/0/16841/coverbig.jpg?v=afcb8652281de46d298f8364bbe91eaf)
Sepatah Kata, Jangan pernah bengong dan tertegun-tegun jika belum selesai membaca kisah yang sangat AGAK LAEN dan super unik dalam novel ini. Mungkin banyak yang tidak terpcaya jika cerita ini lebih dari 58,83% merupakan KISAH NYATA, 24,49% Modifikasi Alur dan 16,68% tambahan halu sebagai variasi semata. Buktikan saja keunikan kisah dalam novel ini. Jangan mengatakan gak masuk akal jika belum tahu bahwa hal itu bisa terjadi kapan dan dimanapun juga
**Siapkan mental, karena hanya di novel ini, kamu akan menemukan sesuatu yang berbeda. Novel ini hanya memuat cerita-cerita unik yang bisa jadi tidak akan pernah ditemukan dalam novel-novel lainnya. Judulnya juga HASRAT AGAK LAEN, tentu saja akan sangat berbeda dengan cerita kebanyakan yang telah ada.
Selamat membaca dan meresapinya. **
Setelah berhasil meraih S2 di bidang pertanian aku ingin bekerja sesuai dengan bidang studiku. Hampir setahun aku mencari kerja, tak satu pun yang cocok. Aku sudah mulai pesimis dan agak frustasi. Sebetulnya banyak lowongan bekerja, tetapi bidangnya jauh dari bidangku.
Orang tuaku juga berusaha membantu mencarikan pekerjaan, sampai akhirnya dia bertemu teman lamanya yang punya kedudukan bagus di sebuah BUMN Perkebunan. Aku dipertemukan dengan teman ayah di sebuah hotel. Dari pertemuan itu, aku ditawari bekerja di perkebunan, tetapi tentu saja letaknya tidak di Jakarta, Perkebunan itu di Kawasan Sumatera Utara.
Aku pada waktu itu langsung saja menerima tawaran, karena kupikir bidang kerjanya sesuai dengan keilmuanku, meskipun tempat kerjanya jauh dari kota. Kedua orang tuaku agak keberatan aku jauh dari mereka, tetapi sebagai anak laki-laki aku ingin merantau dan bekerja sesuai dengan studiku.
Singkat cerita setelah melalui beberapa seleksi aku diterima bekerja di sebuah perkebunan PTP kelapa sawit. Aku langsung ditempatkan sebagai staf di perkebunan yang letaknya sekitar 10 jam dari kota Medan. Kebun itu sangat jauh dan terpencil. Kota kabupaten paling dekat sekitar 2 jam berkendaraan mobil.
Meskipun begitu aku senang, karena kelapa sawit adalah minatku dan skripsi serta tesisku merupakan penelitian soal Kelapa sawit. Aku mendapat rumah yang lumayan bagus jika diukur dengan rumah di kota, halamannya luas. Rumah dengan tiga kamar lengkap dengan perabot, hanya saja rumahnya seperti rumah peninggalan jaman Belanda.
Jadi memang rada horor juga. Tapi bagiku tidak masalah, karena aku tidak takut soal-soal seperti itu. Aku adalah pecinta alam yang sudah terbiasa mendaki puncak gunung sendirian.
Sebelum lebih jauh aku perkenalkan dulu diriku. Nama panggilanku Ferdy Sambodo, tinggi sekitar 178 warna kulit sawo matang, badan agak tegap karena sering fitnes, potongan rambut selalu pendek dan tidak merokok, wajah biasa saja tapi bersih tidak berjerawat, kumis dan jenggot selalu aku cukur bersih.
Aku mendapat fasilitas pembantu, tukang kebun, penjaga malam dan fasilitas mobil. Semuanya aku tidak perlu bayar, karena ditanggung oleh perkebunan. Awal-awal aku bekerja aku diperkenalkan oleh semua staf dan manager perkebunan. Kami cepat akrab, maklumlah karena tempat kami terpencil.
Staf dan manager mendapat rumah di wilayah yang disebut emplasement. Jika digambarkan emplasement itu adalah pusat perkebunan karena disitulah berkumpul rumah-rumah staf, kantor dan pasar.
Selama enam bulan aku belajar mengenal bidang tugasku dan menyesuaikan dengan situasi terpencil. Aku tidak menyangka di daerah terpencil seperti ini masyarakatnya ternyata tidak bisa dikatakan terbelakang. Malah menurutku lebih maju dari masyarakat kota besar. Paling tidak masyarakat di perkebunan tempatku ini sangat terbuka masalah sex.
Mandor-mandor bawahanku sering menawari aku cewek yang merupakan karyawan perkebunan, ada janda banyak juga yang gadis. Penjaga malam di rumahku kalau diajak ngobrol, ujung-ujungnya juga nawari cewek. Maklumlah mereka tau bahwa aku masih single dan bekerja di tempat terpencil yang tidak ada hiburan sama sekali kecuali teve satelit.
Semua tawaran itu belum ada satu pun yang aku terima, karena aku masih takut, mengingat aku masih baru, bukan apa-apa, aku takut nati malah terjebak. Namun kolegaku sesama staf sering mengajakku untuk menggarap karyawan-karyawan yang bisa diembat.
Para mandor pun banyak yang memamerkan perempuan-perempuan simpanan yang di daerah itu disebut gendakan. Kayaknya di perkebunan terpencil ini, hiburan satu-satunya adalah sex.
Di usiaku yang menjelang 26 tahun, tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan sex sering mendesakku. Sejauh ini aku hanya memanfaatkan dengan onani saja. Kalau hari-hari libur aku turun ke Medan dan di kota itulah aku puas-puaskan dengan wanita di sana.
Suatu hari kemudian mandorku menunjuk seorang karyawan cewek. Modelnya bahenol sehingga kelihatan sexy. Meskipun dia menggunakan kain jarik dan kaus oblong, tetapi tonjolan tubuhnya tidak bisa disembunyikan. Wajahnya lumayan ayu. Kata mandorku cewek itu janda, kalau aku berminat dia bisa atur menjadi pembantu di rumahku. Kayaknya menarik juga.
Cewek itu dipanggil oleh sang mandor lalu ditanya apakah mau bekerja sebagai pembantu di rumahku. Dengan mimik malu-malu dia mengangguk. Namun ada kendalanya dia tidak bisa pulang hari seperti pembantuku sekarang, seorang nenek-nenek yang rumahnya dekat dengan emplasement. Rumah perempuan ini jauh dari emplasemen, dengan demikian dia harus menginap atau tinggal di rumahku.
Sebenarnya memang itu yang aku harapkan. Kebetulan di rumahku ada disediakan kamar pembantu di belakang rumah.
Pembantu baruku itu bernama Yanti, umurnya sekitar 25 tahun, bahenol, janda belum punya anak. Dia sudah menjanda dua tahun dan kawin ketika masih umur 18 tahun. Entah mengapa suaminya meninggalkan begitu saja tanpa menceraikan. Kata Yanti suaminya merantau ke Medan dan kerja di sana.
Hari pertama Yanti kerja di tempatku aku agak canggung, karena aku sungkan pada penjaga malamku, yang selalu berada di sekitar rumahku pada waktu malam. Untuk menghilangkan rasa canggungku, sekitar jam 7 malam si Parno penjaga malam aku panggil masuk ke rumah. Aku jelaskan bahwa sekarang ada pembantu yang menginap jadi dia juga harus menjaganya.
Sedang aku asyik bicara dengan parno si Yanti masuk sambil membungkuk-bungkuk lalu mengawali pembicaraan dengan mohon maaf, bahwa dia takut menempati kamarnya di belakang. Yanti ternyata penakut. Dia bermohon-mohon tidur dengan tikar di ruang makan saja.
Aku tidak sampai hati jika dia tidur di ruang makan dengan beralaskan tikar. Aku beri dia kamar yang tidak terpakai di sebelah kamarku. Dia agak ragu, karena tampaknya dia takut pula menempati kamar itu.
Di kamar itu sudah tersedia tempat tidur single, lemari pakaian dan meja tulis. Yanti membereskan bajunya lalu masuk ke kamar itu. Namun dia tidak menutup pintunya. Ketika kuberitahu soal pintunya harus di tutup, Yanti beralasan takut tidur di kamar yang pintunya ditutup. Aku dan Parno saling liat-liatan dan tersenyum.
Jam 9 malam si Parno pamit keluar untuk tugas jaga malam. Aku perintahkan si Yanti mengunci semua pintu. Setelah itu dia kutawari menonton TV bersamaku di ruang tengah. Yanti serta merta bergabung bersamaku. Aku tanyakan dia ingin nonton film apa. Namun dia menyerahkan kepada aku dan dia ikut saja.
Jam 10 malam mata mulai mengantuk, Aku minta diri masuk duluan ke kamar karena ngantuk. Yanti wajahnya agak tegang, mungkin dia merasa sendiri, jadi muncul kembali rasa takutnya. Aku tanya apa dia takut kutinggal sendiri. "iya pak," katanya.
Entah bagaimana prosesnya, tiba-tiba saja aku punya ide untuk minta dipijat. Ketika kutawarkan untuk memijatku, Yanti langsung menyanggupi dan dia mengatakan bahwa tidak terlalu pandai memijat.
Aku mengenakan sarung dengan celana dalam dan kaos oblong. Aku berbaring di tempat tidur yang lebar. Yanti yang malam itu mengenakan daster kuminta memulai dengan memijat kakiku. Dalam posisi telungkup Yanti mulai memijat kakiku bergantian kiri dan kanan. Lumayan juga pijatannya, paling tidak bisa melemaskan otot-ototku yang tegang.
Sambil memijat aku korek keterangan mengenai kehidupan pribadinya. Dia jadi terlarut bercerita panjang lebar mengenai kehidupan pribadinya. Kami jadi akrab dan Yanti makin terbuka.
Agak iseng kutanyakan mengenai selama menjanda apa gak kepengen kumpul seperti sama suaminya dulu.
"Ah bapak, ada-ada saja nanya gituan, ya pengenlah pak, tapi gimana orang janda gak punya suami, mau sama siapa pak," katanya.
Aku tanya kenapa gak kawin lagi aja.
"Ah susah pak cari laki yang bertanggung jawab, banyakan maunya dijadikan gendak, mending kalau bagus orangnya, mana udah tua, paling-paling pangkatnya cuma mandor, seberapa sih pak duitnya jadi mandor, kok mau piara gendak," kata Yanti.
Dia malah balik bertanya kenapa aku belum beristri. Aku jawab sekenanya saja bahwa belum ada yang cocok.
GODAAN LIAR SANG USTAZAH Di balik sosoknya yang anggun, santun, dan religius, Riana adalah gambaran wanita sempurna di mata banyak orang. Istri seorang pengusaha sukses, ibu dari dua anak lucu, dan pemilik rumah megah di tengah desa yang sejuk. Warga memanggilnya "Bu Ustazah"-bukan karena titel, tapi karena sikap dan tutur katanya yang penuh teladan. Namun di balik hijab dan keheningan dzikirnya, ada badai yang tak pernah reda. Arga, suaminya, kini tak lagi bergairah-bukan hanya dalam urusan ranjang, tapi juga dalam menatapnya. Riana haus, tapi bukan hanya pada cinta. Ia haus pada perhatian, pada sentuhan, pada rasa yang bisa membuatnya merasa hidup kembali. Ketika rumah tak lagi jadi tempat berlindung, dan wajah-wajah muda di sekelilingnya mulai menyapa dengan senyum berbeda-dari sopir tampan, pegawai toko yang nakal, hingga lelaki tua kharismatik yang selalu dipuja... Riana mulai kehilangan kendali. Ini bukan sekadar cerita tentang godaan. Ini adalah perang batin seorang istri-antara kesetiaan dan hasrat, antara norma dan kejujuran pada dirinya sendiri. Karena bahkan seorang "Bu Ustazah", bisa saja jatuh dalam godaan paling liar... jika ia terus dibiarkan merasa sepi.
“Good, kamu juga bisa mengelaborasi tugas itu, yang penting misi utama tidak terabaikan. Ingat kita hanya waktu maksimal tujuh bulan!” “Siap komandan!” “Kamu mesti tahu bahwa Madam Elva tidak sembarangan ngambil anak buah. Dia bukan germo kelas bawah yang menipu anak gadis di kampung buat dijual di kota. Ya, mungkin dia pernah atau masih juga begitu sih, dengar-dengar jaringannya menyediakan buat semua pangsa pasar.” Nikita masih terdiam menyimak. “Itu nanti kamu cari tahu saja. Yang jelas banyak anak buahnya itu high class, dan punya profesi utama bukan hanya sebagai pelacur: Ada yang masih mahasiswi, wartawan, sekretaris, perawat, atau malah istri orang yang diabaikan suaminya. Kamu bisa paham kan tipe seperti apa orang-orang yang bekerja sama dengan kamu nantinya.” Kompol Rudy menambahkan,
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?