n mengetahui kalau dialah yang telah menjebaknya. Dengan langkah ter
ona meringis mengusap selangkangannya yang mas
g pekerja hotel itu men
angan pegawai hotel itu. “Ya,
hotel itu membungkukkan badannya, merasa berat terhadap Dona. Dia
on pria misterius yang memintanya menjebak Ardan.
sa jadi pemberitaan publik. Ya ampun Dona kenapa kau bodoh sekali!” Dona merutuki dirinya sendiri d
lihat beberapa wartawan untuk mencari tahu kebenara
ideo?” salah satu wartawan ada yang meny
t Dona seger
para Wartawan berbondon
yang dikenakannya saat itu. Ia berlari sekuat mungkin untuk k
KL
a. “HUH!” Dona terengah-engah merasakan kelelahan akiba
ngalihkan pandangannya. Sontak
minta Ardan untuk diam, “Di depan
apan Madona, “Kenapa Wartawan mengejarmu? Apa ya
a telah menjebaknya. ‘Sial! Bagaimana ini? Tidak mungkin aku memberitahunya k
ekarang?’ batin Dona lagi dia
ran dengan sikap patung Dona saat ini. “Kamu kenapa Dona? Kenapa kau hanya diam
beritahunya kalau dia yang telah menjebaknya. “Kamu lihat Video permainan kita di ponselmu, kita telah membuat s
knya sebagai pengacara saat ini terancam. Ardan menatap penuh amarah pada Madona, lalu mencekiknya.
padaku kalau aku benar-benar tidak tahu,” suara Dona tersen
annya setelah Dona mengakui k
aya mengelus lehernya ia merasa lega kare
i Abdi untuk membantuny
... TU
nsel Ardan, sementara di seberang sana
sekarang! Aku harus pergi secepat mungkin d
mengirim helikopter untuk And
li menghubungi pihak hotel untuk mengusir
ya! Bodoh kenapa kalian membiarkan Orang-orang itu mengganggu ketenanga
n segera bersiap-siap mengenakan kemejanya.
r mereka, kita akan pergi melalui roftop hotel.”
siap, tidak ada pilihan lain untukn
ugas keamanan di hotel. Ardan lantas membuka pintu,
aling atas dari hotel itu. Ardan berjalan cepat mengayunkan langkahnya yang lebar. Sementara Madona meng
tawan itu pun telah sampai di lantai itu,
an seperti kehausan akan berita yang t
akin mendekat. “Cepatlah Jalang!” rutuk Ardan
nya susah!” Dona menimp
a turun kembali terpaksa untuk menggendong Ma
sepatu seperti ini?!” umpat Ar
ara nakal itu. “Hei! Jangan menatap wajahku seperti itu!” Ardan me
ri kejaran wartawan. Namun, tidak akan p
*
engacara milik Ardan. Di sanalah tempat perkumpula
r kau tidak ada hubungannya dengan Vid
Kita kan yang menjadi pemain utama dalam Video syur itu
di saat segenting ini bisa-bisa