kaknya sendiri dengan sangat senang hati ia akan mencakar – cakar wajah A
maaf untuk Ningrum. Bukan masalah isi permintaan maaf yang membuatnya terus ingin menc
aaf. Mulai sekarang, aku
ia tulis hingga 50 halaman bolak balik. Dengan ukuran h
a harus mengucapkan seribu kali permintaa
ih belum bisa memaafkan perempuan itu. Kata – kata N
dua orang bersaudara ini. Ia juga tak ingin di semprot dengan ocehan Medina lagi, yang jelas sangat memben
" keluh Medina dengan wajah
lebih tua? Lebih dewasa dari mbak Ningrum?" Bukannya men
ya alasan kalik kak,
habis – habisnya. Itu maksud kamu?" tan
n Adam menamparnya telak.
mau mulai sekar
rs?" celetuk Medina asal dan set
keras kepala Medina. " Ya udah. Kalau gitu tulis kalim
kat wajahnya, menatap Adan dengan tat
ang lebih menarik aja," ucap Adam s
tu syarat." Medina tak mau kalah. Ia juga har
Ap
ambil. Aku nggak mau kakak mundur lagi, gara
rap cemas menanti keputusan Adam. Pikiran
ina kembali cerah. " Tapi-" lanjut Adam lagi sengaja menggantung kalimatn
k?" tanya Med
erima tawaran
a terlihat jelas di sana. Baru juga mau happy, malah di
k mau, kakak juga nggak aka
ungut Medina sambil membuang muka. Tiba –
kebaika
s berurusan dengan mbak Ningrum juga
grum punya niat baik bua
pi k
tu kamu buat raih mimpi kamu sendiri."
ut saja? Toh...ini bukan hanya tentang dirinya, tapi juga tentang Adam dan impiannya. Buka
aruh rasa sakit hati pada perempuan itu. Tidak baik
n di sana seakan tidak mau kalah den
imana mungkin ia bisa bekerja sama dengan
dulu ya kak," ucap M
" Kalau gitu, kakak j
!" kesal Me
ecil. Memang tidak ada yang bisa mengalahkan
*
dap – ngendap memasuki area kampus. Bukan karena ia takut tertangkap dosen karena ia telat atau me
am dengan di sertai nasehat panjang lebar, dan karena janji yang tercetus tadi malam, jadilah M
bu, terlihat kontras dan sangat cocok di kenakan Medina saat ini. Saking berbedanya penam
uruh perhatian anak – anak yang lain. Membuat Medina sangat ingin menjahit mulu
an Medina
ukang rusuh, j
khirnya Medin
k bersikap lebih baik, tentu dengan kerelaan hati yang paling dalam, ia akan memberi pelajaran
ggak lagi ngigaukan?" taanya Nina la
ua bola matanya ma
k." Nina berjalan mengitari Medina seperti tengah
yak gitu. Ini juga gue terpaksa
?"tanya Nina; m
ya mengang
las, biar nambah pahala." Ucap Nina dengan semringah. Seme
rhasil mengubah penampilan lo setelah bertahun
ampil kayak gini. Gerah, ribet tahu nggak,"gerut
." Pinta Nando yang
?" sinis Medina menahan diri untuk t
t kak Adam buat mengubah penampil
mendung. Tapi...kenapa hatinya terasa semakin panas. Seakan tak ada hal la
" Ucap Nando de
ngan kata – kata menyebalkan. Apalagi setelah kejadian Medina menolak pernyataan cintanya. Nando seakan ingin menjatuhkan mentalnya dengan r
ah menjadi sosok manis di mata Medina. Apa? Man
nnya, ia tak ingin semakin tenggel
ia tak ingin semakin dibuat salah t
usul langkah cepat Medina. Keduanya paham betul di situasi sepert
dina udah mulai berubah. Dan
?" Pertanyaan Nando langsung dihad
apa? Apa yang h
pura bego'
rang belaian di sekitar lo?" tanya Nando tanpa sedikitpun melirik pada Nin
memandanginya dengan tatapan liar saat ini. Minidress tanpa lengan yang ia kenakan tentu saja memancing perhatian pa
buat konsumsi vis
t memang, tapi kenapa justru itu lebih menyenangkan daripada
dangi Nando yang kini tela
wok, bisa lurus
*