img Bujang Kaya Jadi Budak Cinta  /  Bab 4 Part 4 | 5.56%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Part 4

Jumlah Kata:1669    |    Dirilis Pada: 23/12/2023

ang bawaannya kecuali kantong kertas berisi oleh-oleh di tangannya dan sling bagnya yang setia m

parkiran dan langsung memasuki taksi y

aat mendengar sahabatnya, Gisna p

aha menetralkan napasnya dan merapikan penampilannya. Nadira mengetuk pintu dan mengucap salam lalu masuk ke dalamnya. Ia menatap sekeliling dengan cepat. Di bagian kanan ruangan rawat Gisna terdapat dua sofa panjang yang tampak ter

anti ileran." Nadira menyerahkan bingkisa

?" Meta memandangnya

nya minta sama laki lo buat dibeliin. Gak malu apa punya laki kaya tapi kerjaan ngemis oleh-oleh mulu?" Sindir

man seorang pria yang membuatnya refleks berbalik. Disana,

lum kembali menoleh ke arah Gisna ya

ng lemah lembut seperti biasa. Sementara pria yang tadi

narnya merupakan pria tipe Nadira. Namun sikap genitnya itu sudah me

a. Dengan tinggi tubuhnya yang mencapai 170cm, Nadira masih harus men

na. Pria berdarah Indonesia-Turki yang sudah dengan kurang ajarnya meminta Gisna

api mau tak mau, Nadira pada akhirnya menyamakan Erhan dengan Lucas. Dan karena dia tidak

ya dengan senyum

Erhan salah tingkah. "K

Gisna. "Na, sepupu ipar kamu masih sehat?" sin

sekarang. Kamu mau tes apa? Paru-paru? Jantung? Otak? Atau

dengan Gisna. Namun Nadira mal

pu tertua Lucas—memperingatkan. Dialah satu-satunya pria di keluarga Levent yang Nadira anggap normal saat i

n kamu, loh. Kamu mau saya cut?" Ancamnya yang membuat Meta seketika terdiam dan menutup mulutnya. Pandangan Erhan kembali ke tertuju pada Nadira. "

i mengejek. "Maaf, aku gak minat." Jawabnya datar. Suara tawa dari

'suka', Sepupu." Tegur Adskhan. "Gak bisa lihat yang cantik, maunya main sosor aja. Jangan mau Nadira, di

." Desis

berbentuk persegi dan menyerahkannya dengan paksa pada tangan kanan Nadira. "Ini kartu nama

aneh.' Gumamnya dalam hati. Sementara kartu nama di tanga

pai akhirnya waktu menunjukkan pukul delapan

alasan pada keluarga Gisna kalau mereka ingin bernostalgia. Namun baik

Meta memandang sahabatnya yang tengah duduk

Kalo kamu nanya aku baik-baik aja, jawaban aku enggak, Ta. Aku gak baik-baik aja. Tapi kalo kamu nanya apa

i tempat tidur sahabatnya yang terbebas dari selang infu

aku memang sudah memprediksi semua ini akan terjadi. Salahku karena jatuh cinta p

nta. Dan patah hati adalah salah satu resiko yang me

aku selalu berdoa supaya kita berakhir dengan kisa

ari perasaan semacam itu. Kisah cinta yang berakhir bahagia itu memang ada, tapi ia rasa kemewahan itu bukan untuknya. Tidak ia semakin

siapapun. Semua makhluk berjenis kelamin pria adalah hal yang seharusnya hindari. Ya, kecuali mer

Meta mengalihkan Nadira dari lamunannya. Nadira mengangguk. Meta tidak salah dengan harapannya, Gisna juga

da binar keoptimisan di wajahnya. "Tidak sebelum bayi-bayi ini lahir

yang Gisna maksud

njadi jembatan atas penderitaan yang dialami sahabatnya ini. Seandainya saja dia tahu bahwa wanita itu mendekatinya karena sebuah rencana. Ia tidak

ni wanita itu. Tapi aku belum menyerah. Masih ada waktu sampai bayi-bayi ini lahir. Aku masih meminta kepada si pemilik hati untuk membalikkan

cul. Meskipun kemudian wanita itu tergugu dalam tangisannya, Nadira bahagia karena sahabatnya itu belum men

*

an jusru membuat tubuhnya berteriak tak nyaman. Ia dan Meta pada ak

cukup karena kemarin dia langsung melakukan penerbangan ke Jakarta berselang satu jam s

inta bantal dan tempat tidurnya sendiri. Dan dia adalah orang yang suka tidur dalam keheningan. Meskipun ia sering melakukan

endiri di atas tempat tidur dan benar-benar tidur tanpa gangguan. Tidak peduli jika itu menghabis

unitnya. Setahunya, unit itu kosong dan hendak disewakan saat ia akan p

unci mobilnya di atas meja bar dan langsung menuju kamar. Melepas pakaiannya dan melemparnya ke dalam keranjang cucian. Mandi cepat dengan air hangat adalah pilihannya. Dan tak sampai lima menit kem

i, I'm c

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY