img Perempuan Lain Di Pemakamanmu  /  Bab 4 Mas Raqib | 11.11%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Mas Raqib

Jumlah Kata:1050    |    Dirilis Pada: 06/08/2023

-ra

ri bu...” Suster Indah menunjukkan jalan, mengimbangi kaki tua in

tulkan bayangan diri. Anakan rambut yang keluar kupaksa menyelip di belak

. Aku tak sedang mencari simpati siapa-siapa. Sungguh rasanya saat

buruk masa lalu. Usah lagi dihadapkan pa

. Kenapa pula salah tingkah hanya karena mendengar

kan hati dan masa depanmu pada seorang pria?

buka lebar-lebar, cahaya dari luar dapat masuk dengan leluasa. Lalu berbelok ke kanan, langsung menemui pintu kay

tok

ebut dan suara dalam bers

seben

pasti ia akan menyuruh pegawainya sendiri yang masuk dan ia tak akan repot beranjak dari tempat duduk. Ah, men

alu kuterima walau aku merasa di depanmu

ku tak berani mendongak, ras

ya dengan suara ser

a baik-baik saja. Belum ada gurat lelah di sana. Aku tak kua

an barang Ibu Ayna ke kamar belia

nti ya Bu Ayna kalau mau ditemani?” Pamit Sus

gkat. Tak kuasa karena, aku pernah menolak dengan tegas perasaannya dulu karena kabar burung y

a bercerita. Aku tersanjung, dulu. Kupikir itu adalah bentuk perjuangannya dalam mem

ya? Maaf aku tak melayat kemarin... Walau begitu, aku turut ber

ni tak bergerak maju seolah terpaku di tempatku berdiri. Apakah pint

ntang program dan kegiatan yang kita jalankan di sini jika kau tertarik mengikuti. Tapi semua diserahkan kembali

lalu berlebihan. Dia hanya melakukan tuga

aman jika di kursi lobi

han seater dan dia memilih yang 1 seater agar aku bisa duduk di kursi yang lebih luas. Setelah aku duduk dengan nyaman, b

g dikatakan oleh sopir taksi online tadi bahwa tempat ini bisa menj

garan, tapi agar ada teman bercerita, tidak kesepian. Tapi itu juga aka

rima yang

uk menentukan pilihan. Tidak ada

ing padaku. Konsep yang sudah lama kulupakan, bahwa aku pun a

us sempurna karena ia yang tak suka hal-hal yang berantakan sembari membesarkan dua anak tanpa asisten. Sekolah anak di tempa

gin ia merajuk dan mendiamkanku berhari-hari. Ku iyakan saja walau saat itu pikiranku penuh karena masih tengah bulan tapi u

semuanya hanya mas Afnan. Aku tak punya suara. Dan kini, mend

u, “Eh tapi nanti kalau di tengah j

ambil melihat-lihat keadaan. Nanti kalau sudah nemu teman yang cocok, baru in

apa rasanya tak nyaman, tolonglah kita sama-sama s

mas Raqib lalu berdiri dan ingin men

ng di halaman belakang, di amphitheatre kita. Saya tak ingin kau tersesat lalu terlewat kare

masih mengingat hal

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY