img Janda Lugu  /  Bab 5 Bertemu Nilam | 18.52%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Bertemu Nilam

Jumlah Kata:1058    |    Dirilis Pada: 10/12/2022

k Resya udah dimasukin kan ke bagasi? Kalau kelupaan bukan cuma kamu yang bakal diomelin, Ibu juga

wah Tupperware yang isi masa

dengan jawaban putranya, Sutia

akan kaus polo dan celana training. Tampak seperti orang yang seharian mau mendekam di rumah, tampak terlalu santai untuk ukuran orang yang mau bepergian, begitu pendapat Sutia tad

ini. “Lagian di bus nanti kan Arka juga cuma bakalan dudu

junya yang paling anyar. Dan jubah satin yang dikenakannya saat ini jelas adalah yang teranyar. Ada di lemari paling bawah saking ja

saat”, karena kemudian Sutia kembali berkicau

a nanti dibeli pas u

bisan tiket? Gimana k

etnya tadi. Udah mesen satu tiketnya. Am

ah kalau be

lak garang dan berentet. Semua orang di dalam mobil serta-merta

erdengar dari perempuan berkerudung cokela

h jalan,” sahut sang sopir, yang tak lain

a yang adalah seorang pencinta kuci

kok, tena

da cek dulu

usah, udah

ran kucing daripada kakakmu. Kalau kakakmu telat sa

ngedip penuh persekongkolan ke jok belakang tempat ibu dan kakaknya duduk. Meski sudah berumur 27 tahun dan memiliki satu orang anak, tapi Nid

empat anak sulungnya berdec

enarnya belum seles

Arka dengan na

-tahun yang lalu. Ibu sampe lupa berapa tahun hitungannya saking lamanya. Ini kamu baru s

hkan sebenarnya Arka harusnya sudah pulang kemarin, tapi dia mengalah dengan menambah waktu sa

s ini bakal lebi

beliin dia truk yang bisa dia naikin. Itu, kalau Kakak mau pulang h

eh gituin kakakm

iam-diam minta oleh-oleh da

kesayangannya. Sedikit banyak dirinya memang

ia melirik penuh arti pada anak lelakinya, ucapannya dengan dram

kemarin. Arka masih belum kepikiran bua

kamu kepikiran. Kamu itu kalau ngelajang ter

apa terdengar mir

us kamu, ngurus uang kamu. Uang kamu lebi

r, memotong ucapan Sutia, membuat

gi, Mas?”

mereka muncul terus dari tad

a ngeong kucingnya sampai kedengaran ke dalam mobil?

a,” pesan Nida akhirnya, sambil mengusap

ending pelan asal sampain

apan mereka, fokus memperhatikan jalan sambil se

adar bahwa yang terjadi sejak tadi, rentetan klakson itu, bukan karena ulah kucing—tak ada kucing—tetapi ulah Lutfi sendiri.

da. Arka awalnya sungkan, tak enak merepotkan, tapi kata ibunya—yang juga disetujui bapaknya—tak usah sungkan, hitung-hitung untuk me

a tak ramah dari suami Nida. Ternyata orangnya memang mengesalkan, A

sopannya pada kedua perempuan yang paling disayangi Arka itu. Namun Arka memil

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY