dia melihat ke arahku. Karena dari
lku lagi, akhirn
kan itu Nay," jawabnya
dengan nada tinggi samb
ang tidak masuk akal, kenapa dia bilang tak siap punya anak, padahal ia bis
kenapa kamu tidak mau membicarakan hal ini denganku. Aneh kamu Mas,"
ke kamu sekarang, plis aku kasih a
kamu harus terbuka soal apa pun padaku. Apa kamu nggak cinta sama a
mu nggak cinta
kasih aku waktu dulu, aku benar benar belum siap
erlalu dan masuk ke kamar. Aku hanya bi
enapa dia belum siap? Apa Mas Dima
u yang terlalu terburu-buru menerima cinta Mas Dimas? S
~
r, aku dan kedua sahabatku Egi Mel
juga ternyata kenal baik dengan Mas Dimas katanya dia mengenal Mas
dapat suami ganteng dan romantis kay
alu. Ada satu kebanggaan tersendiri saat semua te
nggak? Gue jadi pengen nikah deh," ungk
h, malu tahu," ucapku sambil menun
rita dong gimana malam pertama kalian
ggal saat sedang pengen-pengennya," ungkapku tapi hanya dal
pada Mela jika sampai saat itu a
s itu, pamali tahu!" uca
pikir lebih baik aku menanyakan pada mereka apa yang terjadi
adaku. Katanya udah hampir dua Minggu jadi suaminya, dia belum sama sekali disentuh ole
ay?" Tanya Mela yang mula
eweknya, sampai sekarang tuh cewek masih perawan," un
nceritakan diriku
Nay?" tanya Mela lagi. Dari tadi Egi ha
eran Mel. Kok bi
Mela. Aku memukul lengan Mela karena tak enak pada
at," ungkap Mela. Aku menganggukkan kepala tanda mengert
ndiri kan Nay," ungkap Egi saat kami hen
ngg
unggu aku menjawab, ia pun berlalu masuk ke dalam
ng harus aku lakukan selanjutnya agar Mas Dimas ju
ak tahu soal itu, oh iya aku baru ingat, dia seperti mengatur jarak denganku saat di ranjang. Yah, benar makanya
anya sih tadi ke kantor. Tapi kenapa dia belum pulang juga. Dengan rasa gelisah ak
Mas," sapaku saat
Terdengar suara Mas D
sudah malam lho," ucap
tewe pulang sayang. Kamu mau
jawabku agak t
mau? Biar Mas belikan, Mama
udian aku memutus panggilan telepon
sekilas dan memberikan aku bunga mawar dan bungkusan uang berisi martabak manis. Tentu saja membuat aku ba
anya, dalam rangka
uma mau ngasih bunga aja ke istri a
agia. Mas Dimas memang pandai dalam menarik hatiku.Tak a
mengatakan," Kali aja Si Joni-nya nggak mau bangun Nay." Kata-kata itu terus terngiang di telingaku dan
harus ke Bali, Jum'at sore aku berangkat
agak kecewa. Baru saja sebentar jadi
berapa bagian yang harus diperbaiki, jadi Bos menyuruh aku untuk men
u ikut?" Tanyaku kem
ian bulan madu Ma
untuk main-main. Nanti kita cari waktu khu
cewa. Tentu saja mulutku ini langsung
imas jika sedang menatapku seperti itu. Ia mengecup bibirku mesra dan ciuman panas itu
*