ar, menciptakan pola hangat di atas meja marmer hitam yang dingin. Suasa
k telur dengan gerakan lembut, sesekali menambah garam dan merica. Suara gemericik yang muncul menenangkan. Dari sud
asakan kehadiran Ethan di sampingnya. "Morn
tanya Sweet. Ia tetap fokus pada wajan da
ah cantik Sweet yang natural tanpa polesan riasan. Se
uga." Ethan mengeluarkan komentar.
a mematikan api kompor dan memindahkan telur orak-ari
senyum termanis yang dimilikinya. "Hei ... pertanyaan kamu terlalu monoton. Gimana kalau kamu mencari ide
e
an meladeni kamu, Sweet Felicia. Kita lihat siapa
un di antara mereka. Namun, keheningan itu pecah ketika Swee
rasa dirugikan karena sampai sekarang kita belum ambil kontrak k
yum nakalnya tak luntur. "E
ra dan membuat suami laknatnya itu penasaran dengan apa yang ak
bersandar pada wastafel cuci piring. "Hanya saja apa?" tanyanya s
ku takut kau a
e
iba memucat. Dia kaget, seolah kata-kata Sweet sep
ak mengerti," tanyanya sambil
rsih berubah merah. "Lihat, deh, tampangmu itu, bikin ngaka
"Aku bukan badut, Sweet. En
ku cuma bercanda, kok. Lagian ... aku butuh hiburan, biar otak ku fre
benar-benar tahu rencanaku,' batin Ethan. Ia
i .
i cinta pertamamu. Aku bahkan belum sempat mengenal Laura Moore,' monolog Sweet. Ia menatap Ethan
h
dapur, lo. Kalau mau romant
ber suara. Serentak mereka berte
? Atau
Ethan cepat, berusaha
lian be
gak, kok, kami baik-baik saja," jawab mereka bers
membalas pelukan itu, melingkarkan tangannya di pinggang su
r!" ajak Ethan. Suaranya dibuat ce
aku masih mau menyiapkan sarapan." Senyumnya ta
rik sudah cukup, kok." Senyum Ethan melebar, seolah baru menemuk
Ethan saat melihat Sweet
, kan
an dapur, Mami yang lanjutkan." Lisa, mertuan
. Wajahnya bersin
pi
endong?" tanya Ethan. Dari nadanya
ah, deh! Aku bisa jalan sendiri, kok," jawabnya. Meri
Mami lagi." Sweet pamit, merasa tidak enak meni
ab Lisa sambil mengibas ke
umannya yang misterius. Tampangnya seolah berubah seratus de
encengkeram lengan Ethan. Entah kap
at kamu itu. Mami tidak suka melihat kamu melu
alas menatap mamin
pa yang bermain di dalam pikiran kamu
nyukai Sweet?" Ethan bertany
udah sayang sa
meninggal. Aku tidak pernah lupa!" desis Ethan. Suaranya penuh emosi. Ia tidak menya
an jawaban dan kebenaran, aku akan pergi tanpa harus kamu usir. Sekarang ini, yuklah, kita l
-tib
membuat jantung Sweet hampir copot. Sweet me