img Surga Terakhir yang Hilang  /  Bab 5 Part 5 | 5.88%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Part 5

Jumlah Kata:1076    |    Dirilis Pada: 13/02/2024

uk menghalangi jatuh cahaya ke puluhan orang yang berlalu di bawahnya. Ava berjalan dengan takut-takut, menghindari akar gantung yang menjunta

ntuk menggantikan Pak De kerja bakti membersihkan areal Pura Dalem, yakni tempat peribadatan yang te

hingga menyisakan bade -sarkofagus wadah jenazah-, dan pelepah pisang yang tak habis terbakar, dibiarkan teronggok begitu saja di antara rerumputan yang meni

as sekali Ava tampak ragu-ragu membaurkan diri. Ava takut kejadian sep

seorang bapak-bapak yang mengena

ernyata para warga

ia tahu inggih di sini dan d

kata seorang lag

am =

gerti artinya, Kadek menjelaska

nya cuma Islam KTP. Ava agak takut, takut

partai itu berkata, "di sini orang Selam dengan o

Braya =

Raja Demak, juga para pedagang Muslim yang menjalin hubungan denga

akrab sambil bersih-bersih, samp

engayun-ayunkan arit tümpül-nya, butuh sedikit tena

ggak pernah nonton FTV aja!" Kadek sepertinya sengaja menggoda Ava, dengan menjelaskan bahwa perci

asal-asalan sehingga tak sedikitpun rumput itu terpotong.

k sendiri," kata Kadek bagai acuh tak acuh.

gan kerikil. Kadek men

ggi, nanti jatuhnya sakit

n Ava tak tahu persis apa. Semenjak ia menjejakkan kaki di Pulau Dewata, tak sedikit hal yang mengganggu perasaan Ava dan dirinya bahkan

Ava berdehem, "tentang kak

oknya jangan sekali-kali kamu ungkit-ungkit masalah kakak

nap

andangan mengawang, merunuti satu-persatu al

makaman tersebut, jatuh menjadi larik-larik cahaya yang merupa tirai bagi sebüȧh

= = = = =

ak De terdiri dari 4 orang. Pak De, Juli

diri keturunan bangsawan, seorang tuan tanah yang memiliki berhektar-hektar perkebunan cengkeh dan kopi. Oleh beliau, Pak De disekolahkan di The Art Institute of New York. Di sinila

; Affandi, Basuki Abdullah, sampai akhirnya Pak De dan Julia menetap di Ubud dan berguru pa

a menguasai teknik menggambar perspektif yang biasanya menjadi mata pelajaran SMA, bahkan mahasiswa seni rupa. Menginjak rema

kanvas menemani ibunya. Kadang masih mengenakan secarik selendang yang disampirkan di kėwȧnïtȧȧn, kadang malah tanpa büsȧnȧ sėhėlȧïpun, seperti la

kan di kancah seni rupa Indonesia, bahkan Mancanegara. Beliau mulai diundang sebagai pembicara dan pemateri di kampus-kampus menter

. Namun, mȧnüsia terkadang lupa. Kebahagian, kesedihan, hanyalah roda

l..." ujar Kadek getir, menutup ceritanya. "Aku juga sedih, Va... semen

takut-takut Ava bertanya.

r 2002," d

tanah air, pasti akan langsung mengetahui persis apa yang terjadi di pulau Dewata pada tanggal tersebut. Kemarahan Indi

sam

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY