/0/8971/coverbig.jpg?v=163334dd1d2f35d34d1687c731b5e9c9)
Sekar sedang berlibur dengan keluarganya ke pemandian air panas. Saat keluarganya menikmati pemandangan sekitar hotel, Sekar memilih sendirian dan menikmati pemandangan dari jendela kamar. Tiba-tiba seorang pria masuk dengan tergesa-gesa. Sekar ingin berteriak, namun pria itu menutup mulutnya, sehingga keduanya terjatuh, tepat saat ayah Sekar masuk ke dalam kamar. Melihat putrinya ditimpa seorang pria, Pak Rahmad tidak mau mendengar alasan, dan mendesak keduanya untuk segera menikah. Cover by desafrida Made with canva
Sekar Arumi, 25 tahun, sama sekali tidak menyangka kalau ide cerita untuk iklan yang dia usulkan ternyata sangat menarik Client Perusahaan di tempat ia bekerja. Setelah tim nya mendapatkan bonus, ia pula mendapatkan cuti selama 1 Minggu. Wajar, karena hampir dalam setahun ia sudah giat bekerja. Bahkan banyak dari rekannya yang tahu, dalam keadaan tubuhnya tidak sehat, ia selalu mendedikasikan dirinya untuk mengabdi dan mencintai pekerjaannya.
Kesempatan itu ia gunakan sebaik-baiknya untuk mengajak keluarganya berlibur. Karena semenjak ayahnya pensiun menjadi guru, mereka belum pernah berlibur bersama.
"Yes," akhirnya kita sampai juga, yah, Bu," ujar Dahlia sang adik.
"Iya, nggak kebayang kalau akhirnya kita bisa sampai di tempat yang sering mereka sebut-sebut. Apa itu namanya? Pilar," ujar Bu Yumna dengan polosnya.
"Viral, Bu," Sekar memperbaiki maksud sang ibu.
"Ayah, bagaimana? Apa ayah menyukai tempat ini?" tanya Sekar.
Pak Rahmad tersenyum.
"Yah, tentu saja ayah suka. Tapi mendengar tadi biaya tinggal di sini 1 juta?" ujar sang ayah dengan wajah sedikit memelas.
"Hm, ayah. Untuk membahagiakan keluarga, uang segitu nggak terlalu mahal. Lagian itu bonus kok. Di samping gaji aku," jelas Sekar.
"Iya, kalau ditabung, bisa biaya makan sekeluarga selama 1 atau 2 minggu," jawab pak rahmad.
"Sesekali ya ayah. 'kan nggak sering-sering. Kalau nggak begini, mana mungkin kita bisa menikmati liburan seperti ini," ujar Sekar.
"Iya, nih ayah. Sesekali aja kok," Dahlia ikut menggerutu.
"Sudah, sudah. Yang penting kita nikmati saja dulu liburannya," ujar Bu Yumna mengalihkan topik.
"Kamu juga, Nak. Jangan terlalu memburu pekerjaan,. Ibu tahu, selama hampir dalam setahun ini, kamu nggak mau libur kerja demi mendapatkan apa yang kamu inginkan. Ibu jadi lebih yakin, kalau pun kamu nggak mengambil kuliah di bidang keguruan, kamu masih tetap punya peluang untuk sukses," ujarnya.
"Memang aku nggak ada bakat di bidang keguruan, Bu," lirik Sekar ke arah sang ayah.
Dahlia pun membuka jendela kamarselebar-lebarnya.
"Wah, ternyata di sana benar-benar spot yang bagus yah, kak Sekar!" seru Dahlia.
"Wah, kelihatan, ya?" ujar Sekar.
Keempatnya pun mendekati jendela. Menatap kepulan asap yang keluar dari kawah pemandian air panas.
"Uhu, kayaknya seru deh kalau bawa telur, dan dicelupin ke sana," celutuk Dahlia yang masih berusia sekitar 15 tahun itu.
