img Janda Lugu  /  Bab 6 Bertemu Nilam (2) | 22.22%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Bertemu Nilam (2)

Jumlah Kata:1177    |    Dirilis Pada: 10/12/2022

oleh, barang milik Arka hanya yang ada di ransel yang kini ada di punggungnya—dan memasu

Arka. Kembali ibunya menagih janji bahwa Arka harus sering-sering pulang, dan jangan lupa baw

batkan air mata. Dari sejak kecil, Arka dan Nida memang saudara yang

g ingin dilakukannya pada pria ini adalah memberi pelajaran supaya sadar soal posisiny

enerima telepon bahwa Rafael mulai rewel menanyakan dirinya. Anaknya itu memang ditinggal dan dititip pada

nya pada kernet busnya, dan mereka bilang masih menunggu beberapa penumpang lagi, sepertinya masih akan menghabiskan waktu yang lama. Dan d

ap Arka pada mbak-mbak

k itu dengan nada genit, meliri

annya. Namun Arka tak bisa bisa menghindar ketika dengan linc

uan itu hanya terkikik den

ang paling jauh pun tidak sampai bablas membuatnya melepas keperjakaan. Arka dan perempuan itu—perempuan yang berhasil dipikat Resya untuk jadi pasangan double date “temannya yang mengenaskan”, begitu sebutan Resya pada Arka waktu itu saat menyela ker

a merasa bukan ini

n. Arka menginginkan hubungan jangka panjang, hubungan yang serius. Sebuah pernikahan. Dan ada satu nama perempuan di kantor Arka yang membuatnya terta

dari seorang anak kecil yang membawa balon berlari ke arahnya. Dan sial

itu menangis saat

kecil dengan kaus bergaris-garis putih biru ala pelaut it

hadapannya tetap meraung. Arka meringis, melirik ke kanan-kiri pad

al beliin kamu balon lagi

ra 3 tahun itu menghentikan sedu sedannya s

n kamu du

itu tetap

” tany

uat poni yang dicukur rata di a

gsung menghentikan tangisnya. Arka terkekeh, dala

apa namamu?” tanya Arka, kebi

sebut a

in sama Om kamu bel

g yang menghampar jualannya di dekat

ita bel

bahwa satu menit yang lalu dia menangis. Hanya pipinya yang basah d

gusap pipi Zidan dengan

n langsung menunjuk sendiri balon-balon yang diinginkannya. Pria paru

cah. Dia menunjukkan empat balon yang kesemuanya ber

a penasaran. Biasanya anak-anak suka me

suka

h

seakan terganggu karena kesenangannya bermain dengan balon harus disela

na biru. Zidan mau balon w

aran bocah yang menurut taksirannya ta

dengan anak di depannya, dan mengobrol dengan anak ini sepertinya cukup

eakan pilihan menjadi bajak laut sudah dipikirk

han senyum. “Oh ya

ngangguk

ke sini sama siapa, Zidan?” tanya Arka, mulai khawatir karena sejak tadi anak i

an singkat, lebih meng

anda mama Zidan, atau ya dia berharap ada seorang perempuan mirip Zidan yang

ah kursi panjang di selasar yang bersebera

h yang ditunjuk Zidan

pria itu

disebut sang ibu, sosok yang meski sudah bertahun-tahun tak dilihatnya, namun

alami. Mata dan alisnya tampak serasi dengan hidung mungilnya yang la

lam baju warna kuning dan rok mengemba

uan itu, karena tadi yang dicarinya adalah sosok yang mirip den

tengah terse

rka menyebut n

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY