.

“Menyusahkan saja,” ucap Arion yang sudah melihat wanita itu telah pingsan di dalam dekapannya.

Arion bingung mau membawanya ke mana. Jika ke hotel nanti wanita itu bisa mengamuk. Jika ke apartemennya. Ia tidak suka membawa wanita ke apartemennya. Lalu kalau dibawa pulang ke rumah orang tuanya, akan ada banyak pertanyaan yang harus ia jawab.

“Kenapa kau sok-sok’an sekali. Tidak bisa mabuk saja berlagak minum alcohol,” gerutu Arion yang tak henti-hentinya mengoceh. Kenapa malam ini ia sangat sial sekali.

Arion membawa wanita itu masuk ke dalam mobilnya. Ia merasa jijik dengan bau muntahan yang ada di jaket dan celananya. Arion membuka jaketnya lalu ia bergegas mengemudikan mobilnya. Mau tak mau Arion terpaksa membawa wanita itu ke apartemennya.

Arion membuang nafasnya dengan kasar. Ia mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang sekali.

Sesampainya di apartemen. Arion menggendong wanita itu dengan malas. Rasanya ia ingin sekali menggendong wanita itu ala karung beras saja. Tapi nanti jika di lihat orang. Ia malah di sangka sedang membawa mayat lagi.

Arion membawanya masuk ke dalam kamarnya. Ia menidurkan wanita yang memiliki tubuh mungil itu ke atas ranjang tidurnya. Ia membuka high heels yang wanita itu kenakan lalu menyelimuti tubuh wanita itu yang sudah terasa sangat dingin.

“Kau adalah wanita kedua yang meniduri ranjang tidurku setelah Mama dan adikku. Aku akan membuat perhitungan dengan kamu besok!” ucap Arion ketus sambil menatap wajah cantik wanita itu. Wajah yang penuh dengan kesedihan.

Tiba-tiba wanita itu terbangun, ia menarik krah baju pria itu lalu menciumnya dengan lembut. Arion yang mendapatkan serangan tiba-tiba pun merasa kaget. Tangan pria itu mencoba mendorong wanita yang ada di hadapannya itu.

Sayangnya, entah dari mana Quin memiliki tenaga ekstra. Ia langsung menjatuhkan tubuh Arion ke sampingnya lalu menduduki tubuh kekar itu.

Pandangan sayu terlihat dengan jelas di wajah cantik itu. Arion merasa ada yang tidak beres. Tapi, biar bagaimana pun ia adalah pria normal. Jadi mau tidak mau, ia tidak bisa menolak apa yang membuatnya merasa untung.

Quin kembali mencecap bibir Arion, menikmati benda kenyal itu dengan gairah yang semakin bergelora.

Wanita itu terlihat sangat liar, ia begitu lihai memainkan bibir dan jari jemarinya. Membuat Arion mengeluarkan suara erangan yang semakin bergelora.

Hening … Suhu udara yang tadi terasa dingin, kini terasa sangat panas saat buliran peluh mulai memenuhi tubuh mereka berdua. Entah sejak kapan pakaian yang mereka kenakan sudah berserakan di lantai.

Arion yang sudah terbawa suasana pun tidak bisa menolak apa yang diinginkan wanita yang sudah membuat gejolak di tubuhnya semakin memuncak. Pria mana yang tidak senang jika dikasih makanan yang begitu nikmat.

Arion begitu menikmati tubuh indah wanita yang ada di bawahnya. Mencecap setiap inci tubuh indah wanita itu. Sangat seksi, semua tubuh yang dimiliki wanita ini masih sangat kencang, sepertinya dia menjaga tubuhnya dengan baik.

Dan entah sejak kapan tubuh Arion sudah berada di atas tubuh wanita itu. Mereka pun melakukan pergulatan panas yang tidak akan pernah terlupakan.

Semakin lama suasana semakin memanas, suara erangan dan desahan terdengar saling bersahutan. Arion sudah lama tidak melakukan hal seperti ini. Dan ini jelas membuat hasrat yang selama ini terpendam pun akhirnya bisa tersalurkan.

***

Arion menatap wanita yang sudah ia renggut keperawanannya, terlihat kedua sudut bibirnya terangkat dengan indah. Pria itu benar-benar tersenyum, ada rasa bangga karena sudah menjadi yang pertama untuk wanita yang tidak ia kenal itu. Terlihat dari bercak darah yang ada di atas sprei miliknya, ia pun memutuskan untuk membersihkan diri.

Arion membuang nafasnya dengan kasar saat ia melihat ranjang tidurnya ditempati oleh wanita yang tidak ia kenal. Arion langsung memakai pakaiannya lalu ia keluar dari kamarnya. Arion akan tidur di ruang tamu saja.

Esok hari.

Wanita itu mulai membuka kedua matanya. Kepalanya terasa sangat sakit sekali. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam. Tapi ia sama sekali tak bisa mengingatnya.

