img Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih  /  Bab 4 Paling Mengagumkan | 0.85%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Paling Mengagumkan

Jumlah Kata:889    |    Dirilis Pada: 24/04/2023

"Coba lihat! Siapa wanita yang baru saja datang bersama Pak Raivan? Dia sangat cantik dan anggun!"

"Wah! Kakinya sangat ramping dan jenjang! Aku belum pernah melihat wanita secantik dia!"

"Apakah dia tunangan Pak Raivan?"

"Mana mungkin? Aku yakin tebakanmu salah!"

Para karyawan mulai menebak-nebak identitas Adelia. Tebakan yang paling umum adalah mitra bisnis. Mereka baru menyadari identitas Adelia ketika dia meninggalkan Raivan dan pergi ke Departemen Kesekretariatan.

Ternyata wanita yang datang bersama Pak Raivan adalah Adelia.

Berita itu menyebar ke seluruh perusahaan dalam waktu singkat.

Orang-orang tidak tahu harus percaya apa lagi. Bukankah mereka mendapat informasi bahwa Adelia adalah wanita jelek yang berasal dari pedesaan? Mereka berpikir dunia ini menjadi misterius, apakah air di pedesaan begitu ajaib? Kenapa wajahnya begitu cantik?

Ketika Adelia melakukan formalitas di Departemen SDM, para karyawan di Departemen Kesekretariatan mulai bergosip mengenainya.

"Adelia memiliki wajah yang sangat cantik! Dia bahkan lebih cantik dari Helena Novanto!" komentar seorang karyawan.

Jejak penghinaan melintas di mata Nadia Janadi, kepala Departemen Kesekretariatan. Dia berkata dengan penuh rasa jijik, "Penampilan bukanlah segalanya. Wajah cantiknya tidak akan mengubah fakta bahwa dia adalah gadis kampung yang miskin dan tidak tahu apa-apa tentang kehidupan kota. Dia tidak pantas menjadi istri Pak Raivan."

Adelia mendengar perkataan itu secara kebetulan tepat ketika dia kembali ke Departemen Kesekretariatan. Sedikit sarkasme melintas di matanya. Dia menanggapi dengan suara tegas, "Jika aku tidak pantas menjadi istrinya, siapa yang layak? Kamu?"

Wajah Nadia menjadi kaku. Dia buru-buru memalingkan muka dan tidak berani membalas. Bagaimanapun juga, Adelia memiliki identitas sebagai tunangan Raivan.

"Ehem! Pak Raivan mengatakan agar kami memperlakukanmu seperti karyawan lain di departemen ini. Kamu akan menerima beban kerja yang sama seperti mereka. Ini adalah dokumen mengenai syuting iklan perusahaan hari ini. Kamu akan menanganinya."

Adelia mengambil dokumen itu sambil mencibir, lalu meninggalkan ruangan.

Beberapa orang karyawan segera mengelilingi Nadia.

"Nadia, apakah kamu memberikan syuting iklan Marcello? Adelia baru mulai bekerja di perusahaan kita. Tidakkah menurutmu dia akan mengacaukannya?"

Kilatan jahil melintas di mata Nadia. Bintang utama iklan tersebut adalah Marcello Batista, seorang selebriti muda yang memiliki temperamen buruk. Tidak ada yang tahan bekerja dengannya. Para karyawan selalu menghindarinya. Nadia sudah tidak sabar ingin melihat Adelia mengacaukan syuting iklan perusahaan pada hari pertama bekerja.

Begitu Adelia keluar, dia memeriksa dokumen mengenai iklan tersebut. Alisnya terangkat saat melihat nama Marcello di sana. Nama itu tampak tidak asing.

Di kantor CEO, asisten Raivan mengajukan pertanyaan, "Nadia baru saja menyerahkan syuting iklan Marcello pada Nona Adelia. Apakah Anda ingin saya mengirim orang lain untuk menggantikannya?"

Raivan berteman baik dengan kakak laki-laki Marcello sejak kecil. Semua orang tahu bahwa Marcello memiliki temperamen yang buruk. Tak perlu dikatakan bahwa Adelia akan menderita di tangannya jika bekerja dengannya hari ini.

Ketika mengingat perkataan Adelia pagi ini, Raivan menjawab, "Tidak perlu, biarkan dia menanganinya sendiri."

Dia akan merasa senang saat wanita itu menderita.

Lokasi syuting iklan ditetapkan di Grup Bertolius. Adelia dan beberapa orang staf turun untuk menyambut Marcello.

Beberapa menit berlalu sebelum sebuah mobil Bentley hitam melaju ke parkiran Grup Bertolius. Marcello keluar dari mobil sambil mengenakan kacamata hitam. Meski usianya baru 19 tahun, dia sudah memiliki jutaan penggemar di seluruh dunia. Ketenarannya ikut berkontribusi pada sikap arogannya. Dia mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dan berjalan seolah-olah memiliki tempat itu.

Adelia berjalan mendekat, lalu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. "Selamat datang, Pak Marcello. Saya Adelia Herva yang akan bertanggung jawab atas syuting hari ini. Senang bertemu dengan Anda."

Marcello tidak menyambut uluran tangannya atau bertukar sapa. Dia hanya mengeluh dengan wajah cemberut, "Di sini panas sekali. Kenapa kalian tidak membawakan payung untukku? Apakah semuanya sudah siap? Aku tidak ingin membuang waktu untuk menunggu kalian. Omong-omong, belikan aku secangkir kopi sebelum kita memulai syuting. Aku tidak mau kopi murahan. Aku ingin kopi dari kafe yang berada di pusat kota. Mereka menyajikan kopi ...."

Marcello tidak menyelesaikan kalimatnya ketika melihat wajah wanita di depannya. Rahangnya terbuka lebar.

"Ya, Tuhan! Kak Adelia! Apakah aku sedang bermimpi?"

Marcello melepas kacamata hitamnya dan masih terlihat ragu.

Kemudian, dia memeluk Adelia dengan penuh semangat.

"Kak Adelia? Kenapa kamu ada di sini? Apakah kamu bekerja di sini? Sejak kapan kamu bekerja di sini? Bukankah seharusnya kamu sedang berkeliling dunia?"

Adelia membelai kepala Marcello sambil tersenyum, "Marcel, sudah lama tidak berjumpa. Kamu ingin minum apa tadi?"

"Tidak ada! Aku tidak mengatakan apa-apa. Kakak mau minum apa? Aku akan membelikannya untukmu."

Semua orang di sekitar mereka terkejut karena tidak percaya.

Marcello yang selalu bersikap arogan tidak hanya memeluk Adelia, tetapi juga berbicara dengan sopan padanya. Dia bahkan membiarkan Adelia mengelus kepalanya dan ingin membelikannya minuman.

Apakah pria di depan mereka benar-benar Marcello atau ada yang menyamar sebagai dia?

Apa dia bersikap sangat hormat karena Adelia adalah tunangan Raivan? Akan tetapi, dia biasanya bersikap sombong di hadapan Raivan. Apa yang sedang terjadi?

Sebenarnya, Adelia dan Marcello telah bertemu dua tahun yang lalu.

Pada waktu itu, Marcello masih berusia 17 tahun. Dia sedang syuting di pedesaaan dan lokasinya tidak jauh dari rumah Adelia.

Beberapa orang preman menculiknya. Untungnya, Adelia menyelamatkannya secara kebetulan.

Kekaguman terpancar dari wajah Marcello ketika menyaksikan Adelia memukuli para penculik dengan mudah. Awalnya, dia mengira akan mati di tangan para penculik, tetapi Adelia datang untuk menyelamatkannya.

Kemudian, Adelia mengundang Marcello ke rumahnya. Marcello sangat terkejut karena rumah Adelia lebih besar dari kastil di Inggris. Ternyata, wanita muda itu bukan hanya baik hati, tetapi juga sangat kaya.

Di mata Marcello, Adelia adalah orang yang paling mengagumkan!

img
Konten
Bab 1 Keluarga Bertolius Bab 2 Memeluknya Sepanjang Malam Bab 3 Dasar Orang Kampung Bab 4 Paling Mengagumkan Bab 5 Aku dan Dia Bab 6 Uang Receh Bab 7 Apakah Identitasku Akan Terungkap
Bab 8 Tidak Ada yang Waras
Bab 9 Sulit Sekali Berkomunikasi
Bab 10 Baru Permulaan
Bab 11 Tugas Berat
Bab 12 Takut Gelap
Bab 13 Di Mana Dia
Bab 14 Angan-Angan
Bab 15 Sedikit Tidak Asing
Bab 16 Pengagum Raivan
Bab 17 Bersikap Adil
Bab 18 Pertanyaan Aneh
Bab 19 Cincin yang Dicuri
Bab 20 Rencana yang Sempurna
Bab 21 Dukungannya
Bab 22 Bukti yang Cukup
Bab 23 Meminta Maaf padaku
Bab 24 Kamu Bukan Tipeku
Bab 25 Melewati Batas
Bab 26 Bermesraan
Bab 27 Foto yang Aneh
Bab 28 Adelia, Terima Kasih
Bab 29 Helena Kalah
Bab 30 Meminta Maaf
Bab 31 Adelia Baru Saja Mengalahkannya
Bab 32 Ciuman Pertama
Bab 33 Sebuah Nama Panggilan
Bab 34 Ciuman
Bab 35 Kamu Adalah Gulali
Bab 36 Gulali
Bab 37 Pertemuan yang Tidak Biasa
Bab 38 Sedikit Terkejut
Bab 39 Pertunjukan yang Bagus Akan Dimulai
Bab 40 Pekerjaan yang Mustahil
Bab 41 Kamu Mengganti Gambar Desain Tersebut
Bab 42 Kebenaran
Bab 43 Kamu Dipecat
Bab 44 Siapa Adelia Sebenarnya
Bab 45 Adelia, Matilah Kamu!
Bab 46 Raivan Terluka
Bab 47 Sengaja Mempersulitnya
Bab 48 Suapi Aku
Bab 49 Membantumu Mandi
Bab 50 Adelia Tidak Menyentuhmu
Bab 51 Uang Itu Terlalu Sedikit
Bab 52 Adelia Tidak Menyukainya
Bab 53 Keputusan Akhir Ada di Tanganku
Bab 54 Bertemu dengan Teman Lama
Bab 55 Jangan Bersikap Kejam padaku
Bab 56 Tante Alira
Bab 57 Perasaan yang Tidak Pantas
Bab 58 Apa Kamu Sudah Selesai Menatapku
Bab 59 Bukankah Dia Adelia
Bab 60 Mengambil Foto
Bab 61 Apa Kamu Menguntitku
Bab 62 Ciuman Mendadak
Bab 63 Duta Merek
Bab 64 Rois Begitu Sempurna
Bab 65 Tidak Sebaik Rois
Bab 66 Apa yang Salah
Bab 67 Kecelakaan Ketika Syuting
Bab 68 Musuh dari Musuh Adalah Teman
Bab 69 Juru Masak yang Hebat
Bab 70 Itu Dilakukan dengan Sengaja
Bab 71 Bukti yang Kuat
Bab 72 Dia Menuai Apa yang Dia Tabur
Bab 73 Beri Aku Lima Menit
Bab 74 Kesempatan Sempurna
Bab 75 Mabuk
Bab 76 Babak 76 Aku Adalah Gulali
Bab 77 Pergilah ke Neraka
Bab 78 Seorang Pembunuh
Bab 79 Tuduhan Pembunuhan
Bab 80 Helena Adalah Gulali
Bab 81 Pembohong
Bab 82 Janji dengan Rois
Bab 83 Berkencan dengan Pria Lain
Bab 84 Kamu Cemburu
Bab 85 Tren Daring
Bab 86 Menutup Telinga
Bab 87 Nadia Sadar
Bab 88 Serangan Balik (Bagian Satu)
Bab 89 Serangan Balik (Bagian Dua)
Bab 90 Serangan Balik (Bagian Tiga)
Bab 91 Serangan Balik (Bagian Empat)
Bab 92 Raivan Adalah Pria yang Baik
Bab 93 Kehebatan Seksual
Bab 94 Ceritakan padaku tentang Gulali
Bab 95 Dia Mirip Gulali
Bab 96 Menjiplak
Bab 97 Makan Malam
Bab 98 Gulali Juga Takut Gelap
Bab 99 Dia Benar-Benar Memesona
Bab 100 Grup Bertolius Mencuri Karya Orang Lain
img
  /  5
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY