nya, sentuhan-sentuhan lembut ia berikan padaku, membuat aku sem
nya Mas Dimas untuk membuktikan kata-kata Mela tadi siang. Aku yak
u, maklum aku dan Mas Dimas baru saja menikah dan kami juga ta
melancarkan aksinya, menyentuh setiap bagian t
enyentuh bagian sensitif miliknya. Tapi sayangnya, s
." ucap
aku akan menyentuhnya. Ia langsung bangun dan seperti biasa meninggalkan aku
kamarku. Aku tak bisa lagi menahan diri. Aku harus menyelesaikan ini, sudah
i balkon rumah dan menyulut rokoknya sambil m
n berbagai alasan yang Mas berikan,
mu??!" seruku. Ia masih bergeming dan terus me
bawah celana Mas Dimas. Untuk
tak ada yang menonjol di sana seperti pada
terang, jadinya aku tak bisa melihat dengan jelas,
ku?" Tanya Mas Dimas dingin d
ri maksud kerlingan mataku ke
ungkin...
apa aku dengar. Aku ingin penjelas
u?" Ungkapku sambil menatapnya, Berhara
lah masalahku, 'dia' tidak bisa bangun, kamu puas??!!"
mencerna dengan apa yang baru saja aku dengar
ela, 'benda' Mas Dimas tidak bisa bangun, maksudnya dia memilik penyakit disfungs
isiknya yang atletis itu. Ekspektasi ku terl
ang tentu perkasa di ranjang, namun dugaank
um percaya dengan apa yang dengar. Aku yang terlalu bodoh a
rima..." Ucapku lirih, tak ter
pernah membicarakan ini sebelumnya pa
di ranjang. Aku benar-benar kecewa pada Mas Dimas. Jadi selama ini dia
hongi oleh suamiku sendiri. Bahkan dari keluarga M
gis. Bulan madu yang aku impikan di pulau Bali hanya jadi harapan palsu, a
Setelah sekian lama aku menangis di k
Inilah alasan aku tak mau menyentuhmu Nay. Karena ini," ucap Mas Dimas. Aku hanya diam dan
mun inilah kenyataannya, Mas mu ini seperti ini," ungka
aku mencintai mu, sungguh
sana. Hatiku benar-benar tak bisa menerima ini semua. Aku menelan saliva be
n berat namun aku harus mengatakan ini. Aku
*