img Surga Terakhir yang Hilang  /  Bab 4 Part 4 | 4.71%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Part 4

Jumlah Kata:1494    |    Dirilis Pada: 13/02/2024

a rikuh dan mulai jengah atas reaksi yang terjadi di bawah perut masing-masing. Sebenarnya bisa saja salah satunya mengalah da

ru air terjun yang mengiringi degub jantung keduanya yang saling bersusulan. I

l be... will be..., batin Ind

ngatupkan mata, membiarkan cahaya yang mengambil peranan dengan menyisakan jejak berkilat-kilat nan erotis di lekuk-lekuk tubuh belianya. Tanpa disadari bahkan oleh dirinya sendiri, Indira semakin terhanyut oleh arus birahin

onton, Indira seolah sengaja meraupkan buih ke payudaranya, dan mengusap-usap benda kenyal di dadanya dalam gerakan memutar, malah cenderung ke arah meremas karena diselingi gerakan memilin puting di sela-sela jari! Seolah disengaja

isa melihat lubang anal Indira yang mungil dan berwarna pink, serta bukit kewanitaan yang menggunduk tanpa bulu. Jari-jari lentik Indira bergerak dengan telaten membalurkan sabu

mengejan dengan ekspresi kesakitan ketika kewanitaannya mulai disusupi s

n diri, namun tindakan Indira membuatnya tak kuasa

awah permukaan air. Hal ini menimbulkan senyum sensual tersungging di bibir sang ga

ungkinkan Indira lebih jelas melihat kejantanan berurat yang sedang diremas-remasnya

tnya naik turun seiring gerakan tangannya yang kian cepat, mengurut-meremas batang berurat yang di ujungnya sudah dilelehi cairan precum

tutnya tak lagi mampu menopang berat tubuhnya. Remaja blasteran itu hanya bisa tersungkur di atas batu, menumpu pada kedua siku dalam posisi menungging, memamerkan l

a menyetubuhinya dalam posisi menungging, rambutnya dijambak dan payudara mungilnya diremas-remas kasar dari belakang. "Ava... sshhhhh... kontol

rada di ubun-ubun. Puncak Indira ditandai dengan semburan cairan cinta yang menyemprot kencang

UUUUNGGGHHH....

sekuat-kuatnya, dan otot-otot tubuh telanjangnya menggigil hebat dan mengejang tak terkendali. Pantat mungil remaja itu melejang-lejang disertai lelehan cairan yang tak henti menyembur, menyertai badai orgasmenya yang panjang nikmat. Hingga akh

n tertahan keluar dari kerongkokan Ava ketika puncak kenikmatannya datang bak ombak yang bergulung-gulung. Sesaat kemudian pantat berotot itu mengejang berkali-kali, diikuti c

hi lembah sungai yang beranjak terang. Tawa Ava terdengar menyertai. Sepertinya tak akan ada yang berkebe

hui permainan kecilnya ini, namun belum pernah ia merasa sehidup ini setelah kematian i

encubit pantat Ava, ketika mereka sama-s

uluan! Udah untung k

embasuh wajahnya yang mas

memang ka

il di hadapannya itu, tidak tega ra

k sama Kadek, ya..

ang jangan bi

mbil mengulurkan ke

ntap sambil mengaitkan k

ah semua yang terjadi sebelumnya. Ava dan Indira tak lagi rikuh saling menyembunyikan tubuh mereka yang tak tertutup sehela

ya. Indira bercerita bahwa dulu sewaktu kecil, ibunya selalu mengajaknya bermain di sini. Hanya di tempat ini Indira bisa menemukan suaka kecil, sebüȧh Paradiso di mana ia mas

hu, semenjak Ava tinggal di rumahnya, hidupnya menjadi lebih berwarna dengan kehadiran makhluk brewok itu, tapi

Ava sambil terkekeh-kekeh. "Enak, ya..." Indira be

ken

kayak Ava hehehe... ada nyebelinny

ar-benar pagi. Di tempat sepi itu cuma ada mereka berdua dan deru air terjun yang mengiringi degub jantung kedu

ratur dan monoton menjadi sebüȧh sistem yang serba chaos... namun juga... h

ak, bibir Ava hampir menyentuh bibirnya sa

" Indira te

nap

manya I

he.

tahu nama lengkapmu

k, co

ehe.... " Indira mengekeh jenaka, sambil melingkarkan lengannya di

engge

Vrak

i. "Mustava Ibrȧhï

atanya memicing ke arah Ava, tatapan yang tad

nap

uma brewokmu aja,

ah

yang Ava sendiri tak mengerti musababnya. Indira mengambil pȧkȧïȧn dan

gerti, ia hobi mengoleksi bokep dan tidak pernah bergabung dalam

lkan sepi dan resah yang menggelayut

sam

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY