img Hasrat Liar Istri Salihah  /  Bab 2 Bagian | 40.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Bagian

Jumlah Kata:1548    |    Dirilis Pada: 15/04/2025

santai di sekitar kompleks, mengajak Zidan, putraku yang baru berusia satu se

selalu berhasil menarik perhatian. Senyumnya yang polos dan wa

mau ke warung, selalu bereaksi sama saat melihat Zidan. Tersenyum, menyapa, bahkan ada yan

nget sih ka

ngan pemandangan ini. Tapi tetap saja, ada sesuatu yang han

ari baru menyapu pepohonan, dan suara kicau burung terdengar dari kejauhan. Zidan tampak bersemang

h dari gerbang taman kecil kompleks, soso

zah

un, penampilannya anggun dan bersih, dengan gaya bicara lembut tapi penuh percaya diri. I

h dua kali naik haji, aktif di pengajian ibu-ibu, dan karena

Dia juga sering mengajak aku gabung ke partainya, namun tidak pernah ku

kompleks, terutama Zidan, anakku. Hampir setiap kali anakku main di halaman

pai tertidur di pelukannya. Istriku tentu sangat senang. Bisa sedikit leluasa menyelesaikan pekerjaan rumah, atau sekadar isti

mi, Ustazah Naila melambai

angen kamu!" serunya riang, padahal

diangkatnya ke pelukan. Ustazah Naila menciumi pipi Zidan berkali-kali seperti mel

wa si ganteng lucu, jalan santai, lengkap banget deh

ang nyambut juga, Bu Ustaz

gini bisa-bisa orang-orang ngira kita pasangan muda loh. M

idak sepenuhnya bencanda. Karena aku juga menyadari, sejak beberapa bulan terakhir

ga yang lewat sering terlihat melirik. Ada yang tersenyum ramah, ada yang saling bisik-bisik sambil memandangi kami.

tak punya rasa cemburu. Bahkan saat aku pulang malam karena lembur, dia nyaris tak

iga. Tak ad

n buat aku aja?" Ustazah N

barter sama koleksi jilbab

h Mas Fadly, kadang aku mikir, Tuhan kok lucu ya, yang punya anak malah yang gak terla

terdengar ringan, tapi aku tahu betul, ada se

nambahkan, "Mas Fadly, kasih tutorialnya doong sama Ustad Hendri,

nggak dijual bebas, Bu Ustaz. Sekaran

Yaaa, kalau premium mah, yang

bku, sambil m

cak kepala Zidan. "Ya sudah deh, aku bawa dulu

u Ustazah?" tanya

anak juga," katanya sambil tertawa lebar, kemudian b

sering muncul dalam interaksi kami, namun entah kenapa, tetap saja terasa hangat. Kadang aku berpi

aan yang menenangkan. Tak ada gegap gempita pesta, tak ada denting gelas

a utuh. Bukan kemewahan yang sarat kepalsuan, bukan pula kemegahan yang membuat jar

esulitan hidup. Kadang tentang harga sembako, kadang tentang listrik yang tiba-tiba melonjak, kadang soal anak ya

k-anak yang bermain sepeda, dan sapaan hangat dari yang melinta

menuju rumah Ustazah Naila. Zidan dibajak sejak pagi, dan aku tahu, dia pasti sedang bahagia di sa

gsung terbuka. Ustazah Naila muncul dengan senyum le

bis deh masa pinjamannya," katanya s

ya anakku pulang dari

tertidur pulas di pangkuannya. Ustazah Naila tak langsung menyerahkan,

, pandangannya masih tertuju pada Zidan. "Kalau Zidan ja

imatnya seperti membawa sesuatu yang lebih

ak sih, kadang tuh ada orang yang kita kagumi diam-diam, bukan karena d

g. "Wah, itu kode keras atau cu

Mas Fadly aja... tapi aku

tu seolah jadi penyelamat, sekaligus pengalihan yang semp

ku sambil mengangkatnya pela

ma kasih ya Mas Fadly, sudah sering kasih 'izin' Zidan nemeninku. Rumah ini j

ngangguk, "Dengan mama dan papa

cantiknya Masya Allah. Serasi dengan suaminya. Beruntung Zidan punya mam

u justru yang paling berke

ku nangis kalau Zidan udah diam

ditambah seplastik jajanan yang aku yakin isinya kegemaran Zidan s

lu pribadi. Ustazah Naila adalah istri kedua, jadi aku rasa wajar jika suaminya jarang a

yaris tidak bertegur sapa. Kenyataanya, dia memang jarang bersosialisasi dengan warga sekitar. Tasya istri

etiap liburan ketika tidak ada acara. Hanya iseng tak sampai menghabiskan waktu

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY