img Pernikahan Suami di Rumah Mertua  /  Bab 2 Wajah Itu Sangat Kubenci | 4.35%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Wajah Itu Sangat Kubenci

Jumlah Kata:1020    |    Dirilis Pada: 25/05/2023

megah, dia menangis dalam diam. Namun diingatnya kembali perkataan Hartono, dia pun menegaskan sekali lagi dalam ha

Pipinya yang basah sudah mengering, bahkan riasannya pun telah dia perbaiki.

seorang wanita yang suaranya terdeng

dapat mengendalikan diri. Sehingga ia bisa bersikap

ndangan sinis kepada Kemala, “hari

angat bergejolak. Namun ia tak akan membuang energi untuk membalas perkataannya.

sambil berkata, “cepat bungkuskan semua jenis makanan yang ad

ang membawakan kantong plastik berisi beberapa bungkus makanan, Kemala sama

snya, “kasihan sekali dia pasti belum pernah makan makanan seenak itu.” Wanita paruh baya itu sengaja menyindirnya, seme

alam,” pamit wanita yang dimintanya membungkuskan makanan untuk K

ya, bilang saja saya masih ada urusan

an diri. Semua kalimat yang dikatakannya hanya berisi kesombongan s

elum makan. Saya tidak punya pekerjaan.” Seorang tua re

iba. Kemudian disodorkannya bungkusan berisi makanan yang ada di salah sat

kacak pinggang. Dia merasa sangat marah dan kesal karena Kemala memberikan makanan yang d

limat yang tidak pantas dari lidah tajamnya, “Hey, nenek tua! Kalau mau makan kerja, jang

ala lirih, dilihatnya sosok tua yang te

nita iblis, tidak pernah bersimpati pada nasib orang lain. Bahkan dirinya selalu merasa lebih baik.

n seperti itu.” Masih berkacak pinggang, “kamu selalu tidak pernah menghargai pemberi

yang tak pantas atas apapun. Anda tidak berhak menghakimi atau menentukan siapa yang pan

amu lupa siapa aku,” sinisnya. “Dasar wanita pembawa sial!”

ya, paling benar sekaligus paling menyedihkan.” Wajah wanita itu merah pad

gka bahwa Kemala dapat membalas perkataannya. Sebab yang dia tahu Kemala hanya bisa diam

diri melangkah hingga menyelamati kedua mempelai dengan sikap tenangnya. Tak tampak kemarahan apalagi kesedihan pada wajahnya.

atinya, wanita bersanggul dengan kebaya berwarna hijau itu menjadi kagum walaup

nah membawa keberuntungan.” Berkali-kali wanita berkebaya it

ajah licik di hadapannya. “Aku tahu kamu terkejut, ternyata Kem

mat berbahagia, Ibu. Semoga kali ini menantumu tidak menjadi PEMBAWA SIAL.” Sambil tersenyum sinis lalu ia pun berkata lagi, “Oh ya, saya belum bercerai dengan putra kesayangan Ibu. Jadi saya masih istri sahnya. Ba

Kemala pergi meninggalkannya seorang diri. Amarah pun tak lagi mampu memerinta

r segera menceraikanmu. Dasar jalang pembawa sial!” m

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY