Freya. Tidak ada hotel, melainkan sebuah mansion megah yang menghadap langsung ke laguna biru. Pemanda
adalah pelayan pemilik mansion tersebut. Dengan senyum ramah, para pelayan memandu mereka menuju
hat dari dermaga. Sesekali, ia berdecak kagum, terutama s
inya," gumamnya tanpa sadar, lalu buru-buru menutup
egun melihat detailnya-ornamen pahatan yang rumit, pilar berpilin, dan lekuk bangunan yang elegan. Menunjukkan kemewahan luar bias
rutama di gereja atau bangunan pemerintah di San Marco. Tapi mansi
en dan Rob yang berjalan di depannya. Pelayan-pelayan mansion turut menemani mere
embangun tempat seperti ini?" pikir Freya dalam
ke pintu utama, Freya akhirnya mengumpulkan kebera
waktu," jawab
kaget Aideen hanya
aknya. "Ayo kita kembali." Terlihat ketegangan d
ita memasuki wilayah pribadi orang tanpa izin. Ini bukan tempat umum
dengan kekhawatiran Freya. "Ini mansion priba
skenario yang lebih aneh. "Tunggu! Jangan-jangan ini markas mafia? Apa kau membawaku ke
Freya sudah bersiap melarikan diri. Sebelum i
u mau menjual organku!" te
menangkap tangannya. Freya berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan
ng pelipis dan memijatnya pelan. Rob hanya terkikik geli, par
mengurusnya!" titah Aideen,
" desisnya kesal. "Gadis ini benar-benar menyebalkan!" gumamnya sambil menggerutu. Freya selal
mentara Aideen berusaha tetap sabar. Akhirnya, dengan sedikit
Pemandangannya memukau, dengan cahaya senja yang memantul di permukaan air. Freya d
ejarnya, menarik tangannya yang terus meronta, bahkan sampai membekap mulutnya yang berteriak tanpa henti. T
yang lebih cocok un
anya bisa menahan malu. Sementara itu, para pelayan tetap berdiri dengan wajah datar, meski mungkin di dalam h
an bersilang di dada, matanya menatap tajam ke arah A
ehat, biar kau bisa menjual organku mahal, kan?" tud
Aideen tak percaya. "Apa aku terlihat menakutka
u, Aideen." akhirnya
sebelahnya sambil menatap ponsel, hanya mendesah. "Kau be
terlihat sangat menggoda. "Boleh aku mencicipi
gan dari ponselnya. Dia sedikit kesal dengan kelakuan gadis ini,
anya berbinar. "Enak banget! Aku harus foto ini semua. Teman-temanku pasti ir
cet akibat berlari dengan heels tadi mulai terasa sakit. Ia men
nyanya, meng
, tapi Aideen menatapnya tajam. Akhirn
h kata. Freya menatap punggungnya dengan bingung, tapi ia kembali sibuk men
ra, ia duduk di depan Freya dan mulai mengobati luka di kakinya. Freya terpa
kan," gumam Aideen sambil me
b Freya pelan. Kali
Kau harus lebih berhati-hati. Jangan terlalu sering lari dari
ringan, dan interaksi sederhana itu membuat keduanya semakin dekat tanpa perlu banyak k
e Con