h Vannya begitu berhasil membawa Cassie dari s

uju tapi Cassie tamp

apa?” tan

engatur napasnya menatap berga

reka,” ujar Vannya. “Pertama, Karina, si Ratu Sekolah itu. Ke

apa harus hati-hati dengan mereka? Namun, dia cu

nya dia

Nanda bali

apa sampai aku harus ha

nya soal siapakah siswa itu yang dalam satu hari ini, ah tidak, baru saja perempat hari dia sudah dua

oga dia tidak mendengar apa yang a

ama masuk sekolah seseorang melih

Cassie dari sana menuju sebuah meja di bawah pohon besar yang c

anggukan kepala dari Nanda. Dia harus percaya pada cewek itu, teman kecil yan

langsungan hidup lo di sekolah ini,” kata Vanny

Entah kenapa, ada rasa aneh begitu menatap lurus pada manik kelam yang terasa kosong baginya. A

bossy di kantin. Nah, sekarang gue kasih tau soal co

karena tahu banyak soa

h ketua OSIS baru tahun ini, beberapa dua bulan

i baru bumi pertiwi. Bertahun-tahun tinggal di Negeri Barat, tentu dia harus bisa menyesuaikan dirinya, dan itu baru berlangsung be

kata itu dari seabrek penjelasan Vannya soal cowok i

kelasnya pada jenius d

nama dan kelasnya, sisanya masuk kuping

a dua orang ini di angkatan kita. Ini baru angkat

mengerut, di

yanya terkesan santai yang membuat Vannya melo

tanya lewat tatapan soal spesies Cassie, tapi jawaban yan

gatkan untuk saat ini. Lebih-lebih soal Karina, dia udah berhadapan dengan kamu secara langsung dan juga diacuhkan, itu akan menjad

katakan. “Di sekolah ini, nggak mungkin gak

a?” Cassie

lalu menunduk, sepertinya dia kelepasan. “D

O

Udah yuk, kita ke kelas, lima menit lagi ma

enapa bersama Nanda, cewek rambut pelangi it

*

wa dan siswi yang penasaran akan dirinya berasal dari planet mana hanya karena rambut pelangi yang menghiasi kepalan

i kelas lain yang berkerumun di depan pintu kelas membuat mereka mendesis bahkan men

lain pada risih,” kata sesesiswi dengan seragam ketat berambut hitam legam sebatas punggung.

anannya, membaca name tag di sana, “Laras Tanti,” ejanya dengan gamblang lalu mengangkat wajah menatap cewek itu. “Kamu

teman-teman lain rasakan. Lo emang nyebelin, Devil Girl!” tekan

ai, duduk bersandar pada kursinya, hanya lirikan tajam yang menusuk itu tertuju pada Laras. Vannya t

itu?” tanyanya dengan tata

menjawab d

itu artinya dia cukup jujur bisa dipancing, bukan? Bangun da

rna sekaligus terpaku. Ekspresi seorang devil yang sesungguhnya, bukan tatap