/0/13690/coverbig.jpg?v=34d407bff7def1b62c3b6d9da1a2d824)
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. "Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?" Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. "Gilaaa kenyel banget... Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah" Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. "Mmmpphhh" Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang.
Di pagi yang cerah ketika sinar matahari turun dengan begitu bebasnya. Nayla dengan riang tersenyum menikmati kegiatan pagi di rumahnya. Kedua tangannya memotong – motong bawang yang berada di atas talenannya. Terkadang ia berpindah ke arah panci yang berada di atas kompornya untuk melihat keadaan sup yang sedang dibuatnya. Terkadang ia juga berpindah ke dalam kamarnya untuk menemui suaminya yang sedang bersiap – siap.
"Mas, mau berangkat jam berapa ?" Tanya Nayla sambil menatap suaminya.
"Sebentar lagi dek... Sekitar jam enam" Jawab suaminya sambil tersenyum.
"Jam enam ?" Tanya Nayla sambil melihat ke arah jam dindingnya.
"Eh bentar lagi dong... Tapi sayurnya belum jadi mas" Lanjut Nayla panik.
"Hahaha ya gapapa... Sayurnya buat adek aja... Maaf yah, mas buru – buru... Udah ditunggu sama rekan kerja yang lain soalnya... Bentar lagi nih bakal dateng temen – temen mas" Ucap suaminya yang membuat Nayla merasa sedikit kecewa. Bukan kecewa karena suaminya pergi meninggalkannya. Tapi ia kecewa karena ia merasa tidak mampu memberikan bekal sarapan untuk suaminya.
"Hmmmm adek buatin roti sandwich aja yah... Kebetulan di dapur ada roti tawar" Ucap Nayla terpikirkan ide.
"Boleh dek... Makasih yah" Jawab suaminya tersenyum sambil merapihkan dasinya.
Nayla pun buru – buru menuju ruangan dapurnya. Ia mencari roti tawar sisa yang tersimpan di dekat meja makannya. Saat menemukannya, ia buru – buru membuka kulkas untuk mencari selai yang bisa ia oleskan pada roti sandwich buatannya.
"Hmmm untung masih ada selainya" Ucap Nayla dengan lega. Ia lalu kembali ke meja makanya. Ia mengambil satu potong roti tawar lalu mengambil pisau untuk mengoleskan selai itu di atas roti tawar itu. Setelah selesai, ia menutupnya menggunakan potongan roti tawar lainnya sehingga menghimpit selai stroberi itu diantara kedua roti tawar itu.
"Hihihihi jadi kasian deh sama selainya... Masa dijepit sama roti – roti ini... Gimana yah rasanya dihimpit mereka" Ucap Nayla kepikiran.
Namun saat dirinya kembali melihat ke arah jam. Ia menyadari kalau dirinya baru saja membuang – buang waktunya. Ia pun kembali melanjutkan pembuatan sandwichnya menggunakan roti sisanya.
"Fiyuhhh akhirnya selesai juga... Lumayan bisa buat 4 roti sandwich" Ucap Nayla tersenyum.
Ia lalu menengok ke kanan juga ke kiri. Ia seperti mencari sesuatu. Ia pun akhirnya menemukan apa yang ia cari. Ia membuka kotak bekal itu. Lalu memasukan keempat sandwich itu ke dalam kotak bekal itu.
Tiba – tiba terdengar suara mobil yang berhenti di depan. Nayla bergegas menoleh ke luar. Benar saja, nampaknya mobil yang akan menjemput suaminya sudah datang. Nayla dengan panik berlari menuju ke dalam kamarnya. Saat ia sampai di depan pintu kamarnya. Ia terkejut dengan penampilan gagah suaminya.
"Maassss... Wahhh, mas cakep banget" Ucap Nayla terkagum yang membuat suaminya tersenyum.
"Hahahah makasih yah dek" Jawab suaminya yang sudah mengenakan setelan kemeja rapih berikut celana kain dan jas berwarna hitamnya. Rambut suaminya yang tersisir rapih ditambah ketampanan wajahnya membuat Nayla seketika jatuh hati padanya. Rasa cinta yang dimilikinya lama – lama semakin tumbuh kepadanya. Nayla tersenyum, apalagi saat perlahan suaminya datang untuk mendekat.
"Mas mau pergi dulu yah... Adek gapapa kan sendirian di rumah" Ucap suaminya yang membuat Nayla mendadak sedih karena bakal ditinggal pencuri hatinya.
"Gapapa sih, tapi adek bakal kangen sama mas" Ucap Nayla dengan manja yang membuat suaminya paham kalau Nayla membutuhkan belaian darinya.
"Duhhh sayaannggg... Sini mas peluk, mas juga kangen adek kok" Ucap suaminya yang langsung memeluk Nayla dengan erat.
"Aaawwww erat banget mas... Adek sampe gak bisa napas" Ucap Nayla sambil tersenyum saking bahagianya.
"Hahaha maaf... Habis gemes banget sih sama kamu dek... Adek cantik... Pasti mas bakal kangen banget sama adek" Ucap suaminya saat melepaskan pelukannya sejenak sambil menatap wajah cantik Nayla.
"Iyya mas... Adek juga... Pasti bakalan kanggeeennn banget sama mas" Ucap Nayla melebih – lebihkan untuk menunjukan kalau dirinya juga sangat merindukan suami tampannya.
Ditengah tatapan mereka yang semakin mesra. Tiba – tiba wajah suaminya mendekat ke arah bibir tipis Nayla yang membuat pipi bidadari cantik itu berubah menjadi warna merah.
"Maasss mmmppphhhhhh" Desah Nayla saat tiba – tiba suaminya melayangkan cumbuan kepadanya.
"Mmmpphhhhh... Mmppphhhh" Cumbu suaminya sambil memegangi kepala bagian belakang Nayla sedangkan tangan satunya memegangi punggung mulus Nayla.
Bibir suaminya dengan nafsu mendorong bibir Nayla. Tak jarang bibirnya membuka untuk mengapit bibir bawah istrinya. Tak jarang lidahnya juga bermain dengan memasuki rongga mulut istrinya. Suaminya dengan aktif bergerak sedangkan Nayla dengan pasif menerima tiap rangsangan yang sedang suaminya berikan. Mereka berdua sampai memejam karena menikmati tiap jilatan yang mereka lakukan di dalam rongga mulut Nayla.
Ya, lidah mereka sedang saling jilat di dalam. Lidah mereka sedang bertempur. Lidah mereka sedang pedang – pedangan. Terkadang lidah Nayla ditindihi oleh lidah suaminya. Terkadang lidah Nayla yang menindihi lidah suaminya. Percumbuan mereka yang semakin panas membuat liur mereka jatuh melewati sela – sela mulut Nayla. Nayla tersenyum menikmati waktu paginya. Ia sangat menikmati cumbuan suaminya. Ia pun berharap bisa menikmati waktu ini lebih lama lagi.
"Pak Miftah... Non Nayla... Itu mobilnya sudah daattttt... Eeehhhh" Ucap seseorang yang mengejutkan pasangan suami istri itu.
Miftah sebagai sang suami buru – buru melepas cumbuannya. Sedangkan Nayla dengan malu – malu segera memunggungi sumber suara itu untuk menyembunyikan wajah cantiknya.
"Maaf pak... Maaf non... Saya gak tau kalau kalian lagi enak – enak" Ucap seorang pria tua yang membuat Miftah hanya tersenyum saja.
"Gapapa pak... Yasudah bilangin ke mereka... Saya sudah siap... Saya akan segera kesana" Ucap Miftah yang membuat orang itu bergegas pergi.
"Siap pak, laksanakan !" Jawab pria tua itu.
"Dasar ihh... Nafsu banget... Untung pak Urip gak ngeliat wajah adek... Eh gak liat kan yah ?" Ucap Nayla khawatir kalau pembantunya itu bakal melihat wajahnya yang selama ini ia sembunyikan.
Bersambung
Kepala ku mulai naik turun mengoral penis nya yang membuatku selalu terbayang. Sementara tangan kiri ku ikut mengocok naik turun. "Oooohhhh.... Cinta Stop...! Nanti keluaarrr! Aaaahhhh.....", lenguh Robi meminta ku berhenti mengoral penisnya. Aku berhenti dan kemudian berbalik badan, kami kembali saling pandang tanpa bicara satu kata pun. Lalu tiba-tiba tubuhku dipeluknya dan segera dibaliknya hingga kini posisi kami berganti menjadi Robi diatas tubuh ku dalam posisi missionary. Robi memandang tajam mata ku bebrapa saat seakan meminta ijin pada ku, aku hanya mengangguk dan berkata. "Pelan-pelan, ya!". Robi membelai pipi ku dan sesaat kemudian ia mencium kembali bibir ku agak lama dan setelah itu ia bicara dengan suara bergetar. "Jika sakit ngomong, ya. Ini juga yang pertama bagi ku, yang!". Aku hanya memejamkan mata saat kurasakan penisnya sudah berada di depan bibir vagina ku, di gesek-gesekannya sejenak supaya aku kembali bisa mengeluarkan cairan lubrikasi ku. Sambil terus menggesekkan penisnya di bibir vaginaku, Robi kemudian menggenggam penis nya dan mengarahkan serta menuntunnya ke bibir vagina ku. "Aawww....", pekik ku sambil meringis kesakitan saat kepala penis nya mulai membuka jalan, menuju vagina ku, 1/4 batangnya sudah memenuhi vagina ku yang kurasakan sesak dan penuh. "Sakit, Rob!", keluh ku. Robi yang melihatku meringis kesakitan kemudian ia mendiamkan sejenak sambil ia mengelus rambut dan mendaratkan ciumannya ke kening ku. Aku seperti merasa nyaman dengan perlakuannya barusan, sambil tersenyum aku berbisik pada nya. "Ambillah sayang, aku ikhlas menyerahkan untuk mu". Aku kembali memejamkan mata dan berusaha pasrah dan rileks, aku tahu ini bakalan sangat sakit dan merupakan kebanggan bagi kaum perempuan tapi rasa sayang ku menutup kesadaran ku saat itu, aku menanti dengan berdebar menyerahkan kehormatan ku pada lelaki yang sudah menaklukan hati ku. Melihat aku dengan pasrah di bawah membuat Robi mantap untuk memasukkan penis nya lebih dalam lagi hingga bisa merobek selaput darah ku. Lalu ia menghentakkan pinggulnya dengan keras sehingga membuat ku menjerit kembali. "Aaaaaawwwww..... Aduh.....! Aaaaaahhhhkkkk....".
"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Memang benar perkataan adrian tentang dirinya, dia wanita yang sangat cantik nan rupawan, aroma tubuhnya sampai tercium meskipun jarak di antara kita cukup jauh. tubuhnya juga sangat terawat, pantatnya yang besar dan nampak sekel, dan lagi payudara miliknya nampak begitu bulat berisi. "Ehmm... dia itu yaa wanita yang mendapat IP tertinggi sekampus ini !", gumamku. "Cantik, kaya dan pintar.. dia seperti mutiara di kampus ini !", lanjut gumamku.
Ujang menatap tajam ke lawannya tersebut "Datok lo harus tau seberapa greget nya gue?!" "Gue baru 20 tahun, terus kontol gue cuman dipake kencing doang" "Tisu Magic mode", Ujang bersiap kembali kali ini semua badannya sudah berlapis baja , ilmu pamungkas pun sudah diaktivkan, "TELO RASA MEKi" sang datok pun bersiap dengan ilmu pamungkasnya terlihat semua badannya mengeluarkan uap panas Dan keduanya bagai petir melesat dengan kecepatan tak kasat mata mengeluarkan ajian pamungkasss "BOOOOOMMMMMMMMMM"
Ava menarik nafas panjang sebelum melepas penutup terakhir tubuhnya. Dan kali ini, yang hadir hanyalah ketelanjangan yang membebaskan, ketelanjangan yang membebaskannya dari pakaian kepalsuan yang menutupinya selama ini. Ava memejamkan mata, menikmati udara sore dan dingin air yang mengalir membasahi tubuhnya. Sore itu ia merasa menyatu dengan alam.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Warning !! Cerita Dewasa 21+.. Akan banyak hal tak terduga yang membuatmu hanyut dalam suasana di dalam cerita cerita ini. Bersiaplah untuk mendapatkan fantasi yang luar biasa..
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"