Wanita itu kaget saat mendengar suara pintu yang terbuka. Ia langsung berteriak histeris saat melihat pria yang bertelanjang dada ada di hadapannya.

Arion langsung membulatkan kedua matanya. Ia baru saja habis mandi dan hanya memakai balutan handuk yang melingkar di bagian pinggangnya.

“Aaaaaaaa …, siapa kamu? Kenapa ka—” wanita itu tidak melanjutkan ucapannya lagi, ia langsung mengecek pakaiannya yang ternyata tidak ada satu pun di tubuhnya.

“Cih, kau pikir aku nafsu melihat wanita mabuk? Lalu memanfaatkan mabukmu untuk menidurimu? Jika kau berpikir kalau aku pria brengsek! Maka kau salah! Justru kau yang mendiruiku, itu ulah kau sendiri yang memaksa aku untuk mau memuaskan hasratmu itu!” ujar Arion yang langsung mengambil pakaiannya dan ia malah sengaja memakai pakaiannya di hadapan wanita itu.

Wanita itu kembali berteriak. “Aaaaaa, apa kau tidak bisa mengganti pakaianmu di dalam kamar mandi?”

Arion berdecak dan dengan santainya memakai celana miliknya.

“Ini kamarku, jadi kau tidak punya hak untuk melarang apa yang ingin aku lakukan di dalam kamar ini, kau sendiri yang membuat aku harus membawa kau ke sini,” ucap Arion nadanya terdengar sangat angkuh. Wanita itu bisa menebak jika pria ini pasti sangat menyebalkan sekali.

Arion mengambil handuk. Ia menaruhnya ke atas ranjang tidur.

“Jika ingin mandi gunakan saja ini. Tapi aku tidak memiliki pakaian wanita!” ucap Arion ketus.

Arion keluar dari kamarnya. Ia meninggalkan wanita itu yang masih bingung dengan keadaannya kenapa ia bisa di apartemen seorang pria yang tak dikenalinya.

Wanita itu turun dari ranjang tidurnya begitu melihat Arion keluar dari kamar. Ia merasakan sakit di bagian area kewanitaannya. Ia mengambil handuk itu lalu menuju kamar mandi.

“Shittt, apa yang sudah aku lakukan?” gerutu Quin sambil memijat kepalanya yang terasa sakit. Sial! Apa yang dia ucapkan benar? Ini pasti karena aku sudah mabuk tadi malam, batin Quin.

Arion mendengkus dengan kesal. Melihat wanita itu ia sebenarnya sangat kesal. Tapi ia masih memiliki rasa kasihan terhadap wanita itu. Arion pun langsung membuat roti panggang dan susu untuk dirinya dan wanita itu.

Usai membersihkan diri. Wanita itu terlihat mencari sesuatu. Tapi ia tidak menemukannya sama sekali.

“Di mana tasku?” gumam wanita itu.

Wanita itu mencari di balik selimut tapi tidak menemukannya sama sekali. Tapi ia bisa melihat ada bercak darah di sana. Quin pun kembali mengumpat.

“Tidak ada, apa pria itu menyembunyikannya?” gumam wanita itu yang langsung keluar dari kamar Arion.

Wanita itu menuruni anak tangga. Apartemen Arion memiliki dua lantai. Cukup luas tapi hanya memiliki dua kamar, satu kamar miliknya dan satu lagi kamar untuk asisten rumah tangga.

Kamar Arion terlihat sangat luas dan mewah. Mungkin karena ia tinggal sendiri. Jadi ia tidak ingin memiliki banyak kamar.

Wanita itu mencium aroma roti panggang yang lezat. Perutnya langsung bernyanyi di dalam sana. Wanita itu memegang perut ratanya.

Arion bisa melihat ada bayang-bayang wanita yang menuruni anak tangga. Ia masih fokus dengan roti panggangnya.

Arion menyiapkan susunya lalu meletakkannya di atas meja makan yang bisa di duduki oleh empat orang saja.

“Sarapan dulu, jangan sampai kau pingsan di jalan lalu menyusahkanku lagi,” ujar Arion yang masih kesal jika mengingat kejadian tadi malam.

Arion membawa roti panggang yang sudah matang itu ke meja makan. Ia meletakkannya lalu memakannya dengan santai.

Wanita itu masih mengabaikan Arion. Ia menatap sekeliling ruangan yang cukup besar ini. Di mana tasnya?

Arion mengernyit. “Apa yang kau cari?”

“Di mana tasku?” ujar wanita itu lalu ia memberanikan diri untuk menatap pria dingin yang ada di hadapannya itu.

Arion mengernyit. “Aku tidak melihatnya. Apa mungkin terjatuh di mobilku?”

Wanita itu mengangguk. “Bisa jadi, bisa kita mengambilnya?” ucap wanita itu sambil memperlihatkan wajah memohon.

“Aku lapar dan aku bukan pembantumu yang bisa kau suruh sesuka hatimu!” jawab Arion ketus hingga membuat wanita yang ada di hadapannya itu semakin kesal padanya.

Bersambung

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY