img CALON MERTUAKU  /  Bab 2 2. Om Andi | 7.69%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 2. Om Andi

Jumlah Kata:1633    |    Dirilis Pada: 03/12/2023

ng menunggu kedatangan speed boat. Iya, satu-satunya alat transportasi menuju kampung Bang Angga. T

rjalan. Kupikir akan mabok laut ternyata tidak. Nakhkoda berhasil membawa speed sesuai

Teringat dengan pesan Om Andi agar tidak menerima sembarang makanan. Namun,

Pulau Sa

ngan alis hampir menyatu. S

Terpaksa aku berbohong. Aku malas menceritaka

itar mungkin satu jam. Nah, selesai kamu berkunjung pulang aja, Dek, pulang. Itu saran Ibu, sepertinya kamu orang kota. Kelihatan dari gayanya.” I

” Aku semaki

Pulau Sagu juga belum semua kena bantuan pemerintah. S

, Bu?” Aduh, kok, aku makin s

bang dengan isi perutn

ga percaya sama yang beginian. Namun, demi menjaga per

ahku akhirnya sampai juga. Dari dalam speed aku melihat ada pelabuhan dari kayu-kayu keras

a, Nak. Bahaya, tapi baiknya kamu pulang hari aja. Soalnya speed boat ke Pulau

, dan masih aja membuat masyarakat ketakutan. Please, hantu itu datang kalau kita ketaku

tu demi satu penumpang kembali ke desa mereka. Lalu hanya tinggal aku sendiri

tanya Abang berkulit hitam

, Ba

ari apa

h, nginap

ya bertaut sep

, Ba

ulau Sagu, ye. Jangan asal cakap dengan orang, jangan asal nak terime makanan. Lagi elok kalau a

asih.” Daripada dia

u lihat di sebuah papan kayu sederhana, bertuliskan ‘Selamat Datang di Desa P

enumpang?” Entah kena

Dik. Kalau Adik nak balik hari, Abang t

at hari.” Suara seorang laki-laki membuatku menoleh. Setelah mendengar ka

yang mengatakan aku calon mantu, tapi aku heran m

Diana,” ucap

yang aku tangkap. Kalau ini Om Andi yang berusia 60 tahun seper

da mobil kamu jumpa seperti di kota tempat kamu tinggal. Barang-barang biar Om bawa di depan,

seperti sorot mata Bang Angga. Kemudian

keluaran tahun lama. Setelah menempatkan tasku di depan, calon mert

Om?” Aku sudah

sa, itu pun jauh, Nora.” Eh, kenapa Om

ndah.” Aku berbicara agak keras karena

il dengan kata Nora. Terlihat lebih cantik dan anggun seperti bang

, astaga, kenapa denganku? Aku nggak boleh salah tuju

h-rumah kayu di atas, apa, sih, namanya, aku tidak terlalu paham. Mungkin sungai atau la

jalannya sendiri tidak terlalu bagus. Setiap kali berpapasan dengan warga desa yang sangat sunyi

kuburan Angga. Karena di sini kalau malam sangat gelap, beda dengan di ko

ya aja.” Aku agak tidak fam

sudah anjlok. Saya juga punya kebun sagu dan beberapa kebun lainnya. Rencana akan saya wariskan pada Angga d

Gaya lebih matang dan dewasa. Ada sosok yang bisa mengayomi seperti bosku di kantor. Tata bahasanya juga aku t

erhentikan motor di sebuah rumah kayu tingkat dua sangat besar, dan dibagian bawah seperti ad

rang mendominasi sekeliling rumah. Aku hanya bisa ber wow saja. Kalau di kota membangun rumah sebesar ini bisa habis milyaran.

mandi di dekat dapur. Dapur ada di belakang. Kamar saya sendiri sebelum dapur.” Om Andi lelaki berusi

at lemari aku melihat ada foto mereka berempat. Om Andi dengan istrinya, lalu Bang Angga dan Anton.

inggal sebelah matanya menangis, sebelahnya lagi mencari calon istri baru. Tanah kuburan masih

telinga. Jendela kayu di kamar Bang Angga terbanting dan membuatku semakin

a saat gelap gulita seperti ini aku teringat dengan hantu polong. Ah, t

perti melihat sebuah benda terbang melesat tiba-tiba begitu saja di depan mataku. Duh,

et. Untung saja itu suara Om Andi

darnya, Nora.” Om Andi menghidupkan

sih,

rtinya kedatanganku merepotkan lelaki berusia 60 tahun ini. Aku pun keluar.

erbuka kalau sudah senja, Nora.” Di

ya? Indah dikasih tahu gitu.”

gerikan daripada hantu. Manusia kalau sudah terjerat nafsu bisa berbuat ap

as. Astaga perasaan seperti apa ini.

samb

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY