nuh dengan harapan kini terasa begitu kosong. Makanan yang ada di depannya hanya menjadi objek yang
an. Ia sudah mencoba bertahan, berusaha mengabaikan semua yang menggores luka, tetapi rasanya semakin sulit. Setiap d
embunyikan kini datang menyerang tanpa ampun. Ia duduk di tepi ranjang, menatap jendela yang terbu
ina tahu ia datang dari keluarga yang mapan dan kaya raya, namun ia tidak pernah menduga bahwa pernikahan mereka akan berjalan sep
dari dunia yang pernah ia kenal. Dunia yang dulu penuh dengan impian d
ang dilontarkan Rayhan beberapa hari yang
punya anak, Alina
memahami perasaannya. Ia ingin berbicara lebih jauh, menanyakan mengapa
. Tetapi, semakin ia berpikir, semakin ia merasa terperangkap dala
t hidupnya yang hampir hilang. Ia pergi ke taman kota, tempat yang dulu sering ia kunjungi saat pertama kali datang ke kota ini. Di sana, ia bisa merasakan angi
yang penuh dengan harapan. Alina tidak bisa mengabaikan rasa penasaran yang menyentuh hatinya. W
a itu menoleh dan tersenyum, mengungkapkan senyum yang penuh dengan ke
ini?" tanya Alina dengan su
yum lebih lebar,
pat ini, dengan wanita asing ini, ia merasa sejenak
kata wanita itu
sa sedikit lega berbicara denga
n. "Kamu terlihat seperti ada yang mengga
ada orang yang baru ditemui. Tapi, ada sesuatu dalam tatapan Sofya yang m
Rasanya semua hanya rutinitas, tak ada cinta, tak ada perhatian. Saya lelah..." su
ng terjebak dalam situasi yang sulit. Tapi, kamu punya hak untuk bahagia, Alina. Jika pernikahan itu tidak membuatmu bah
erapa lama ia mencoba bertahan hanya karena rasa tan
t jika saya melepaskan, saya akan kehilangan segalanya. Saya takut
tidak menyakiti orang lain, tapi tentang tidak menyakiti dirimu sendiri. Kam
kan dirinya untuk menjaga perasaan orang lain, terutama Rayhan. Tapi sekarang, se
seolah kata-kata itu bisa memba
utan kita dan mulai melihat bahwa kebahagiaan itu bukan sesuatu yang bi
uncul dalam hatinya. Mungkin inilah saatnya untuk memilih jalannya