img Gairah Liar Perselingkuhan  /  Bab 4 Peringatan Mertua | 6.45%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Peringatan Mertua

Jumlah Kata:1693    |    Dirilis Pada: 17/12/2024

erusaha menunjukkan ekspresi tenang seolah tidak ada yang terjadi. Meski

melayang kembali ke saat pertama kali aku bertemu deng

harus kupelajari memenuhi mejaku. Saat itu aku menjabat sebagai Sales Development Represe

lku keras, memecah konsentr

gak dengar! Bos manggil ke ruangannya," katany

gi, Fi?" tanyaku

uan ke sana," balas

ruangan Pak Desmond, CEO perusahaan ini

ngar suara teg

a yang duduk santai di depan meja besar Pak Desmond. Dia sibuk dengan ponselnya, meman

ku. Dia anggun, dengan rambut hitam yang tergerai rapi. Gayanya menunjukkan kelas dan kemewahan

ap produk apa aja?" tanya Pa

VitaShield, ActiMax, dan NeuroPlus. Saya

atian ekstra. Saya nggak tahu apa yang salah dengan tim sebelumnya

coba maksimalkan," j

i Tanika. Anak tunggal saya. Dia baru saja pulang dari studi di Singapura. Say

ya mengangkat pandangan dari ponselnya dan

nggak tertarik sama farmasi," katany

Dia anaknya pintar, otaknya cepat nyerap. Umurnya juga cuma lebih tua

ulurkan tangan. "Kaind

tangannya. "Tanika Putri Wijaya," jawabnya si

temu dengan Tanika-wanita yang k

suara Pak Desmond me

rusaha mengendalikan diriku. "Kami nggak ribut kok.

uh tanya. "Kalau gitu, kenapa wajah kamu kayak pe

. Aku memang sengaja datang ke kantor pagi-pagi supaya b

jam namun penuh perhatian. "Hmm," gumamnya pelan. "Papa udah kenal kamu cukup lama,

a mempertahankan

an, meskipun kamu bukan anak kandung Papa, tapi Papa sayang

"Enggak ada apa-apa kok, Pa. Aku cuma kecapekan aja

amu minum-minum. Kenapa, ada masalah apa? Kalau ada, bil

erjalan lancar, tanpa celah yang bisa merusak reputasi keluarga atau bisnisnya. Selain itu, pernikahan ini juga menjadi pengikat

pa-apa, Pa. Kemarin ada yang kasih Hennessy, aku udah lama nggak minum itu. Ya, aku coba beberapa sh

ya. Papa tahu kamu nggak macam-macam. Tapi lain kali, kalau mau minum yang enak,

it lega. "Boleh tuh, Pa.

gan serius. "Ngomong-ngomong, gimana? Kamu masih betah di divisi BD

ggak jauh beda, kok. Lagian, menurutku posisi yang sekarang lebih pas buatku. Aku bisa lebih fokus me

guan. "Kamu ini memang beda, ya. Tapi Papa nggak pernah ragu sama ke

ih, Pa," ja

Aku bangkit dari kursi, siap untuk berpamitan. Tapi sebelum aku sempat

a, membuatku ber

gan jelas. "Papa mau ingetin, Papa nggak mau ada kejadian aneh-aneh di p

uk dengan tegas. "Saya mengerti,

enak sebelum mengangguk pel

dering. Dia melambaikan tangannya, isyarat aga

r. Ucapannya barusan seperti peringatan terselubung-halus, ta

n, tapi kata-kata Pak Desmond terus terngiang-ngiang

menjadi jingga gelap. Ketika aku melihat jam, angka digital di sudut laptop menunjukkan pukul 17.52

api tidak ada apapun darinya. Perutku mulai terasa lapar, membuatku berpikir untuk meme

. Penampilannya sudah rapi, jel

ng bisa saya bant

lang, ya?" tanyaku sam

au Pak Kai ada keperluan, saya bisa bantu kok

nasi. Lagi laper banget nih. Tapi kalau kamu udah ma

saya beliin. Pak Kai kaya sama siapa aja." Dia menepuk dadanya.

tku, lalu memberikannya padanya. "Kalau gitu, tolong beliin

!" jawabny

ruanganku terbuka lagi. Fiona muncul di sana dengan

melangkah masuk, menaruh kotak pizza itu di mejaku. "Tadi aku ada me

. Matanya bolak-balik memandangku dan Fiona. Ekspresin

saya. Kamu langsung pulang aja

uarkan uang seratus ribu yang tadi kube

ulang sana," kataku sambi

as membungkuk hormat seb

janya. "Kok tau aku belum pulang? Kalau ternyata aku udah pulang gimana? Tadi kamu

menyelipkan rambut panjangnya ke belakang telinga, gerakan kecil yang terlihat begitu diseng

il menunjuk ke luar jendela. "Lihat

n namun penuh niat, setiap gerakannya terasa seperti perencanaan yang cermat. "Iya, maaf deh," ucapnya dengan suara lembut, sep

a yang panjang dan hitam terurai, membingkai wajahnya yang cantik dengan sempurna. Tangan kanannya memegang kabel laptop, "Colokan d

itung, terencana, dan menggoda. Saat dia membungkuk, blusnya sedikit tertarik lagi, memperlihatkan belahan dadanya yang jelas disengaja. S

img

Konten

Bab 1 Prolog Bab 2 Malam yang Suram Bab 3 Senyuman Penghibur Bab 4 Peringatan Mertua Bab 5 Bukan Sekedar Laporan Bab 6 Aku Pengen Kamu
Bab 7 Masukin Kai
Bab 8 Belum Keluar
Bab 9 Hisapan Maut
Bab 10 Menjebol Pertahanan
Bab 11 Cinta Pertama Fiona
Bab 12 Isvara Sahabat Tanika
Bab 13 Lebih Dari Sekedar Lunch
Bab 14 Undangan Yang Menggoda
Bab 15 Apartemen Isvana
Bab 16 Godaan Maut Isvara
Bab 17 Siapa Pria Itu
Bab 18 Titik Balik Kaindra
Bab 19 Staff Penggoda
Bab 20 Tantangan Serenity
Bab 21 Terhanyut Gairah Fiona
Bab 22 Kenangan Itu
Bab 23 Pesan Aneh Tanika
Bab 24 Hasrat di Pagi itu
Bab 25 Narnia Asisten Pribadi Mertua
Bab 26 Apartemen Narnia
Bab 27 Ancaman Narnia
Bab 28 Nikmatnya Narnia
Bab 29 Permintaan Narnia
Bab 30 Dibawah Kendali Isvana
Bab 31 FFM Isvara & Rayna
Bab 32 Kepedihan Rayna
Bab 33 FFM Isvara & Rayna II
Bab 34 Kenyataan Pahit
Bab 35 Setengah Sadar
Bab 36 Bisikan Iblis Birahi
Bab 37 Sejumput Rahasia dan Tipu Daya
Bab 38 Lorong Waktu
Bab 39 Serpihan Masa Lalu
Bab 40 Janji di Bawah Bintang
Bab 41 Livia dan Kenangan Masa Lalu
Bab 42 Kejutan dari Livia
Bab 43 Kenangan Bersama Livia
Bab 44 Cinta yang Terhalang
Bab 45 Panti Asuhan
Bab 46 Mengupas Masa lalu
Bab 47 Gairah Yang Terpendam
Bab 48 Puncak Livia
Bab 49 Panggilan Mendadak
Bab 50 Kecanduan
Bab 51 Meeting Dadakan
Bab 52 Cekcok
Bab 53 Solusi
Bab 54 Kantor Mertua
Bab 55 Godaan Narnia
Bab 56 Bisikan Liar Serenity
Bab 57 Sahabat atau Musuh
Bab 58 Jari Sakti Kai
Bab 59 Puncak Gairah Serenity
Bab 60 Tantangan Serenity
Bab 61 Apartemen Serenity
Bab 62 Serenity First Time Squirt
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY