img Pernikahan Suami di Rumah Mertua  /  Bab 3 Kunjungan Tamu Istimewa | 6.52%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Kunjungan Tamu Istimewa

Jumlah Kata:1141    |    Dirilis Pada: 25/05/2023

ana serta mengutuki perbuatan Herdian. Namun itulah kenyataan yang harus dihadapinya sekarang. Suami yang dua bulan lam

nyesal atas semua yang terjadi antara dirinya dan Herdian. Mengapa dia tidak dapat mempelajar

” pekiknya dalam hati, sambil membuka le

ertama mereka. Di hari dan bulan yang sama, mereka melangsu

artono dengan mas kawin berupa...” kalimat akad yang dii

ana sak

AH

anak dari seorang pensiunan guru. Sementara Herdian yang nota bene adal

jagamu di sepanjang u

n kalimatnya karena Yana menat

emisahkan kita. Soal ibuku, kamu tidak perlu khawatir. Aku akan se

pipinya basah kuyup. Sedetik kemudian ia tersadar atas kekonyolannya. Kalimat yang diucapkan sang Ayah terngian

t dan pedih terasa menyayat hatinya. Dia bersenang-senang diatas penderitaan Kemala. Dengan susah payah ia menepis semua bayangan menjijikkan

__

ambil jam 8 pagi ya.”] sebuah pesan sin

nya untuk bangun. Sejak pukul 3 dini hari tadi selepas melakukan ibadah sepertiga malamnya, Kemala memulai aktiv

bil pukul 8 pagi. Sementara Kemala baru menyelesaikan 1 dari 2 buah chiffon cake nya semen

k mengambil. Tentu aktivitasnya tidak sampai disitu saja, dia akan melanjutkan p

aatkan waktu barang satu ja

rasa pusing. Setelah yakin telah mematikan kompor, dia pun segera tidur. Belum ada lima menit

Kemala, dia berjalan keluar dari kam

riaknya dari dalam

membawa serantang buah-buahan. Seketika rasa kantuknya hilang. Kem

sudah siap diambil pelanggan. Kemudian ia melirik ke dapur yang dipenuhi bahan-bahan

ting tulang untuk cari nafkah sendiri.” Dia membuka kotak kue di atas meja makan, lalu berkata, “Wow

a menahan tangan jahil Yana seraya berkata, “Ibu mertuaku sayang, jangan yang ini. Saya sudah siapkan yang jaaauh lebih enak daripada

angannya yang masih mencengkeram pergelangan tangan Yana. Setelah menu

kit pada pergelangan tangan mulusnya. “Lepas, Kemala! Atau saya akan

g lidahmu sebelum teriakanmu terdengar orang lain.” Kedua mata Ke

ALANG PEMBAWA SIAL!” dadanya kembali

lu berbisik di telinga Yana, “bukankah aku

engan nada dasarnya. Tetapi dengan kalimat yang menusuk dan mungkin ju

ah kau berniat menceritakan betapa hebatnya menantu barumu? Apakah putr

a mulutmu!”

a memperhatikan detail penampilan Yana dari ujung rambut sampai ujung kaki lalu kembali bersuara, “biasanya di usia seperti ini akan mudah ter

annya untuk menampar wajah mulus Kemala t

aku sedang mengandung anak dari putra kesayanganmu. Namun jangan berani-berani mengaku bahwa ini adalah cucum

Bukankah

u, tunggu saja cucu dari menantu barumu.” Kemala berdecak kesal, “Ish...jangan bilang kau ti

ang habis-habisan menelanjanginya dengan kalimat yang diucapkan lembut tapi terasa pedih di relung hatinya. Hingga ia berteka

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY