/0/7909/coverbig.jpg?v=090677c545ce7742c7da2d96ad711244)
"Andai aku memiliki hak untuk ikut campur tangan dalam mengatur takdir yang Tuhan berikan, sudah pasti kutulis namaku dan namamu dalam satu lembar di halaman kebahagiaan. Sayangnya, apa yg kuharapkan hanyalah sebatas angan-angan. Mau sekuat apapun aku menerjang dan melawan lika liku di hadapanku, kamu tidak akan pernah ditakdirkan untuk mengikat janji suci denganku. Aku tahu, sejak awal kita memang hanya ditakdirkan saling mengenal, bukan saling memberikan kasih sayang." -Melati Aulia Nicolous- "Dia tak hanya berparas cantik, tapi cerdas, bertalenta, dan mampu membuat siapapun terpesona dengan kemampuannya. Gadis itu terlalu sempurna untuk dikatakan sebagai seorang pelacur." -Muhammad Zainal Asy-Syarifuddin- "Persetan dengan masalalunya. Bagi saya, gadis itu tetaplah berlian yang bersinar terang dari sudut pandang yang berbeda." -Dzikri Al-Hafidz- Pertemuan si gadis pelacur dengan seorang gus tampan yang bijaksana. Keduanya dipertemukan dan terikat oleh garis takdir yang tak terprediksi sebelumnya. Melati, gadis cantik yang berprofesi sebagai pelacur itu salah menyapa penyewanya. Alhasil, dirinya harus terjebak bersama dengan pria asing yang mengajaknya masuk Islam dan mengajarinya banyak hal tak terduga. Tak hanya bahagia, air mata juga hadir dalam perjalanan Melati mengenal lebih dekat agama barunya. Dia harus menghadapi tantangan dari berbagai pihak yang mengincarnya. Keluarganya, Club tempatnya bekerja, bahkan juga dari beberapa santri di pesantren yang ditempatinya. Apakah sekiranya Melati akan mampu bertahan di tengah teror dan cemoohan yang menganggapnya sebagai orang hina? Mampukah Melati melewati berbagai rasa sakit demi memperjuangkan perasaannya untuk sang gus tercinta? Atau justru Tuhan kembali menuliskan takdir lain yang tidak mampu diterka manusia?
"Lepaskan!"
Seorang gadis merintih. Dia terus berusaha melepaskan diri dari genggaman dua orang pria berbadan kekar yang mengampitnya. Sayangnya sekuat apapun tenaganya, hal itu hanyalah sia-sia belaka. Efek minuman yang beberapa saat lalu ditenggaknya masih terasa. Entah obat apa yang dicampur dalam minuman itu, tapi kepalanya berasa pening dan bayangan matanya pun mulai kabur.
"Please, lepaskan saya!" Gadis itu masih berusaha.
"Diam, Bi*ch!" bentak salah seorang dari pria itu.
"Andai saja kamu bukan asset berharga bos, sudah kulempar ke ranjang kau!" Pria lain berbisik dengan menekan seluruh kata yang keluar dari mulutnya. Jangan salah, dia pria normal yang pasti juga akan tergoda dengan gadis secantik itu. Apalagi dengan kondisinya yang dalam pengaruh obat, sudah pasti akan menjadi kesempatan emas.
Gadis itu begidik ngeri. Dia sadar, kekuatannya tidak akan cukup menghadapi kedua pria dengan badan sebesar itu. Apalagi mereka sudah pasti memiliki pistol, atau senjata tajam sejenisnya. Itu hanya akan merugikan dirinya jika terlalu memberontak. Tapi siapa mereka dan apa yang diinginkannya?
"Bawa dia masuk! Sore nanti kita harus mengirimkannya!" Seorang wanita dengan penampilan yang mencolok memberikan perintah. Dari gayanya berbicara dan caranya memberikan perintah, dapat disimpulkan bahwa dialah yang disebut bos oleh dua orang tadi. Sedangkan kedua orang yang membaw agadis itu menurut. Mereka mulai menjalankan perintah yang diterima.
"Jangan sampai lecet sedikitpun! Dia asset berharga yang akan memberikan kita banyak uang! Hahaha." Wanita itu tertawa keras. Dia sudah membayangkan berapa banyak pelanggannya dari bos-bos besar, dan mereka akan rela mengantri untuk mencicipi tubuh indah budak barunya.
Setelah gadis itu dikurung dalam sebuah ruangan, wanita yang biasa dipanggil Mami Amoura itu mengeluarkan ponselnya. Dia nampak menghubungi seseorang dan sepertinya tidak sabar untuk segera memberikannya kabar bahagia. Panggilannya masih belum terhubung, tapi dia sudah tidak sabar mendengar pujian dan transferan uang hari itu juga.
Panggilan terhubung.
"Oh, Tuan-"
"Tidak perlu basa-basi, Amoura! Segera kirim dia ke tempatku." Pria di seberang langsung memotong ocapan Amoura. Nampaknya, dia juga sudah tidak sabar dengan permintaannya pada wanita itu.
"Baiklah, Tuan. Aku akan segera mengantarkannya." Amoura berbicara selembut mungkin, tentu saja dengan gaya khasnya yang centil itu.
"Tidak perlu mengantarkannya sampai dalam, Amoura. Aku tidak suka ada yang tahu siapa dia. Apalagi hari ini banyak clientku."
"Tapi, Tuan? Bagaimana jika dia kabur?" Amoura sedikit ragu. Pasalnya gadis itu sangat tidak mungkin akan suka rela menyerahkan dirinya ke kandang singa.
Pria di seberang sana tertawa terbahak-bahak, "Jangan melucu, Amoura! Wanita mana yang akan menolak pesonaku?" sombongnya.
Amoura gelagapan. Dia juga bingung akan menjelaskan keadaan itu dengan kalimat apa. Pikiranya terus berusaha disentil agar segera menemukan jawaban, "Sungguh, Tuan."
"Sudahlah! Cukup laksanakan apa yang aku perintahkan! Uang sudah kutransfer!" Pria itu lantas menutup panggilan sepihak tanpa mendengarkan penjelasan Amoura. Baginya, apa yang dikatakan Amoura sama dengan menghinanya. Ya, walau yang diinginkannya kali ini adalah seorang perawan, memang bedanya apa?
'Sial! Aku tidak boleh kehilangan ATM. Tidak masalah harus sedikit memberi gadis itu kelonggaran. Toh, aku bisa mengutus anak buah untuk mengawasinya.' Amoura membatin. Dia akan menggunakan berbagai cara untuk mempertahankan gadis yang baru saja didapatkannya itu.
"Ady! Dims!"
Dua orang berbadan kekar yang tadi membawa gadis itu mendekati Amoura. Mereka menunduk, bentuk penghormatan seorang anak buah kepada bosnya.
"Ada yang dapat kami bantu, Bos?"
Amoura menatap ke depan dengan seringaian yang lebar, "Suruh Nery untuk memberikan polesan terbaik! Bos besar sudah menyuruhnya untuk bersiap!"
Ady dan Dims mengangguk, mengerti. Mereka kemudian meninggalkan Amoura yang tengah berjingkrak-jingkrak apalagi setelah melihat tambahan isi saldonya.
'Ini hanya DP saja. Jika gadis itu memuaskan, aku akan mengirim berkali-kali lipat, sesuai dengan keinginanmu.' Begitu pesan yang tertulis. Amoura semakin gencar dalam memanfaatkan gadis itu. Dia harus terus menggunakannya untuk memperkaya diri.
***...***
Matahari masih begitu terik, walau bila dilihat bayangannya tinggal seperempat bagian dari bumi. Di bawah rindangnya pohon, seorang gadis menatap gedung di hadapannya dengan nanar. Pikirannya seperti melayang, namun tak beraturan. Sesekali diusapnya keringat yang meluncur dari bawah lapisan kulitnya. Wajar, cuaca siang menjelang sore itu bisa dikatakan menyengat. Setelah selesai dengan keringatnya, gadis itu kemudian memejamkan mata. Sebulir air mata ikut hadir, tapi secepatnya ditepis oleh gadis itu. Dia kemudian memejamkan mata, mengatur nafasnya beberapa saat lalu melangkah dengan penuh kekuatan. Sebenarnya hatinya memilih untuk menolak. Hatinya bersikukuh untuk berbalik dan pergi dari tepat itu. Tapi kenyatannya tidak bisa. Dia bisa tahu dari ekor matanya, pria-pria kekar yang di utus Amoura masih menatapnya dengan tajam.
'Tuhan, aku hanya ingin menghilang dari situasi seperti ini.' Hati gadis itu memohon. Dia tidak ingin jika harus berada di tempat kotor milik Amoura dan menjajahkan tubuhnya ke banyak pria hidung belan hanya demi segepok uang. Lebih baik baginya kelaparan dan mencari pekerjaan ala kadarnya, daripada menjadi budak wanita semacam Amoura.
Baru saja berjalan setengah meter, banyak pasang mata telah memperhatikan gadis itu dengan pandangan yang berbeda-beda. Jelas saja, jika dideskripsikan penampilannya tidak hanya cantik, tapi terkesan anggun dan sempurna. Wajahnya putih berseri, bibirnya merah merona bak buah delima, matanya indah, dengan bulu mata lentik yang kata orang jawa disebut nanggal sepisan. Tak hanya itu, hidungnya pun mancung, tegak bagaikan huruf alif kata mereka para pemuka agama. Dan untuk bajunya. Ehm, benar-benar menggoda dan membuat keindahan tubuhnya tecetak dengan jelas. Apalagi baju itu sangar serasi dengan tubuhnya. Jangan lupakan riasan tipis yang membuat penampilannya makin sempurna.
'Sial, tempat ini terlalu ramai.'
Melati risih. Apalagi semua pandangan tertuju kepadanya. Tanpa sadar, langkahnya justru tergerak untuk menjauhi orang-orang yang menatapnya dengan puja-puja. Dia butuh menyesuaikan diri terlebih dahulu. Walau cantik, tapi dia tidak terlalu suka menjadi sorotan banyak orang, apalagi media.
