img The Thread of Destiny  /  Bab 5 TTOD:five | 27.78%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 TTOD:five

Jumlah Kata:1157    |    Dirilis Pada: 22/10/2021

ahan yang Azalea bawa. Gadis ini lebih terbuka dan sedikit banyak bicara. Namun, tak urung dirinya merasakan kejanggalan dalam diri keponakannya. Mungkinkah setelah

ata paman Azalea dengan tatapan berbinar, berharap jika sang empu m

?" beo

rasa itu lebih keren dari panggilan paman," imbuhnya lagi dengan cengi

zalea merubah panggilannya--menggelikan. Bibirnya tersenyum dengan tangan

ari Azalea. Sepertinya keponakannya memang telah berubah menjadi wanita yang lebih banyak bicara sek

yang pelit untukku huhuhu," tuduh Altheda dengan kepala tertunduk hingga menyentuh dasboard depan mobil. Sesekal

epalanya tak percaya. Haa ... Sepertinya Arya harus menambahkan

i ..

i restoran terdek

capan Arya. Lagi-lagi Arya hanya terkekeh geli melihat tingkah Alth

iklah ..

. Itu jauh terden

Kota Jakarta--Kota kelahiran yang meninggalkan banyak kenangan buruk untuk Altheda. Kenangan yang hampir menghancurkan mentalnya. Terlalu banyak caci dan maki yang dia terima di

sering kali dimaki karena mengintip orang-orang belajar. Lalu bibi dan pamannya akan memukuli Altheda sampai babak belur, karena malu dengan sikap Altheda yang suka men

nya. Dia membantunya untuk lari dari Jakarta ke Singapura. Memberikan dirinya fasilitas, seperti sekolah, uang,

atnya. Alva membantunya untuk menemukan pekerjaan sampingan, dan dia membantu gadis itu untuk belajar. Hubungan timbal balik yang

di raga Azalea. Dan sekarang Altheda terpaksa menjalani hidup sebagai Azalea. Sampai nanti dirinya tahu akan keadaan

mendengus tak suka, Arya memanggilnya Lea dan bukan Ela. Ia belum terbiasa dipanggil dengan nama orang lain, namun

ana i

pa- ahh uncle." Ralat Arya cepat ketika dia hampir menyebutkan dirinya pama

inggang Azalea. Ia membimbing tubuh keponakannya dengan pelan. Arya tidak ingin membuat Azalea kelelahan, a

lebiha

a menjadi pusat perhatian dari seluruh pengunjung restoran. Namun, Arya seakan menulikan telinganya. Ia tidak p

lurus ke depan. Tak jauh dari tempatnya berdiri, ia melihat seorang gadis yang tidak ingin dilihatnya se

ukkan kepalanya. Arya tak menjawab, ia hanya diam.

pan tajam. Ia mengeratkan pegangannya dengan Arya. Seakan-akan meng

ini. Apalagi mendekatkan diri, tidak akan pernah! Tetapi dirinya juga tida

gatan?" tanyanya lagi dengan tata

ta, adik tirinya dan Azalea. Laki-laki itu bahkan tidak mempedulikan adik kand

nnya di pinggang Arya dengan lebih erat. Pemandangan yang ada didepannya ini sunggu

bih menyedihkan dari dirinya yang hidup sebatang kara. Dan yang lebih disayangkan,

anan. Lalu kembali melanjutkan ucapannya yang bernada sindiran, "Tapi sorry nih yah, gue benar-benar gak kenal sama lo. Wajar sih gue engga

amnya. Entah mengapa dirinya merasa tersindir dengan ucapan Azalea. Apalagi tiga hari y

o-

ang apa ka

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY