/0/7784/coverbig.jpg?v=e9b27c2b0cdff5a0b7784a08308edf85)
Larasati adalah seorang wanita muda yang cerdas, emosional dan menyukai kebebasan. Sayangnya, di usianya yang baru berusia 23 tahun, ia sudah menjadi seorang janda. Pernikahannya dengan Kanugrahan hanya bertahan selama dua tahun meski lelaki itu sangat baik dan begitu menyayanginya. Mereka menikah terlalu muda karena desakan orangtua Kanugrahan yang tak ingin hubungan keduanya terjerumus dalam pergaulan bebas. Di samping itu, meskipun saling mencintai, keduanya memang belum sungguh-sungguh siap untuk memasuki dunia pernikahan. Namun siapa sangka, tiga tahun setelah perceraian itu mereka bertemu kembali. Akankah kali ini mereka dapat merangkai kisah yang lebih baik dan kembali menikah? Ataukah pertemuan ini hanyalah sebuah rangkaian alur Semesta yang hanya harus dilewati?
Laras berjalan cepat-cepat menyusuri trotoar di sepanjang jalan Kayutangan. Sudah pukul empat lebih dua belas menit. Ia sudah terlambat. Seseorang saat ini tengah menunggunya di kedai kopi di ujung jalan ini.
Sore yang cerah dan udara yang hangat. Laras merasa salah kostum. Ia menyesal memilih untuk mengenakan blazer suede cokelat dan syal ini. Sempat terpikir untuk melepasnya dan mengenakan tank top saja. Tapi kemudian ia urungkan, "Ini Malang, bukan Paris." Pastilah pemuda-pemuda usil akan memberikan siulannya kalau ia nekat.
Ia merasakan sebuah ketidakadilan dalam hal ini. Di kota tempatnya tumbuh dewasa ini sudah banyak turis macanegara yang datang dan berjalan-jalan dengan pakaian-pakaian yang mini, hampir seperti di Bali. Namun anehnya tak ada yang peduli dan mengganggu turis-turis berkulit pucat itu. Lain ceritanya jika yang berpenampilan seperti itu adalah orang Indonesia sendiri. Tatapan dan siulan nakal tentulah sudah dihadiahkan secara cuma-cuma.
Kemarin saja, ketika ia pergi sebentar untuk berbelanja ke minimarket hanya menggunakan celana pendek dan kaos, tetangga rumahnya menatapnya dengan canggung. Tersenyum ramah dan menyapa, memang. Namun jelas tatapan matanya memandang dengan tatapan penuh penghakiman.
Ketika Laras menceritakan hal tersebut pada ibunya, ibu hanya berkata, "yah... Dunia ini tidak mungkin berjalan sesuai maumu terus, Nduk."
Laras kesal, namun tak urung ia memilih diam.
Tit... tit... tit...
Ponselnya berbunyi.
Laras cepat-cepat membuka pesan singkat yang masuk.
"Masih lama? Mau kupesankan dulu?" bunyi pesan itu.
Dengan cepat Laras membalasnya, "Sepuluh menit lagi sampai. Maaf terlambat, aku jalan kaki dari galeri. Boleh, long black iced. Thanks."
Laras terus berjalan menyusuri trotoar sore itu. Sesekali matanya memandang sekeliling dengan takjub. Baru tiga tahun, namun segalanya berubah demikian cepat. Gedung-gedung bergaya modern telah banyak menghilangkan wajah klasik jalan ini. Volume kendaraan yang semakin padat. Udara segar yang semakin hilang. Tiba-tiba hati Laras merasa sedih.
Laras semakin mempercepat langkah kakinya, tak sabar untuk melepas blazer suede-nya dan meneguk sesuatu yang segar.
Laras mendorong pintu kayu jati berornamen kaca. Dingin hembusan AC segera membelai wajah dan lehernya yang basah oleh keringat. Tak menunggu lama lagi, ia segera melepas blazer dan syalnya. Aaahhh... lega sekali, batinnya.
Ia berjalan melewati meja-meja yang penuh dengan pengunjung, mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.
Dari sebuah sudut, tampak seseorang melambaikan tangan pada dirinya. Ah, itu dia.
Pindah ya, salah prosedur jadi yang ini tidak dilanjutkan... Salam hangat, author newbie 😄
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
Warning !! Cerita Dewasa 21+.. Akan banyak hal tak terduga yang membuatmu hanyut dalam suasana di dalam cerita cerita ini. Bersiaplah untuk mendapatkan fantasi yang luar biasa..
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.