img Janji  /  Bab 4 Bagian 4 | 10.53%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Bagian 4

Jumlah Kata:2192    |    Dirilis Pada: 24/04/2024

erita tentang temannya yang bernama mbak Dini. Padahal setahu Rat

berumur enam tahun itu membuang muka karena marah, ibunya tidak per

hela nafas

ahnya di mana?

nanti kalau mbak Dini

menj

Dini ke si

h bobok!" Seru Sita asal, di

gar cerita anaknya itu. Suaminya, Abdi, tid

l suka bicara sendiri! Kurasa Sita se

i, setelah itu dia tidur di tempatnya bermain! Bahkan pernah tidur di kamar mandi! Waktu aku

anak mereka. Dan hal itu membuatnya tidak terlalu berkonsentrasi bekerja

*

ni!" Kat

ja pulang segera

a,

am kejadian sema

i HP Ratna. Abdi melihat Sita terbangun da

Sini masuk, Mbak! Ibu s

, seperti memberi jalan sesuatu atau seseorang untuk masuk ke dalam kamarnya. Tirai je

engangk

yang ma

Mas!" Jawab R

i kamar yang gelap, dia berbicara sendiri dan nampak seperti sed

ti memeluk seseorang di depannya. Dia bergelung dan

lihat anaknya tidur sambil dipe

enangis

kan Sita, Mas!" Isak

enelfon seseorang. Setelah seles

ke pesantren ruq

*

ke ruang terapi ruqyah. Seorang anak perempuan keci

gsung mengejarnya. Dan me

Sapto masuk ke ruang terapi. Sang anak memperhatikan Sapto. Tiba-t

belakang. Dia tersenyum. Dia menjinjitkan kakinya untuk menyentuh dagu Sapto. Dia te

nya pelan, sea

ersenyu

saya Sapto. Anda siapa?)" Tanya Sapto kepa

papun atau siapapun isi di dalam tubuh anak ini bukanlah sesosok ma

lupa padaku?)" Tanya anak i

menela

yang mengaku kenal dirinya, tapi dia

Ndhuk? (Iya, aku lupa. Kamu

tu melotot

kowe! Kok, aku diceluk ndhuk! Aku iki embanmu! (Hush! Kok ndhuk! Aku itu dulu yang menemaninu kalau

ut mendengar semua ocehan jin itu. Tapi tetap saja dia

n ndara Kusumo ke dalam tubuhmu. Tanpa diajari

itu

mu setiap hari, lo! Masak kamu lupa?" Tany

aupun dia sebenarnya juga

i? Omahmu ning wit to? (Sekarang aku yang tanya. Kamu ngapain di

bapak sang anak, men

jawab Abdi. Sa

ada pohon besar at

menga

sebelumnya tidak pernah ada gangguan sama sekal

taawudz dan memb

men

ik gelem, lo, To! Aku manut karo mbok Rah! (Jangan, To! Jangan! Aku jangan diusir! Aku ikut kamu saja, ya! Seperti dulu! Kamu kuaja

o te

k Rah, to? (Kamu menurut sama mbok Rah karena

itu menggelen

duweke bapakmu! (Nggak, tuh! Aku buka

uhnya. Dia terdiam. Semua santri memperhat

pa

Sapto. Bapak? Bapaknya? Seumur hidupnya sampai

kku? Kamu jin punya bapakku?)" Tanya Sapto dengan ta

ia tersenyum lebar. Jin itu akan memanfaatkan saat krusial dia

kecil itu sambil melantunkan ayat ruqyah. Membuat Sita, sang gadis kecil,

mbiyen sing ngrumati kowe! (Bapakmu ndara Wardoyo Kusumo, To! Bapakmu ndara Kusum

umo. Seorang juragan yang sangat arogan pada masanya. Sapto ingat dengan jelas bagaimana merek

at oleh seorang janda tua bernama Ragil, dan bukan mbok Rah. Sapto tahu mbok Rah adalah seorang pelayan di rumah ndara

n dari belakang Sapto. Sapto mengangguk. Sapto mundur dengan lemas. Fahri segera

akan memberitahu semua rahasia Sapto ust

erus merapal ayat ruqyah d

hamil. Kemudian setelah melahirkan Dyah dibunuh ndara Kusumo tapi tidak mati. Dyah melarikan di

membunuhmu! Pindahlah rumahmu ke tempat yang jauh dari pemukiman manusia!" Kat

tu saja. Beberapa santri akhwat segera me

, apa yang

ters

to pendek, "Setua ini saya baru tahu bapak saya," bisik Sapto la

u tidak bisa berkata-

mberi saya petunjuk siapa b

sih meras

Sapto baik

angguk dan

. Insya Allah saya a

*

menj

bahagia. Akhirnya dia bisa pulang juga setelah sek

asa takut pulang ke desanya. Dia takut kejadian

n desa yang masih tandus dan berbatu. Masih sep

ia membelokkan motornya ke sebuah rumah kecil di ujung

t Wiwit yang berjalan ke arah pintu. Wanita itu tersenyum menyambut Wiwit, walaupun hati wanita it

(Kok, malam-malam, Wi

gup. Dia mencium t

ketahuan warga desa kal

bu ter

, Wit?" Tan

berpandangan. Lama-lama mereka sama-sama meneteska

yuwun ngapunten! (Wiwit minta maaf,

sujud sambil meminta ampun kepada sang ibu. Hati

h, Nak!" Bisik sang ibu lembu

afkanmu!" Bisik

*

rena siapa tahu dia bisa bertemu lagi dengan gadis cantik,

knya ustadz Fadli, menantu ustadz Irfan. Dia sek

ukup jauh. Bahkan sangat jauh. Tapi Bambang teringat Rasulullah dan

rapan itu seakan pupus lagi ketika mengetahui bahwa Annisa dan Fadli

undur saja. Dia tidak memiliki apa-

ecewa. Dia merasa sedih sepanjang ha

i har

Tintrim. Mendengar itu Bambang begitu bersemangat. Senyumnya terukir lebar. Sekarang di

di rumah tahfidz, yang juga adalah bibi da

h, Ustadz? (Sudah pernah bertemu A

ali pernah bertemu di pesan

isa mengajar hari Jumat sampai Ahad saj

a bantuan dari mbak Annisa," jawab Bambang, sa

a. Suaranya membuat jantung Bamban

ihat dulu dengan ustadzah Atikah, njih, ust. Moho

a Annisa. Padahal Atikah terbiasa bertemu dengan Bambang, mereka sering ngobrol juga dan Bamba

sepertinya mas Dimas ma

*

dak mengajar, dia hanya mengikuti dari depan dengan bebera

melihat

ketika masih kecil dulu. Waja

tu Bambang teringat berita yang menerpa sang pemilik wa

enyangkal tuduhan itu Wiwit dan keluarganya bahkan sampai melalukan sumpah pocong? Ta

ungkin sudah saatnya Bamb

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY