ngi sang putri. Sang ibu menceritakan semua maks
ngatakan apakah Zania bisa menerimanya atau tidak. Ap
mah kita minggu lalu," ujar sang ibu t
nya dengan Zania hingga ibu m
amu untuk putrany
bu dan bapak?" tanya Zania dengan nad oenuh
tau sendiri bagaimana Pak Abraham banyak m
mengatakan apapun. Dia tidak percaya jika kedua orang tuanya telah memutuskan
"Apakah kamu masih mendengar
mendengar omongan
ang minggu ini karena kamu dan Vee
embali
akan dijodohkan?" bati
ania," pang
alwa yamg terdenga
aik saja?" t
Bu. Zania akan pulang m
ak kamu dan mengatur pertemuan kamu den
engan sang putri, dia juga mencerit
an bapak menerima lamaran Pak Abraham tanpa harus mem
a tidak membuat kita menyes
ndang di desa kita ini, bapak yakin kalau Z
uanya saja, tapi kita tidak
i kedua orang tuanya. Kamu jangan terlalu mendengar omongan orang di luar
tau tentang Veer. Ibu tidak mau kit
tenang saja, semuanya akan berjaoan dengan baik. Jika ada pertengakaran dan masalah, itu sudah menjadi hal biasa dalam membina rumah
ingin menikah dengan orang yang mereka cintai dan menja
a kita, keputusan bapak akan tetap sama,"
Sayyidah hanya bisa berdo'a supaya sang putri
an har
, dia langsung menemui ibunya yang sedang
panggil
terlihat kaget dengan
sung memel
merindukan, Ib
erindukan kamu, Na
? Apakah ibu baik-bai
ik saja," ja
mendengarnya
bisa melihat sang putri ada di hadapannya. Meskipun pera
Zania, hingga ibu memeluk Za
i, kita bisa berkumpul se
a, melihat ibu bah
embali b
nia ketika dia tidak melihat
ang ibu. "Kenapa kamu kembali lebih cepat dari
yakan pada ibu dan juga bapak tentang p
menatap sang putri dengan
menjel
a Zania tidak terlalu yakin untuk mempertanyakan hal itu karena dia tidak ingin membuat ked
kan?" tanya sang ibu yang
atap kear
odohan Zania?
ntang alasan mengapa kami menerima lama
diam, dia tampak
er hanya untuk membayar hutang
sangat baik pada kita dan dia juga teman lama bapakmu. Mana mungkin bapak kamu bisa menolaknya, jika kamu menganggap ini hanya untuk membayar hutang budi. Maka
ak perlu meminta bapak untuk menolak permintaan mereka. Zania akan menur
bunya, Zania memutuskan untuk mene
p dihormati di desa Zania. Pak Abraham menjabat sebagai anggota DPR dari kampung Zalwa sedangk
ia duduk di bangku SMP, bahkan dari dulu Bu
njadi guru favorit di sekolah Zania. Termasuk Zania yang
a memilih untuk sekolah ke kota dan merantau seorang diri, kehidupan kota yang sudah di tempu
☆