"Hahahaha, sok bereksperiment kamu!"
"Nggak apa-apa dong! Kali aja nanti aku jadi guru kimia, seperti ayah hehehe," sahutnya.
"Ma, kita ke sana, yuk!" ajak bocah itu.
"Ayo. Ayah, kita ke sana yuk. Sepertinya ayah juga tertarik," bujuk sang istri. Pak Rahmad hanya menaikkan kedua alisnya menuruti permintaan anak dan istrinya.
"Kamu?" tanya Pak Rahmad pada Sekar.
"Aku akan menyusul ayah. Aku mau hubungi teman aku dulu yang katanya tinggal di sekitar sini," ujar Sekar.
"Jangan lama-lama, ya! Kayaknya bagus buat pamer liburan," ujar Bu Yumna dengan polos sambil tertawa. Sekar pun membalas senyuman itu.
Kini Sekar sendirian di dalam ruangan itu. Bangunan yang hanya terdiri 2 lantai. Sekar sengaja memilih family room yang ada di bagian atas. Yang sejajar dengan kawah berasap, yang tepat di depan jendela itu adalah kolam pemandian air hangat.
Sekar masih memandangi ayah, ibu beserta adiknya yang sudah sampai di kawah itu. Dahlia terus mengacungkan jempol ke arah kakaknya, seolah mengisyaratkan tempat itu sangat bagus.
Beberapa menit kemudian, membuka tas untuk mengambil ponselnya, tiba-tiba terdengar suara teriakan di luar sana. Tapi sekar yang cuek, sama sekali tidak perduli. Merebahkan tubuhnya di salah satu ranjang yang ada di dekat jendela yang terbuka lebar.
Entah dari mana datangnya, seorang pemuda masuk ke kamarnya melalui jendela dengan tergopoh-gopoh menutup jendela dan gordennya, yang tentu saja mengejutkan Sekar.
"Eh, siapa kau...," pria itu langsung menutup mulut Sekar.
Gadis itu hampir berteriak. Siapa sangka juustru pemuda itu menempelkan bibirnya di bibir Sekar. Membuat gadis yang belum pernah merasakan first kiss itu hanya bisa terdiam dengan mata terbelalak dan jantung yang berdegup dengan kencang.
Sementara di luar sana terdengar beberapa suara.
"Kita harus temukan dia. Kalau tidak, kita bisa bahaya!" ujar suara di luar kamar itu.
Sedang di kawah sana, di saat yang bersamaan, Pak Rahmad teringat dengan ponselnya.
"Bu, saya kembali ke kamar dulu, ponsel ayah ketinggalan," ujarnya.
"Ayah juga mau menunjukkan moment ini di sosial media ya?" goda Bu Yumna. Pria itu hanya tersenyum.
Sekar tersadar, mulai bergerak. Namun justru gerakannya membuat Pria itu menimpanya. Tepat di atas ranjang. Di saat bibir keduanya terlepas itulah Sekar bisa mengenali laki-laki itu.
"Devan," lirihnya menyebut sebuah nama. Sedang yang di panggil sepertinya tidak mengenal gadis itu. Dan keduanya masih belum sadar dengan apa yang terjadi.
"Kau mengenalku?" tanyanya masih pada posisi di atas tubuh Sekar.
Ceklek
Terdengar suara pintu dibuka.
"Sekaaaar!" hardik Pak Rahmad melihat posisi putrinya berada di bawah seorang pemuda.
Sekar tergagap. Dan segera mendorong pemuda itu dari tubuhnya.
"A-ayah!" ujarnya.
"Ayah, ini sama sekali bukan seperti yang ayah kira...,"
"Diam!" tukasnya tidak perduli penjelasan putrinya.
"Kamu bilang mau menghubungi teman kamu. Tapi justru ini yang mau kamu lakukan di sini?"
"Ayah, ayah. Bukan seperti itu ceritanya. Aku juga tidak tahu dia itu datang dari mana," ujar Sekar mulai panik, menatap pemuda itu agar bisa memberi penjelasan pada sang ayah.
Sementara itu, laki-laki bernama Devan itu, mulai mengingat siapa gadis yang baru saja mendapat nasib buruk karena bertemu dengannya.
"Ini 'kan Sekar Arumi? Teman aku waktu SMP? Ah iya, waktu SMA juga sempat," fikirnya mengenali wajah itu. Bagaimana tidak, karena Sekar Arumi yang dulu ia kenal adalah gadis culun yang gemuk dengan kaca mata yang selalu dipakai di jaman itu.
"Maaf, Pak. Kami memang tidak sengaja...," ucap Devan mendekati Pak Rahmad. Pria pensiuan guru itu menatap Devan dengan sinis.
Plaaaaak!
Sebuah pukulan dilayangkan Pak Rahmad di wajah tampan itu. Sekar terkejut tidak menyangka kalau ayahnya akan semarah itu, padahal masih belum mendengar penjelasannya. Sedang Devan hanya bisa menyeka sudut bibirnya.
"Apa lagi yang ingin kalian jelaskan? Sudah jelas-jelas kalian berduaan di dalam ruangan ini. Kalian fikir saya bodoh? Sekarang juga panggil kedua orang tua kamu!" desak Pak Rahmad.
"Kenapa harus panggil orang tua, Pak?" apa tidak cukup saya sendiri yang harus menjelaskan.
"Saya mau sekarang juga panggilorang tua kamu!" tegas laki-laki berusia sekitar 55 tahunan itu.
"Ayah, tolong dengarkan penjelasan Sekar dulu. Ini tidak seperti yang ayah lihat. Ini semua hanya kebetulan dan salah paham!"
Pak Rahmad tidak perduli dengan apa yang disampaikan putrinya. Justru meraih ponselnya dan menelepon seseroang di sana.
"Dahlia! Ajak ibu kamu kembali ke kamar!" tukasnya.
Sekar semakin cemas, terlebih ketika ibu dan adiknya ada di sana. Mereka juga terkejut melihat ada pemuda asing di sana.
"Sekar, ada apa ini?"
Belum sempat Sekar menjawab.
"Saya tidak mau menanggung malu atas perbuatan mereka. Sekarang juga mu hubungi orang tuamu, dan kalian akan saya nikahkan!"
"Eh, apa?" Bu Yumna yang tidak tahu apa-apa pun terkejut.
"Ayah? Aku tidak mau. Aku nggak mau nikah sama laki-laki ini. Ini hanya salah paham," ujar Sekar meronta.
"Menikah? Okey. Baiklah, sekarang juga aku akan menghubungi keluargaku," ucap Devan dengan datar.
Sementara yang lainnya hanya bisa terheran dengan tingkahnya. Bahkan Sekar juga tidak menyangka kalau laki-laki yang ia tahu begajulan itu, juga langsung menerima desakan tersebut. Devan segera menghubungi orang tuanya, meminta untuk hadir ke tempat itu.
Sekar sedang berlibur dengan keluarganya ke pemandian air panas. Saat keluarganya menikmati pemandangan sekitar hotel, Sekar memilih sendirian dan menikmati pemandangan dari jendela kamar. Tiba-tiba seorang pria masuk dengan tergesa-gesa. Sekar ingin berteriak, namun pria itu menutup mulutnya, sehingga keduanya terjatuh, tepat saat ayah Sekar masuk ke dalam kamar. Melihat putrinya ditimpa seorang pria, Pak Rahmad tidak mau mendengar alasan, dan mendesak keduanya untuk segera menikah.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Warning !! Cerita Dewasa 21+.. Akan banyak hal tak terduga yang membuatmu hanyut dalam suasana di dalam cerita cerita ini. Bersiaplah untuk mendapatkan fantasi yang luar biasa..
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"