'Sebaiknya aku menepi. Lagipula, aku lupa nama pria yang dimaksud Mami Amoura. Duh, kenapa kamu bisa bego banget sih.' Gadis itu terus berjalan menjauh dari kerumunan dan merutuki kebodohannya sendiri. Dia lupa, nama pria yang menyewanya dari Mami Amoura.
'Ayo pikir, Melati! Siapa nama pria yang diucapkan Mami Amoura tadi? En? Ben? Duh, bodoh! Bisa-bisanya gugup hingga lupa begini.' Gadis yang ternyata bernama Melati itu terus merutuki kebodohannya sendiri. Pandangannya tidak terlalu fokus karena sibuk dengan pikirannya.
Bruk
"Awh," Melati meringis. Gadis itu menubruk sesuatu dan hampir terjatuh. Untunglah, dengan sigap sebuah tangan kekar menahan tubuhnya. Takut-takut, dilihatnya siapa gerangan yang menolongnya itu. Melati yang gugup bertambah gugup melihat seorang pria dengan garis wajah tegas dan tampan itu menatapnya. Katakan Melati terpesona dengan pria yang menolongnya. Jika boleh berkata jujur, itu kali pertamanya dia melihat pria blasteran yang ketampanannya seperti dewa-dewa Yunani yang dipuja.
"Are you fine?"
Lamunan Melati sirna. Kesadarannya seketika berbalik dan spontan pula tubuh yang tadinya masih di topang tangan pria itu ditegakkannya. Dia malu. Sangat malu jika ingat kejadian itu.
"Sorry," cicitnya menyesal.
Pria itu tidak membalas. Dia segera berbalik dan meninggalkan Melati.
Srek
Tangan gesit Melati menahan pria itu. Sebuah perkiraan dalam otaknya mendorongnya untuk menahan pria itu. Mau tidak mau, pria itu membalikkan badannya, menghadap ke arah Melati. Pria itu tidak mengatakan sepatah katapun. Dia sengaja menunggu kalimat apa yang akan meluncur dari mulut Melati.
Di tantang seperti itu secara tidak langsung membuat Melati gugup. Tapi dia tidak boleh kehilangan senjata. Dia harus segera menuntaskan keinginan pria yang memanggilnya lalu kembali.
Melati mengatur nafas beratnya, "Apakah anda Tuan Zein?" Kalimat itu meluncur begitu saja. Dan memang yang dalam ingatannya sendari tadi adalah nama pria yang menyewanya dari Mami Amoura.
Berbeda halnya dengan pria yang ada di hadapan Melati saat ini. Dia tak kunjung merespon karena sedikit bingung denga napa yang dikatakan oleh Melati. Tidak, lebih tepatnya dia bingung kenapa gadis seperti Melati tahu namanya? Dari media sosialkah?
'Siapa gadis ini. Bagaimana bisa dia mengenalku?'
Pertanyaan yang berbeda muncul baik dari sisi Melati maupun Zein. Mereka sama-sama ingin tahu lebih jauh maksud dari maisng-masing. Tapi sayang, selama beberapa saat yang tercipta diantara mereka hanyalah keheningan saja.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Setelah menikahi akhwat cantik yang lama diidam-idamkan, pria milyarder itu merasa sangat bahagia. Mereka menikmati kehidupan rumah tangga yang bahagia, meski baru seminggu. Namun, ada satu hal yang membuat sang istri merasa terganggu. Suaminya mempunyai kebiasaan yang cukup mengkhawatirkan. Hampir setiap saat, suaminya meminta jatah. Sebelum tidur, saat menyiapkan makanan, bahkan saat mereka sedang santai di ruang keluarga. Sang istri merasa kewalahan. Dia tidak pernah menyangka bahwa suaminya begitu rakus akan kepuasan duniawi. Suatu hari, ketika sang istri sedang memasak di dapur, sang suami mendekatinya dan mulai merayunya. "Sayang, ayo kita berduaan sebentar di kamar," bisik suaminya, sambil mencium leher istri. Dengan wajah merah padam, sang istri mencoba menolak. "Aku sedang memasak, nanti saja ya, Sayang," ujarnya lembut. Namun, suaminya tidak terima penolakan. Dia semakin mendesak, bahkan mulai meraba tubuh sang istri. "Aku tidak bisa menahan nafsu ini, Sayang," desahnya. Akhirnya, sang istri menyerah pada desakan suaminya. Mereka pun bergegas ke kamar untuk melampiaskan hasrat mereka. Sang istri merasa kewalahan menghadapi keperkasaan suaminya yang mencapai 27cm. Dia merasa tubuhnya terlalu lemah untuk mengimbangi nafsu suaminya yang tidak pernah habis. Setelah berhubungan intim, sang istri terkapar lemas di tempat tidur, sementara suaminya bangkit dengan senyum puas
Cerita rumah tangga dan segala konflik yang terjadi yang akhirnya membuat kerumitan hubungan antara suami dan istri
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.